an Sauda
tian
rt
atas ranjang rumah sakit. Belum sempat ia saling be
ya sebelum menghembus
ik Angel lirih. Matanya sembab, tubuhnya penuh luka cabik dan memar
yang letaknya cukup jauh dari rumah suaminya dengan jalan tertatih-tatih. Pahanya mengalir darah sega
dengan adik saya?" Angel melipat tangan di dadanya. Berharap m
, badannya juga memar, bagian pergelangan tangan seperti diikat berh
r penjelasan dari dokter itu."Katakan!" Ia tahu pasti terjadi s
enahan rasa sedih suaranya bergetar. Mengatakannya saja sangat sulit apalagi membayangkannya. Belum pernah menemukan pasien separah ini.
ah air. Namun, beberapa minggu di Indonesia Angel tak mendapatkan kabar dari adiknya. Tak ada yang tahu kalau Tiara m
Ia tak mau menghubungi polisi, yang ia inginkan adal
~
an ke
l melihat foto lelaki itu di aplikasi biru milik adiknya. Hujan turun
e mana saja kami mencari Anda," ucap lelaki itu. Ia terlihat khawati
namanya. Angel memilih diam. Pakaiannya ia buat sederhana karena Tiara adalah wanita
n Jerman-Indonesia membuka pint
menjadi Tiara. Terdengar suara isakan dan kerinduan terdalam. Lelaki itu
emeluk tubuhnya dan menatap manik Tiara dalam. Ia tak tahu siapa wanita yan
nita itu. Ia memakai dr
," usul Antoni. Tiara mengerti t
t, ia melayangkan tangan ke udara dan berakhir di pipi Tiara. Tiara menundu
*
sam