sangat tipis menggoda. Matanya bulat dengan manik mata cokelat muda, menyatu dengan warna pirang cokelat rambutnya. Dia mengenakan dress biru muda dengan
usir Peter d
metar. Sejujurnya, jiwa laki-laki Peter sedikit tertar
u uang, aku bisa memberimu sedikit, tapi pergilah," ucap Peter. Kemudian ia sadar
bat," sahut
ukan d
h perempuan itu
n yang terluka. Makanan mungkin bisa dibagi tapi obat-obatan sangat terbatas. Pend
ara Erdan," ucap Peter
tun
ak terdengar suara kayu yang terbanting, ia
suara peremp
engan meringis kesakitan. Matanya berkaca-kaca, dia tetap cantik meski wajahn
a?" ucap Peter den
r lebih panjang dan sedikit manja, at
aa
perti meminta obat untuk dirinya sendiri
tapi lukamu han
," sela per
akit, dari mana lukanya? Bagaimana mungkin seorang perempuan mudah mau menukar segala yang ia punya hanya demi sebuah obat yang
rey yang datang, syukur-syukur dia membawa meja untuk menulis itu. Jika tidak,
? Aku tak keberatan bila harus menunggu dan mendapat sisa darimu
disinggahi mayor itu dan pasukannya, mereka terkadang menjarah beberapa warga atau memperkosa beberapa wanita. Peter
pa pun menyentuhnya," ucap spon
yakan perbuatan tak bermoral y
menjadi masam. Ia tersenyum dengan
lembut dan tubuhnya terasa ringan. Perempuan itu sedikit m
kup keras. Saat itu pula perempuan itu menubruk dada Peter dengan pelan, tapi kepalanya m
n segara, perempuan itu sungguh wangi. Wajah mereka sangat dekat, tinggi perempuan itu tak lebih tinggi dari hidung Pet
aunya. Ia pikir wangi itu berasal dari bibir tipis atau mungkin dari pipi merona
u apel sema
sa lembut dan dingin, Peter terbayang buah apel yang segar. Andai perempuan itu adalah sebuah buah
r ciuman itu akan terasa seperti menggigit apel segar yang berair. Sayangnya, bibir itu terasa
kenyal, dan s
setetes air mata mengalir ke pipinya. Peter terbayang perbuatannya tadi sama buruknya
n itu tiba-tiba bergeser untuk menahan pintu agar tidak terbuka. Ia tak mengerti pada