*
e anak Mbak, laporkan saja ke polisi," ucap Rian terus terang,
data-data laki-laki itu. Ternyata dia m
rcayaan yang dia anut. Ternyata Rian tak s
tapi bukan alamat kontrakan saya," uc
ting saya bisa memberi kabar k
pulpen untuk menulis alamat rumah ibu kontrak
HP saya sa
benda pipih yang disodorkan Rian.ahnya hanya karena aku tak sengaja menjatuhkan benda pipih m
on of pada samping kiri. Di layar dapat aku lihat foto Rian yang sed
cara bukanya? Sep
" ucap Rian mengambil
tu tak sengaja menyentuh jemari ta
mengembalikan b
mainkan benda mahal ini. Dulu aku pernah memilikinya, walaupun hanya
laki itu tersenyum. Aku tidak be
pulang dulu. Sekalian say
ip pesan saja pada ibu kontrakan, sementa
gat indah. Pasti memi
Rian. Maksudnya apa bicara seperti itu. Tida
tentu
, bukankah b
pan Rian. Dia bisa tahu sejauh
Kalau ada apa-apa Mbak bisa
embawa tas punggungnya. Kutatap punggungnya sampai hilang. Namun a
*
semenjak menyandang status janda. Dulu, aku pernah menden
angsung dituding. Salah-salah langkah pa
atif. Katanya ada janda yang rela menjual dirinya, baik itu lewat selingkuh den
keringat, dari pada harus menjual diri. Aga
mertua, dia menyumpahi bakal menjual kehormatan ini untuk menafkahi Laila
beri kekuatan dan kemudahan dal
apuh, walaupun kadang aku tak kuat. Namun, tetap terus berjuang demi La
terus pada Laila. Sudah seharian aku di rumah sakit, tanpa mem
*
saksikan beberapa dari burung itu bergelayut di tiang listri
menyetrikan baju-baju tetangga yang menitip cucian atau setrikaan. Selama setahun
akan dibolehkan membawa anak. Itulah yang membuatku memilih mengumpulkan
g, Bu. Minum o
ruangan ini. Dia tak lepas
eh tau berapa lama s
u menginginkan Ibu tetap dirawat dulu sampai kaki Ibu bisa digerakkan. Suami Ibu
k kencang. Bukan karena ada siraman cinta, mela
menggerakkan kaki Ibu. Tapi jangan d
i-laki itu hanyalah orang yang sudah menabrakku. Bicara tanpa bertanya sebel
ambu