orang tua misterius melesat ke atas sec
k, ple
ghhk
hampir bersamaan dengan satu tendangan keras pada punggungnya. Tak ayal tubuh
s. Sementara di punggungnya ia merasakan seakan-akan menemp
h siput telinganya. La Mudu demikian geram mendengar tawa ejekan itu. Pelan-pelan ia mengerahkan dan mengumpulkan kembali tenaga dalamnya lalu dipusatkan pad
g sudah dianggapnya sebagai cucunya itu. Maka ketika La Mudu membalikkan tubuhnya sembari mengirimkan
uarr
raannya itu, tak ayal membuat tubuhnya kembali membentur pohon yang barusan dipeluknya dengan keras. Ia merasakan seluruh tubuhnya remuk redam. Andaikata dampak ledakan itu mengenai tubuh orang awam,
akit yang luar biasa. Naga-naganya ia benar-benar sudah payah. Karena untuk mengumpulkan kembali kekuatan tubuhnya dalam waktu yang a
hik hik
mm..
h barat, sembari megeluarkan tertawa kecil yang bernada mengejek. Di kedua belah tangannya terlihat menjinji
h!" teriak La Mudu, geram bercampur heran. Orang tua misteri
juga mau mandi, sudah tidak tahan lagi dengan bau
embuat La Mudu ka
...?? A
sahutan dari si kakek-kakek, yang membesarkannya sejak bayi itu, terdengar demikian dekat, bahkan seolah-olah mem
mengujiku..!" guman La Madu. Ia pun t
ang iy
Hmm
garuk kepalanya yang
erangan Dato
kah pula ad
mbali ke masa silam dari riway
lu ke enam belas
arganya adalah melaut, nelayan. Namun mereka juga bercocok tanam dan beternak kerbau, kuda, dan kambing. Lahan sabana dan persawahan yang luas dan subur yang berada di bela
hasil laut yang telah diolah menjadi dendeng atau teri-teri kecil. Tanaru juga dikenal sebagai penghasil mutiara yang bermutu tinggi, karena para pelautnya terkenal sangat mahir dalam hela menyelam dalam kedalaman laut untuk mencari kerang-kerang mutiara. Keadaa
lah mereka membangun biduk rumah tangganya sudah hampir sepuluh tahun. Dengan demikian, kelahiran anak kembar dampitnya ini merupakan suatu karunia yang amat besar dan membahagiakan bagi mereka. Juga,
sendiri mengirimkan utusan khususnya untuk memenuhi undangan sang galara yang terdiri dari beberapa petingginya yang terdiri dari para Dato dan Ncuhi. Karena demikian, ada berpuluh-puluh kerbau dan kambing yang dipotong, serta beragam atraksi pesta yang digelar. Berbagai atraksi atau hiburan diundang. Dan atr
g amat mengenaskan. Tanpa gelagat dan hawa sedikit pun, tiba-tiba La Afi Sangia, sang pemimpin gerombolan La Kala (Kelompo
eh La Afi Sangia dan ribuan anak buahnya. Jerit-jerit kematian menyayat hati menembus langit malam. Nyawa-nyawa
erdosa. Dan perintah itu dipatuhi oleh seluruh anak buahnya dengan baik dan tanpa perikemanusiaan. Mereka benar-benar tak ubahnya laksana para iblis yang amat ganas. Para manusia berseragam kebesaran merah-merah itu laksana segero
uh anak buahnya bergelak tawa dengan sangat pongahnya. Suara mereka sangat riu