img KhaRisma  /  Bab 3 Beban Hidup | 10.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 3 Beban Hidup

Jumlah Kata:1099    |    Dirilis Pada: 20/05/2022

ebuah kafe yang tampak ramai pengunjung. Lalu Risma masuk ke

baju warna kuning dengan bawahan jeans bir

idak terlambat," cicit Risma

suk ke dalam kafe, lalu dia melangkah m

berbaju kuning itu mengangka

n datang," balas wanita

iknya ke belakang, lalu dia

nku dan akan aku menawarkannya pada orang lain,

adi ada suatu hal yang t

ad

atap gadis yang sedang duduk di depannya. Gadis cantik d

mbilnya," ucap

luarkan sebuah kunci, lalu menaruhnya di atas meja berdekatan dengan gel

ran, "Biasanya ada beberapa k

napas mendengark

. Jika hanya karena kunci dipermasalahkan dan kau membatalkannya, oke ... aku aka

eletak di atas meja sebelum wanita paruh baya itu berubah pikiran dan menga

ersenyum puas dan menerim

menghitung uang yang ada di dalam.

nda transaksi telah berhasil. Risma membalas mena

a membalas uluran ta

nganmu, Ris." Nilawati beranjak dari d

di dalam genggamannya, lalu dia melihat sisa uang yang ada di dalam amp

Mama dan Papa. Ini sudah keputusan gue." Risma merenung sesaat. Memasukkan am

dan mulai sibuk memakai sepatu rodanya. Kembali dia menghela napas, men

lirihnya pelan. Risma menggelengkan kepalanya, "Tidak-tidak ... gue

ang yang berlalu-lalang di trotoar. Tentunya dengan memperhitungk

elesai, pasti akan datang masalah baru. Kita semua sejatinya manusia biasa. Kita bisa merasa senang, bisa juga berduka. Dalam hidup ini, kita juga bisa mengalami kebahagiaan a

nyak masalah. Masalah adalah pelangi yang mewarnai kehidupan kita semua. Hidup tanpa masalah adalah mustahil. Masalah akan selalu ada di manapun, kapanpun, dan besar ataupun kecil. H

masalah. Bukan masalah utang, tapi ini adalah masalah keluarga yang h

ksa. Baik lahir atau pun batin, tapi Kharis selalu bersabar dan terus b

at kamar kos yang dia tempati bersama dengan Bagus berantakan dan baunya sangat tidak enak

rapikannya, kok,"

ada gue juga yang merapikan dan me

apikan," timpal Bagus yang masi

uci, bukan malah disimpan s

ma gue empet lihat

dong. Lagi pula lu punya rumah kenapa

ar-benar langsung m

menyuruh gue pulang ke rumah. Lu ngusir gue?" bela Kharis. "Lagi p

merasa, ya suda

gue bakal ca

da, dari raut wajahnya terlihat sangat

n nada panjang dan melempar

a pulang ke rumah. Lu punya rumah kenapa

uat lu?" b

enak itu tinggal di ruma

kan? Terus kenapa lu sewa kamar kos

n nyewa kos, tidak seperti

pa suka sekali cari perkara sama gue?" Kharis

dan Bagus yang tinggal satu

abat dekat Kharis. Keributan bag

embali akur seperti semula. Dua sahabat yang benar-benar seperti anjin

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY