alan. Chandra ya memang seperti itu, pria remaja ya
Chandra, terbilang bertolak belakang, Ara t
un, Chandra sama sekali tidak mengajaknya mengobro
a, mencebikan bibirnya karena sebal, C
" pangg
sudah menebak jika Ara ha
panggil
a sautan dari
nd
nnya. Dengan sengaja Ara sedikit men
Ara tepat di t
itt
mendadak sehingga mengeluarkan suara
tu, aku tidak tuli," kesal Chandra samb
ggil-panggil terus tapi Andra tidak m
ar, meman
anggil saja,"
k sambil mengge
ra memutar tubuhnya menghadap And
panggil
," kata Chandra memperingati, tet
juga suda
ah yang
nya Ara ingin mengaju
menaikkan sebelah alisnya, tidak mengerti
r Ara, apakah Ara tidak penting untuk Andra?" Akhirnya kata-kata
oh
Ara mencebikan bibirnya dan ke
menanyakan nya,
itu, kalau tidak Andra bisa
tuk apa aku menanyakan a
ah Chandra. "Andr
au bercerita mengenai banyak hal dan aktivitas yang sudah kamu lakukan, jadi aku su
ghubungi Andra, rasanya ada yang kurang s
eng pelan tanpa
tidak akan bisa berlangsung lama, Ara sudah kembal
katakan aku sudah tahu," ucap Andra yan
ngin ngomong apa
tentang sekolah bar
bisa Andra menebaknya dengan sangat mudah, apa di wajah Ar
Andra bi
a," jawab
dari
i wa
ri. "Jangan-jangan benar di
ibuk bercermin unt
ereka sudah masuk ke
nti!" kata A
ra menghentikan mobil
handra bicara, gadis itu
ana taman itu tidak pernah absen untuk Ara
iki banyak waktu jika ingin pergi ke sini," gumam
akhirnya turun dari mo
jungkit," ajak Ara yang sudah duduk
banyak anak kecil yang main," protes Andra. "Da
e sini, aku rindu dengan semua permainan yang ada di s
aik ke sisi satunya,
gkat jungkit saja membuat gadis itu terlihat gembira, padahal diusia remaja mereka, khususnya kaum wanita pasti akan paling
a-tiba Andra berdiri. "Sudah ayo pulang, pasti b
mangkuk putar, tidak memperdulikan wajah
tarin Ara don
angkuk yang terbuat dar
agi dong Dra, kamu belum m
memutar mangkuk p
a pusing, jangan ke
in kuat memutarnya. "Katanya ingin kenca
ndra Ara
yang tertawa dap
m juga tidak apa-apa asalakan jangan ajak aku, aku sudah besar bukan anak TK
guin Ara,"
pala pusing, dan karena itu ia berjala
u
ingis kesakitan samb
a Ara, menghela nafas. Ada-ada saja
lan mendekati Ara yang terduduk di
pa lag
ening Ara jadi kejedot, lagian Andra kenapa tadi put
ah, tapi kamu yang ceroboh," s
an bibirya, sebelah tangannya m
gi, Andra pergi
kepalaku tidak pusing lagi," gerutu Ara. "Aah tapi kenapa masih sakit
nya, ada seseorang yang mengulurka
uknya, Ara semakin merasa Andra pangeran impia
ku kan? jangan bilang karena terbentu
h ice cream yang bera
at di depan Ara, ia sedikit menyibakan kerudung yang dipakai oleh Ara, terlihat
ini s
engan
yeri untuk mengurangi lebam yang akan di tim
secara perlahan sa
kuan Andra membuatnya semak
kita pulang,
a menuju mobil, memastikan jika Ara ti
ra m
id
enak
ah maka
juga si jika harus berbagi pada orang lai
mbung