*
cus jadi istri dan mantu dulunya," ucap Ibu mertua bica
tau dari mana saya tinggal di sini?" tanyaku setelah du
lkan nomor NIK-mu itu, kami bisa menemukan alamatmu yang baru. Satu lagi, kamu itu me
ke pengadilan silakan suruh anak Ibu yang mengu
ggak nyaman lama-lama di sini. Asal kamu tau saja, sebentar lagi Judid akan segera menikah dengan janda kaya beranak satu. Liha
ngundang, Ibu ke sini. Ibu saja yang datang,
amu bi
terima dengan kata-kataku. Wanita be
cepat mungkin kutangkis tangannya yang tak tau
ardik Ibu mertua. Dadanya naik t
esempatan ini segera aku manfaatkan. Kucengkram pergelangan tangannya d
Mas Judid hanya diam saja, mungkin dia masi
mpai di situ, Ibu mertua masih melawan, dia mengangkat kakinya hendak menendang pingg
pekik Ib
ang. Pantatnya yang lebar it
mulai panik. Segera Laila ber
Tanganku gemetar, rasa takut itu langsung muncu
ya tajam ke arah kakiku. Sudah kuduga, kak
akitan. Tak menyiakan waktu aku segera berdiri
harus membayar perb
gkahnya yang cepat, dia mendapat
k Pak RT, kakak d
lamnya. Kalau tidak entah apa
an, suaminya dan juga anakku, Laila
Laila berlari ke arahku, dari matanya dapat aku lihat bahwa putr
ta masuk dulu, kita selesaikan pertengk
i-laki berkumis tipis itu akan menyelesa
ik. Ibu mertua tak mampu lagi berucap sadis seperti sebel
an ini siapa?" t
saya datang baik-baik ke sini. Ibu saya padahal bersikap ramah padanya, hendak
jahat ke Ibuku. Nenek yang
ampai di situ, Laila juga men
nek dan ayah yang jahat,
punya otak nggak sih? Udah salah masih sa
saya yan
enghina Bu Rahma bahkan ingin mencelakainya. Ke tiga, Bapak justru ikut-ikutan hendak mencelakai, Bu
u Bapak tidak akan boleh lagi mas
h melakukan kesalahan. Tapi, tolon
, segera aku tanda tangani surat itu. Aku sudah tak ingin melihat wajah laki-la
n suamimu datang lagi, panggil ibu dulu,"
ang itu ambil saja untuk keperluan, Ibu.
ak RT, ibu kontrakan dan juga suaminya. Setelah mereka per
ak sendirian. Tiba-tiba aku jadi ingat kepada Rian, bahkan aku belum bi
sih bisa bert
! T
mat s
laki di luar sana. Si
ambu