eemasannya di atas kota metropolitan Lenmont, hutan beton r
ti setitik air mata raksasa yang dik
erti Sebuah cermin besar yang memantulkan sinar mentari. Burung-burung te
di tengah padang rumput seukuran enam lapangan sepa
atan yang indah, tiada duanya di Lenmont, bergerak lembut
n, dia
n dan sedikit mengernyit pada pel
Sarkon akan
alam bersikap, balas tersenyum dan menjawab dengan jujur,
angkat jari-jarinya. Lepuh baru telah terbentuk di atas kapalan lamanya. Tersenyum lemah, dia memir
alan di sepanjang lekukan lembut bah
umam nona mudanya pad
ona Maria. Tuan Sarkon aka
an itu tersenyum lebar. Senyum rahasia; menyiratkan perasaan kasih sayang y
kan kepakan jutaan kupu-kupu yang menunggu untuk meledak darisambil menggenggam busurnya dengan erat. Bukannya pria itu
dan tersenyum penuh kasih sayang seperti seorang kak
ria, tentang seseorang yang
kali mengungkapkan bahwa dia akan menikahi Sarkon, walin
pernah ditanggapi serius. Gadis-gadis seusianya selalu berkata ingin menikahi ayah merek
Sarkon bagaikan so
tidak berpi
uasa dan berbahaya kedua di seantero Lenmont itu, berubah menjad
ernah merah
terang-terangan dan sepenuh hati yang jelas dilihat semua orang di rumah. Dia mengimpikan balasan
ergema memenuhi ruangan dingin itu, membawa pelayan itu kembali ke
gguh. "Kau tahu dia akan kembali. Sesibuk apapun,
biru berkilauan di luar sana. Mereka mengin
h membanjiri
sempurna, rahang yang berbentuk dan k
tiba saja beruba
gnya belakangan ini. Ada yang berubah. D
an-jalan di taman selepas makan malam. Tiba-tiba saja,
am. Ayo cepat!" Dia berkicau dengan penuh
ak pertama kali mereka bertemu. Awalnya, Maria mena
sudah terbia
itu, dia meraih tangan Sarkon dan menariknya ke arah suara ombak
dia melihat sepatu kulit hitam mengkilap milik S
rambut ikal berwarna merah kecoklatan miliknya dan
jinggaan yang bersandar di cakrawala pada lautan yang berkilauan. Sambil meletakkan tanga
gat inda
idak men
eh ke kiri
a yang dia lihat sebagai pelindungnya, pria yang telah menyerbu mimpinya setiap malam,
ia melihat sesuatu yang belum pernah dia lihat sebelumnya di s
nnya menyadarkannya kembal
njawab sedingi
kon sudah
rkah?" Kemudian, matanya melihat ke bawah, dan dia tersentak ngeri,
ilnya dengan senyuman penu
hiasi dengan permadani mahal dan mahakarya seni serta patun
enunggu bantuan seperti biasanya, dia bergegas ke lemari pakaiannya da
a, Maria tersenyum pada Sophie melalui ba
mnya. "Ya, dia tidak akan bisa
erkikik
an, Nona. Saya akan
i pintu. Sophie perg
ubuhnya di tempat yang tepat. Maria melirik ke potongan leher V yan
ncul di c
pada bayangannya, "B
tahu. Bahunya terkulai, membujuk pela
? Apakah sesuatu terja
n kepalanya, "Dia b
sap dadanya
ang bersama seorang
siapa dia?" Maria merasakan campur
tidak mengatakan apapun kecuali bahwa Tuan Sarkon mengharapkan No
nya tidak percaya. Mu
at dari Sarkon. Selama sembilan tahun mereka hidup bersama, tidak p
rnah membawa tamu
annya deng
cul di dadanya. Mata zamrudnya melebar menatap lantai berkarpet
ya mitra bisnis
dan menghembuskannya perlahan. D
nyuruhnya pergi ke Sarkon dengan s
per
ona, ra
menuju pintu. "Paman Sarkon benar. Kita se
*
Maria secara naluria
dan tinggi badannya, dia mengin
alah. Pria-pria di semua sudut kota Lenmont mengikuti gaya setelannya dengan atasan pendek klasik dan gaya quiff keren, se
dari wanita
tentu saj
a itu aka