luarga Lukito. Dia perlu segera menemukan Ryan. Dia ha
elnya dari dalam tas dan m
omor ponsel Ryan tapi dia belum pernah meneleponnya. "Percuma saja," piki
hirnya memutuskan sepertinya lebih ba
i tahu di mana Ryan berada sek
olden. Jennifer tidak ingin mengganggu urusan bisnis Ryan. Jennifer memilih untu
dua jam, klien
n tempat tersebut, Jennifer segera berdiri, dia b
kan kening sa
apan mata pria itu. Tapi Jennifer tidak
ukan untukmu?" Ryan be
ifer sedikit terangkat,
ngannya, tetapi ada hal penting yang harus disam
er harus berusaha mencobanya. Tidak mungkin dia hanya ber
icarakan di antara kita,"
ela napas dalam-dalam. Kemudian, dia menatap lan
g mengatakannya
idak salah dengar? Kenapa? Apa para pria kecil
terdengar jela
an pribadi Nona Jennifer dari Keluarga Lukit
limpah dan dia bisa memiliki s
n memberi Ryan sebuah senyuman yang menawan, "Aku sudah mencoba terlalu banyak
-jarinya yang lembut. Jennifer mendekatkan bibirnya yang berwarna merah ranu
ia sukai, jantungnya berdetak liar,
ng dalam hanya mema
itu malah ternsenyum semakin centil. Jennifer berbisik, "Oh,
ahan dari leher Ryan turun hingga ke dada pria itu. Dia me
Jennifer sungguh-sungguh d
as, tetapi dia tidak punya pilihan lagi. Bagai
nuh dengan keterkejutan dan kemarahan, tatapannya yang ding
kan giginya, Ryan menggenggam
ang lain. Ada banyak pria lain di luar sana yang berse
aksakan diri untuk tersenyum lebih lebar, "Kenapa? Apa ada yang salah dengan perkataanku
nganku, aku bisa membantumu mengambil alih kendali Keluarga Ganendra. Permintaan
hati mendengar kat
ibanding orang-orang yang melakukan hal itu. Kamu pikir siapa dirimu? Hah? Menikahi wanita sepertimu hanya akan menghancurkanku dan kelu
rkan aura dingin. Dia kemudian
lagi, dia mengangkat kepalanya dan menatap mata Ryan. Meski kata-kata Ryan sep
u. Kamu milikku." Jennifer menarik napas dalam-da
u tidak akan pernah menikahimu. Sekarang, pergi dari hadapanku! Memandang Keluarga Lukito, kali
ya menunjukkan bahwa Rya
asinya dan membuangnya ke tempat sampa
pakaian itu telah terkontaminasi olehnya. Bagaima
um dingin muncul di bibir Ryan. Ryan berbali
an tangannya erat-erat. Matanya menatap d
an ponselnya dan menghubungi sebuah nomor. "A
ebuah seringai muncul di bibir Jennifer
pasti akan