ek
di dekat jendela kamar, menoleh
ku. Lalu dia duduk di sisi tempat tidur, di sebelah
sah, tidak boleh tidak di
utku, kembali melihat
ri tadi aku terus menatap ke arah langit bir
angit terus?" tanya Cheryl sam
tak berniat mem
u bisa melihat kalau
nya hotdog yang masu
," potongku dengan pandanga
tu artinya perutmu sudah kosong. Kamu
minum susu
hanya perlu sus
diatasnya terdapat dua mangkuk bubur ayam. Kelihatan
...." Cheryl men
sap air mata yang m
am untukku dan Finn karena kami berdua memang sangat menyukai bubur ayam buatan Cheryl. Citara
berisi bubur ayam itu dan memberikannya pada Cheryl. Lalu
elas di dalam ingatanku, bagaimana respons Finn saa
ubur ayam buatanku tidak enak. Eh, ternyata kalian ketagih
" sahutku asal. Tentu saja aku sedang berbohon
kannya cepat amat. Lapar
bubur ke dalam mulut dan
cantik," ujar Cheryl, ta
ak bubur la
an juga melihat ke arahku da
n. Aku masak bubur karena perutmu kosong." Cheryl menjawab lalu k
buatanmu j
ung di kulkas,"
n kita. Tolong, jangan masak makanan yang disukai oleh Finn!" Aku berkata dengan nada su
u dengan kedua tangan dan menangis tersedu-sedu. Sungguh
masih menikmati makanannya karena aku mendenga
a kemud
ggil Cher
engusap air mataku dan m
aksud mengingatkanmu pada Finn. Aku hanya m
terbawa emosi," sah
ah memegang mangkuk berisi bubu
uk. "Aku bis
ahkan mangkuk
ta tolong sesu
menga
siakan hal ini dari k
Cheryl m
ak ingin mereka minta aku pulang ke Indonesia. Aku masih in
*
nan
yibukkan diri di sebuah ruangan berukuran kecil yang masih
g ada di lantai satu sampai lantai tiga ini untuk mereka yang ingin mem
ak ada lantai empat. Hm, alasannya karena ada semacam mitos atau
isa aku kembangkan. Uang saku yang sengaja aku sisihkan untuk modal kerja, aku inve
sama dengan seorang teman baik di Indonesia untu
tiba-tiba saja aku tertarik dengan dunia
lnya lucu-lucu, tahan lama, bisa dimainkan dari generasi ke ge
ku akhirnya menyewa satu kanto
g aku miliki, yang akhirnya bis
awai bernama Yoan, yang bertugas untuk memproses pesa
am dinding di sisi ka
ereka sedikit, sebelum beranjak meningga
e
asanya aku selalu bergegas mengajak Erina makan siang bersama-sama. Tetapi
aku hadiri pemakamannya itu? Bagaimana kabar gadis yang terus menerus menangis itu
aku memikir
ng
ntuk memesan makanan, memilih untuk me
ijinkan aku untuk meminta maaf dengan c