pukul 07.00, Universitas
disi untuk menyelenggarakan OSPEK di luar area kampus, dan kini bumi perkemahan Wedian lah yang dipilih menjadi tempat diselenggarakan
emalaman agar bisa tiba lebih awal, dan sebagai penggantin
dalam golongan jenius, konon IQnya hampir menyentuh angka 180. Walaupun postur badannya
i rencankan dari semalam. Dengan sedikit mencari posisi ternyaman, lalu dia memejamkan matanya yang sudah begitu berat. Dengan
a ditepuk dengan kencang. "Setaann!" sontak Alan terkejut. Terbangunnya Alan secara ti
tiba duduk disampingnya. Alan yang kesal langsung menoleh kearahnya. Ternyata
sudah puluhan gunung yang berhasil dia daki termasuk gunung Jayawija. Memiliki postur tubuh atletis dengan tinggi 170 cm, berkulit
val. Alan pun semakin kesal, lalu ia langsung bangkit dari tempat duduknya."Bodo amat, minggir lu!" seru Alan, sambil mendorong Noval agar segera m
encing, gua ikut dong?," pinta Noval. Mendengar itu seketika Alan pun langsung bereaksi. Dengan menampilkan senyum yang menggoda, ditamba
ornya,"Najiiiissss!" seru Noval. "Cieee, kalian romantis banget sih? Bikin iri deh," terdengar ledek dari salah satu teman cowok mereka dengan nada gemulai. Alan dan Noval langs
u mengangguk dan menjawab,"baiklah." Mereka berdua bergegas menuju pintu belakang bus. D
kearahnya. "Astagfirullah Lan!" ucap Noval sambil bergegas menghampiri Alan untuk menolong. Para mahasiswa lain yang ada disek
ugup serta raut wajah yang panik sedang mengakui kesalahannya. Wajar kalau Alan samp
lan. Noval yang sudah didekat
n Lan!" tanya Noval d
tiga nih Val," tapi Alan malah menjawabnya
seriusan lu Lan?" Noval memastikan. Alan yang merasa risih langsung memberontak dengan sedikit dorongan, "apa
a udah mas enggak apa-apa kok," jawab Alan sambil menerima jabat tangan itu. Melihat perilaku Alan orang itu pun merasa lega karena dia tidak
utkan tujuannya ke toilet, lalu diikuti pembubaran
noir untuk kecing dengan saling membelakangi. Sambil menikmati
tika Noval langsung menoleh kearah Alan."Bagus masih idup lu, Hahaha"
pernah liat dimana?" tanya Alan sambil menyudahi kencingnya lalu merapikan celananya. Namun Noval masih ragu, "tapi gua lupa," jawab Noval, yang juga sambil menyelesaika
oval."OK,,," Alan mengiayakan. Karena khawatir
peserta mahasiswa/i baru, 20 an
s pun bergerak, dan langsung menuju ke bumi perkemah
ng bisa mereka lakukan. Ada yang PD untuk nyanyi diiringi gitar meskipun nada dan suara enggak pas, ada juga yang nekat stand up
opis, disertai dengan jajaran pegunungan menjadi sebuah perpaduan lukisan yang sangat indah untuk dipandang. Wajar jerita