akukan? Kamu barusan
rahat, suara Azmi, suaminya te
rtua dan kedua adik iparnya yang mema
dekati suaminya hendak mengambil tas kerja lelaki itu, te
rusan cerita, dari tadi kamu disuruh bantu beresin rumah nggak mau, malah duduk-dudu
pernah menyukai kedatangannya sebagai menantu di rumah ini sejak a
tirahat sebentar karena aku capek banget. Aku malah belum makan dari pagi, padahal janin di perutku ini but
nnya percaya, Azmi justru berdecak sebal. Beg
r menantu gak punya sopan santun, mana mungkin Ibu tega berbuat seperti itu s
minta maaf dan kerjakan apa yang Ibu suruh! Jangan berhenti
, Mas
s suaminya dengan tajam lalu Azmi membalikkan punggung dan meninggalkannya diiringi tatap
ya tapi ia tahu itu percuma saja. Akhirnya setelah mengganjal perutnya dengan sisa kue di
*
diperintahkan sang mertua, Mia masuk ke dalam kamar.
laki itu jalan atau kongkow bersama teman-temannya di kedai kopi hingga larut malam. Tanpa pamit atau pun
ernah ia bayangkan ak
pun melamarnya. Semua terjadi begitu cepat. Azmi yang ia kenal sebagai laki-laki lembut dan penyabar membuat ia percaya menye
ng ternyata tak pernah menyetujui pernikahannya sejak awal. Tetapi karena kekerasan hati Azmi untuk meminangnya, mak
ak, Bu Rina memperlakukan Mia bak babu yang bisa disuruh-suruh dan diperintah seenaknya untuk melakukan apa
encintainya melainkan menikahinya hanya demi membalas sakit hati dan menjadikan dirinya pelarian setelah ditinggal menikah kek
laki itu. Saat ini dirinya sedang mengandung anak dari Azmi d
minya. Apa kata kedua orang tuanya nanti? Apalagi bapaknya memiliki riwayat penyakit jantu
ra ini sampai bayi yang dikandungnya lahir dan telah memiliki legalitas a
n pada suami, mertua dan keluarganya bahwa ia sebenarnya tidaklah selema