tetapi bukan berarti Kakek juga harus kehilangan akal sehat. Sudah sekarang istirahat saja
inga Melodi, "Jangan bicara
ama, sak
tor Kang Asep, itu mot
sambil mengusap telinganya yang
u bicara suka enggak pakai konse
ah merepotkan keluarga di sini
ersandar pada bantal. "Tidak apa-apa. Maaa
sangat berterimakasih kepad
ab Melodi yang dudu
ya. "Terimakasih ya, pasti tadi kamu
bih repot itu kalau Kakek ta
klat itu, tetapi beberapa saat kemudian i
ng ada
ra sudah menemukan sinarnya kembali, sangat berbed
lihat Kakek
saat menikmati klappertart buatanmu. Aroma kayumanis itu membuatku teringat Anjani. Seperti yang ka
ar membuat klappertart," pujinya dengan bangga s
eh kakek pinj
ngambil ponsel dari atas nakas dan
g, entah apa yang dibicarakan karena Mama menyuruh Melodi untu
ari luar. Melodi yang saat itu sedang mengerjaka
aya datang mau men
depan pintu. Melodi sedikit tengadah memandang lelaki itu. Matanya kem
ak si
tuk menjemput Bapak. Tolong
mput ternyata orang yang bermaksud jahat kepada Kakek Wira. Entahlah meski
ama Bapak, baru nanti sa
an matanya yang tajam. "Nona tolo
karenanya aku bertanggung jawab m
a dengan lelaki yang berada di depan pintu. Mereka kemudian berbicara
Kakek Wira, justru kami tadi ditelep
aya, ia masih merasa khawatir. Tiba-tiba Kakek Wira kel
sudah datan
akek Wira. "Kakek k
menga
rimakasih. Sampaikan salam pada mamamu, jangan bangunkan dia
i meng
ian mengikuti kedua lelaki yang telah men
nnya, rasanya berat juga
-
bangunkan Melodi, ia langsung men
Ma?" tanyanya
orang yang sedang diwaw
ucek matanya
orang sembarangan, lihat dia masuk televis
erpaku me
rumah kita, Mama paling takut ber
ita ternyata masih harus be
ng ada
ya, lalu mengambil sebuah benda kecil ber
Wira tertinggal