ucap Bu Rina mertuanya saat Mia baru saja duduk setelah sedari pagi berkutat dengan pekerjaan dapur, membantu Mbak Yem, tukang masak yang biasa di
an Mbak Sri, dua menantu yang lain serta dua adik iparnya
sudah sedari tadi duduk manis sambil menikmati hidangan yang susah payah Mia dan Mbak Yem siap
penglihatannya sehingga tidak lagi bisa melihat denga
Nasib. Baru saja istirahat sejenak hendak mencicip
masak. Mia lapar," sahut Mia sembari meraih potongan bolu pandan dan hendak menyuapkannya ke mulut, tetapi belum
h makan!" ketus ibu mertuanya
yesak di sudut hati Mia. Sesuatu yang membuat sudut
a-bedakan dengan menantunya yang lain. Dijadikan pembantu di rumah ini. Entah
ngisnya tumpah di situ, tetapi baru saja mel
ibu nyuruh apa? Beresin dulu rumah ini baru kamu bo
nya yang lain, diamini Mbak Sri yang tersenyum mengejek tanpa belas kasihan. Begitu pu
a berusaha menahan agar tak keluar di hadapan mertua dan iparnya
i semua yang ada di rumah ini. Bagaika
sinis, sementara pada dua menantunya yang lain,
rumah aja nangis! Diam atau ibu suruh Azmi ngasih pelajaran ke kamu?" ucap Bu Rina dengan mata membulat sempu
Jika Bu Rina menyuruh suaminya itu memberi pelajaran, pasti akan dilakukannya mes
n rumahnya tapi izinkan Mia istirahat sebent
mertuanya menyimpan semua makanan yang telah selesai dimasak dalam lemari yang l
erjakan lagi pekerjaan rumah yang belum selesa
nantu di rumah ini. Bedanya Mbak Dina dan Mbak Sri, memiliki rumah sendiri sebelum menikah sehingga saat sudah menikah, suami-suami m
ngajaknya tinggal, tetapi sepertinya tak begitu dengan pandangan ibu mertuanya.
ang ada di belakang dapur. Tadi, ia melihat masih ada beberapa potong kue s