Perpisahan yang tak bisa dicegah. Terlambat? Ya, mungkin itu yang aku rasakan. Ketika aku mulai sadar, semua sudah terlambat. Menangis pun tidak akan mengubah semuanya, yang ada hanya rasa penyesalan. Kau hadir mewarnai hidupku, memberi arti tersendiri dalam hidupku. Mengajariku arti kesetiaan dan pengorbanan. Mengenalmu, membuatku merasakan rasa sakit, sedih, serta arti kebahagiaan. Jika aku bisa memutar waktu. Aku ingin memutarnya kembali dan aku ingin mengulanginya bersama denganmu.
"Sial!" Seorang pemuda menundukkan kepalanya, "Apa-apaan ini!" umpat seorang pemuda yang mendapatkan tubuhnya basah karena air yang baru turun dari atas. Bukan karena air hujan, tapi itu adalah air yang dibuang dari atas oleh seseorang yang baru saja selesai menjemur.
"Shit. Baju gue, basah." Kembali dia mengumpat. "Hari ini benar-benar hari sial buat gue," imbuhnya.
Kharis mengangkat kepala, menatap langit-langit. Pemuda itu sudah terbawa emosi.
"Woi ... jangan sembarangan membuang air bekas cucian dong," teriak Kharis.
Seorang laki-laki menyembulkan kepalanya dari atas.
"Opz ... sorry bro, gue tidak melihat lu di bawah sana. Lagi pula salah sendiri, kenapa lu berdiri di bawah situ?" teriaknya membalas.
"Eh, kenapa jadi lu yang nyolot!" teriak Kharis. Laki-laki tersebut menyembulkan kepalanya kembali. "Nah, lu sendiri sedang apa di situ? Kenapa pagi-pagi sudah nyempil di lorong?"
"Suka-suka gue lah," bentak Kharis.
"Eh, lu mau maling, ya?"
"Jaga mulut lu," gertak Kharis dengan mata melotot.
"Lah, kenapa jadi lu mendelik ke gue?" Terdiam sesaat. "Halah ... abaikan saja, tidak ada gunanya juga adu mulut yang tidak jelas."
"Eh, aturan lu harus minta maaf ke gue. Lu lihat nih, baju gue basah gara-gara lu!" teriaknya mendongak ke atas.
Namun, laki-laki tersebut telah masuk ke dalam rumah dan menutup pintunya. Kharis yang tidak terima akan hal itu, dia berteriak ngomel-ngomel tidak jelas. Tiba-tiba ....
"Woi, mulut lu bisa diam tidak?" bentak seorang Ibu yang mengacungkan wajan teflon pada Kharis. "Pagi-pagi sudah berisik. Kalau lu mau adu mulut, sana pergi ke lapangan."
"Santai dong, Bu. Ini juga gue mau pergi."
Kharis melangkah keluar dari gang sempit di antara dua rumah susun. Ya, pagi itu Kharis sudah berada di area rumah susun di pusat kota.
"Sial sekali gue pagi ini," gerutu Kharis melangkah sambil membersihkan bajunya.
Kharis Abhimanyu pemuda yang sedikit urakan, menganggap dirinya seperti Bos, dan terkenal plaboy. Pemuda dengan perawakan tinggi 175 cm ini terlihat begitu menawan di hadapan para kaum hawa.
Beralih ke tempat lain yang tak jauh dari lokasi Kharis berdiri. Seperti biasa, pagi itu adalah hari yang cerah. Meskipun tidak secerah hari kemarin, setidaknya tidak ada awan gelap yang menutupi paras indah sang raja langit.
Tampak seorang gadis sedang menganyuhkan sepatu rodanya di trotoar jalanan ibukota. Gadis cantik dengan lesung pipi yang menghiasi wajahnya menganyuh sepatu rodanya dengan kecepatan rata-rata. Sesekali dia melihat jam digital yang melingkar di tangan kirinya. Dia memang terlihat sangat terburu-buru. Namun, dia tetap ingat akan keselamatan dirinya.
Rismaura Khairani adalah nama gadis itu. Gadis berparas cantik, berlesung pipi, berambut hitam lurus panjang. Pagi itu terlihat sangat tergesa-gesa.
Berkali-kali dia melirik jam tangannya dan kembali menatap jalan di depannya. Risma sangat mahir memainkan sepatu rodanya, kedua kakinya begitu lincah.
"Semoga aku tidak terlambat," pikirnya. Dia merasakan detak jantungnya tidak menentu. Dalam pikirannya terlintas bagaimana jika dia telat sampai tempat tujuan.
Risma menepis pikiran negatif itu, dia terus mengayuh kakinya dengan cepat. Dia ingin segera sampai di tempat sebelum terlambat.
Risma terus mengayuh sepatu roda kesayangannya hadiah pemberian dari sang Nenek tercinta. Sepatu roda itu selalu menemani aktivitas Risma setiap hari. Gadis itu begitu lihai memainkan sepatu roda di kakinya. Dia meluncur dengan sangat indahnya di trotoar.
Pagi yang cerah, jalanan masih tampak lenggang. Namun, di sisi lain Risma benar-benar takut kalau dia sampai terlambat. Diliriknya kembali jam yang menempel di tangan kirinya.
"Sedikit lagi dan hampir sampai," ujar pelan dan masih fokus dengan mata menatap lurus ke depan. "Satu belokan lagi," sambungnya.
Namun, karena kelalaiannya terjadilah sebuah tabrakan yang tidak bisa dihindari oleh Risma.
BRUUKK!
Risma terjatuh di atas aspal. Gadis itu meringis kesakitan, tapi untung dia menggunakan pelindung di tubuhnya. Risma memang tidak pernah melupakan helm serta Deker Protector In line Sepatu Roda. Alhasil, Risma sama sekali tidak terluka.
Berbeda dengan pemuda yang ditabraknya. Dia tersungkur di atas aspal juga dan sepertinya dia sedikit terluka. Sudah bisa ditebak, pemuda itu langsung marah-marah tidak jelas.
"Hei, lu punya mata tidak sih? Lu harus tanggung jawab," pekik Kharis terlihat marah dengan mata melotot.
"Tanggung jawab apa?" balas Risma.
"Lu nabrak gue. Lihat nih!"Kharis menunjuk kulitnya yang terluka.
"Kenapa jadi gue yang disalahkan? Lu sendiri jalan pakai mata tidak?" Risma makin judes.
"Jelas-jelas lu yang nabrak gue sampai jatuh. Masih saja mau ngelak." Suara Kharis makin meninggi.
"Salah sendiri lu jalan di tengah-tengah. Hei ... orang kalau mau jalan itu di trotoar, bukan di tengah jalan. Apa karena jalanan sepi jadi lu jalan seenak jidat lu. Lu pikir ini jalan nenek moyang lu," bentak Risma.
"Sudah tahu salah malah nyolot!" Kharis makin naik pitam. Kharis menggulung lengan bajunya.
"Eh ... eh, lu mau apa?" teriak Risma sambil memasang kuda-kuda.
Namun, sebelum aksi itu terjadi, seseorang berteriak dan mengalihkan atensi mereka berdua.
"Woi bro!" teriak seseorang.
Kharis dan Risma menoleh ke arah datangnya suara tersebut.
"Di sini lu yang salah, bro. Cewek itu tidak bersalah. Kalau lu tidak percaya, itu ada CCTV," tunjuk pemuda tersebut. "Lu bisa memeriksa CCTV di sini biar lu percaya," imbuhnya.
Kharis mendongak ke atas melihat CCTV dengan lampu warna merah yang berkedip-kedip. Lalu dia mundur dan mengangkat tangannya.
"Okay," ucap Kharis. Kemudian tatapannya beralih pada Risma di depannya.
"Kali ini lu selamat. Lain kali jika kita bertemu lagi, gue akan membuat perhitungan dengan lu," ancam Kharis sambil menunjuk dengan jari telunjuknya.
"Whatever and I don't care!" Risma tersenyum mengejek, lalu dia menjulurkan lidahnya, dan memutar badannya. Setelah itu dia melesat meninggalkan Kharis yang sedang dalam keadaan dongkol.
"Huh ... dasar cewek sialan," seru Kharis menyepak angin di atas aspal. Mata Kharis terus menatap Risma yang mengayuh sepatu rodanya hingga hilang di belokan gang depan sana. "Kenapa hari ini gue sial terus?" gerutunya.
"Baju basah karena disiram orang yang tidak bertanggung jawab, dan ditabrak oleh cewek sialan," imbuh Kharis memegang jidatnya yang agak memar dan benjol.
Kharis melangkahkan kakinya kembali. Kali ini dia berjalan menyusuri trotoar dan tangannya masih memegangi keningnya, lalu beralih ke sikut.
"Sakit semua badan gue," rengek Kharis. "Sumpah ... kalau gue sampai ketemu dengan cewek itu lagi. Gue akan bantai habis si cewek sialan itu." Kharis menggerutu tidak jelas. "Agh ... benar-benar hari yang sangat sial!" umpatnya.
Kharis kembali menyepak sebuah batu kerikil berukuran lumayan yang ada di trotoar. Batu kecil yang dia sepak dan melayang mengenai sesuatu.
PYAAR!
Suara apa itu? Apakah Kharis akan mendapatkan masalah baru?
Warning 21+ mengandung adegan keras dan bahaya. Setting budaya barat. Selera global, harap bijak dalam membaca dan sesuaikan dengan umur. Keluarga Vallage mendapatkan warisan sebuah rumah di desa kecil di pelosok kota Nevada. Claire yang baru menyandang status janda membawa Bianca dan Lisa pindah ke rumah warisan tersebut. Namun, ternyata rumah itu membawa petaka buat keluarga Vallage. Sebuah teror menghampiri keluarga tersebut dan mengancam nyawa mereka. Bagaikan terperangkap di rumah warisan tersebut, mereka bertiga tidak bisa keluar dari rumah pembawa petaka. Bagaimanakah nasib mereka bertiga? Akankah mereka selamat atau nyawa mereka bertiga melayang?
Sebuah kecelakaan yang merenggut nyawa Tuan dan Nyonya Van Willem membuat sepasang Kakak Beradik menjadi Yatim Piatu. Mereka berdua dibesarkan oleh pengasuh kepercayaan keluarga Van Willem. Setelah dewasa sang kakak menjadi satu-satunya penerus keluarga Van Willem, sedangkan sang adik diterima kerja di sebuah perusahaan ternama. Jalan cerita bermula ketika sang adik dipertemukan dengan seorang CEO muda yang kaya dan terkenal memiliki banyak wanita. Ternyata CEO muda itu adalah atasan di mana Irish bekerja. Masalah datang saat para mantan pacar dari CEO muda itu bermunculan. Serta salah paham terjadi di antara dua CEO muda. Tak hanya sampai disitu, lika-liku yang mendebarkan terselip di dalam kisah ini, nyawa pun menjadi taruhannya.
Raina terlibat dengan seorang tokoh besar ketika dia mabuk suatu malam. Dia membutuhkan bantuan Felix sementara pria itu tertarik pada kecantikan mudanya. Dengan demikian, apa yang seharusnya menjadi hubungan satu malam berkembang menjadi sesuatu yang serius. Semuanya baik-baik saja sampai Raina menemukan bahwa hati Felix adalah milik wanita lain. Ketika cinta pertama Felix kembali, pria itu berhenti pulang, meninggalkan Raina sendirian selama beberapa malam. Dia bertahan dengan itu sampai dia menerima cek dan catatan perpisahan suatu hari. Bertentangan dengan bagaimana Felix mengharapkan dia bereaksi, Raina memiliki senyum di wajahnya saat dia mengucapkan selamat tinggal padanya. "Hubungan kita menyenangkan selama berlangsung, Felix. Semoga kita tidak pernah bertemu lagi. Semoga hidupmu menyenangkan." Namun, seperti sudah ditakdirkan, mereka bertemu lagi. Kali ini, Raina memiliki pria lain di sisinya. Mata Felix terbakar cemburu. Dia berkata, "Bagaimana kamu bisa melanjutkan? Kukira kamu hanya mencintaiku!" "Kata kunci, kukira!" Rena mengibaskan rambut ke belakang dan membalas, "Ada banyak pria di dunia ini, Felix. Selain itu, kamulah yang meminta putus. Sekarang, jika kamu ingin berkencan denganku, kamu harus mengantri." Keesokan harinya, Raina menerima peringatan dana masuk dalam jumlah yang besar dan sebuah cincin berlian. Felix muncul lagi, berlutut dengan satu kaki, dan berkata, "Bolehkah aku memotong antrean, Raina? Aku masih menginginkanmu."
Karin jatuh cinta pada Arya pada pandangan pertama, tetapi gagal menangkap hatinya bahkan setelah tiga tahun menikah. Ketika nyawanya dipertaruhkan, dia menangis di kuburan orang terkasihnya. Itu adalah pukulan terakhir. "Ayo bercerai, Arya." Karin berkembang pesat dalam kebebasan barunya, mendapatkan pengakuan internasional sebagai desainer. Ingatannya kembali, dan dia merebut kembali identitasnya yang sah sebagai pewaris kerajaan perhiasan, sambil merangkul peran barunya sebagai ibu dari bayi kembar yang cantik. Arya panik ketika pelamar yang bersemangat berduyun-duyun ke arah Karin. "Aku salah. Tolong biarkan aku melihat anak-anak kita!"
BERISI BANYAK ADEGAN HOT! Rey pemuda berusia 20 tahunan mulai merasakan nafsu birahinya naik ketika hadirnya ibu tiri. Ayahnya menikah dengan wanita kembar yang memiliki paras yang cantik dan tubuh yang molek. Disitulah Rey mencari kesempatan agar bisa menyalurkan hasratnya. Yuk ikuti cerita lengkapnya !!
Tania kembali ke Indonesia setelah 10 tahun Ia menetap di Malaysia. Tujuannya hanya satu yaitu ingin mencari cinta pertamanya yang ia temukan 10 tahun yang lalu. Laki-laki itu bernama Rian. Namun saat ia sampai di Indonesia, Ia mendapati kenyataan jika Rian yang selama ini ia cari tak mengenalnya sama sekali. Bahkan Tania sudah menunjukkan salah satu benda yang dulu Rian buatkan untuknya namun tetap Rian Tak mengenal benda tersebut. Sampai Tania bertemu dengan om dari Rian bernama Bian. Siapa sangka pertemuan Tania dengan Bian, membuka sebuah luka yang pernah membuat hidup Bian berantakan. Dan siapa yang menyangka juga ternyata Rian yang Tania cari, ternyata Bian yang berpura-pura menjadi Rian.
Setelah menghabiskan malam dengan orang asing, Bella hamil. Dia tidak tahu siapa ayah dari anak itu hingga akhirnya dia melahirkan bayi dalam keadaan meninggal Di bawah intrik ibu dan saudara perempuannya, Bella dikirim ke rumah sakit jiwa. Lima tahun kemudian, adik perempuannya akan menikah dengan Tuan Muda dari keluarga terkenal dikota itu. Rumor yang beredar Pada hari dia lahir, dokter mendiagnosisnya bahwa dia tidak akan hidup lebih dari dua puluh tahun. Ibunya tidak tahan melihat Adiknya menikah dengan orang seperti itu dan memikirkan Bella, yang masih dikurung di rumah sakit jiwa. Dalam semalam, Bella dibawa keluar dari rumah sakit untuk menggantikan Shella dalam pernikahannya. Saat itu, skema melawannya hanya berhasil karena kombinasi faktor yang aneh, menyebabkan dia menderita. Dia akan kembali pada mereka semua! Semua orang mengira bahwa tindakannya berasal dari mentalitas pecundang dan penyakit mental yang dia derita, tetapi sedikit yang mereka tahu bahwa pernikahan ini akan menjadi pijakan yang kuat untuknya seperti Mars yang menabrak Bumi! Memanfaatkan keterampilannya yang brilian dalam bidang seni pengobatan, Bella Setiap orang yang menghinanya memakan kata-kata mereka sendiri. Dalam sekejap mata, identitasnya mengejutkan dunia saat masing-masing dari mereka terungkap. Ternyata dia cukup berharga untuk menyaingi suatu negara! "Jangan Berharap aku akan menceraikanmu" Axelthon merobek surat perjanjian yang diberikan Bella malam itu. "Tenang Suamiku, Aku masih menyimpan Salinan nya" Diterbitkan di platform lain juga dengan judul berbeda.
Untuk membayar hutang, dia menggantikan pengantin wanita dan menikahi pria itu, iblis yang ditakuti dan dihormati semua orang. Sang wanita putus asa dan kehabisan pilihan. Sang pria kejam dan tidak sabaran. Pria itu mencicipi manisnya sang wanita, dan secara bertahap tunduk pada nafsu adiktif. Sebelum dia menyadarinya, dia sudah tidak dapat melepaskan diri dari wanita tersebut. Nafsu memicu kisah mereka, tetapi bagaimana cinta bersyarat ini akan berlanjut?