G CINTA
iaku menginjak 25 tahun. Tak kusangka sudah
uka. Patah, bangkit lalu patah lagi dan b
menyesaki telinga. Seolah tak ada kata lain yang
g belum berumah tangga, sementara gadis lain seusia itu sudah berana
k tiga itu. Barang kali mereka cocok. Kasihan dia. Hampir menginjak k
n malas mengurus suami. Makanya ng
teman masa kecilnya melamar.
digandrungi banyak wanita. Pastilah banyak wanita yang an
ya mau nunggu terus, entah sampai kapan
sengaja membuat moodku kembal
peksi. Terlalu jauh perbedaan dia dengan Arka. Meski dulu
lah, Arka itu bukan jodohmu.
mar aja, duda beranak dua itu kan suka sama kamu. Atau sama
ku aja udah hamil ketiga,
iak histeris pun percuma. Ibu-ibu itu memang terbiasa menghina.
pan-ucapan mereka sering kali menancapkan duri-duri duka. Meski aku sudah berusaha
u tanpa ada rasa bersalah sedikit pun. Tak ada lagi yang mereka takuti. Toh, aku
h. Cinta itu. Cinta saat masa kecil dulu, entah mengapa begitu t
sanya tak sanggup. Lagi dan lagi aku memilih mundur. Ada rasa bersala
h memiliki anak dan istri. Meski kini bergelar dud
baik kamu mau sama Pak Sunan. Hidupku bakalan mapan dan tenang. Jadi istri ketiga tak jadi soal, kan? Lag
u sama kamu. Kalian ng
cuma kasihan aja sama kamu, kalau makin patah hati. Takutnya kamu fr
dia mudah move on karena memang sudah berulang kali ganti pac
esetiaanku yang akan sia-sia belaka. Tentang pengorbananku hanya dipan
tahu diri, Kin. Atau jangan-jangan kamu sengaja sok setia sama Arka
emikian tega mengucapkan kata-kata pedas tiap kali bertatap muka. Seolah dia
uru, Yu?" tanyaku kemudian. Dia menatapku tajam
sudah setengah gila k
antara mereka. Ibu-ibu itu terbahak
sana, Kin. Udah nggak kawin, nganggur, mau makan
ku sudah dua tahun lamanya. Sebanyaj itukah tabungan ibu hingg
elakangan aku pun bekerja. Pekerjaan santai, tapi menghasilka
terakhir ibumu, Kin. Buruan
luan. Nggak apa-apa kan kalau perempuannya yang agresi
rangkali dengan kerja sama dia, kamu bisa jatuh cinta. Buk
mbali membendung air mata yang hampir luruh ke pipi. Be
daknya aku sudah berdoa setiap hari, berharap dijauhkan jika memang
, akhirnya kini dia pulang ke kampung halaman bersama anak dan ibu
g berbeda. Bahkan Tante Dina juga ikut mengantarkan
muanya. Termasuk alasan apa hingga saat ini kam
kku. Entah apa yang direncanakannya, tapi kemarin dia
n cinta. Aku tahu, dia pun masih menyimpan sejuta rasa. Hanya sa
engan ponsel di tangan. Bahkan saat sama
aku. Mama m
💕