ia pergi seperti ini. Ah, sial! Aku tidak henti-hentinya mengumpat. Segera kucari ponsel Nisa. Kuperiksa saja sekalian barangkali saja dia meninggalkan jejak di sana. Di mana ponselnya aku teru
punya teman dengan nama Indri. Tidak ada salahnya bukan, kalau aku mela
ebentar," ucapku, ini memang sudah larut malam a
ini dengan siapa ya?" Su
tahu keberadaan Nisa di mana?" Hening melanda, pe
? Masih ters
k, mau tan
k tahu di mana
urang t
k itu dengan istri saya? Ada perlu apa?" Lagi-lagi perempu
uan. Saya cuma mau curhat s
mengganggu waktunya, k
annya bukan kenapa dia malah terlihat tidak khawati
n di kamar Bapak, apa sama saya?" Su
h ya Bi karena istri saya yang perg
memang lagi ada perlu, ya sudah
Bi si
h lakunya akhir-akhir ini malah membuat emosiku. Semua berubah semenjak melahirkan Khalid. Sungguh aku seakan tak mengenal lagi Nisa. Sosoknya telah berubah
alaikum, N
ah, ada apa ya, tumbe
ar kalau Nisa ada di rumah. Kata
ama? Kenapa dia engga
gak usah nyusul ya. Besok Mama ke ruma
tu dong Mah Irw
ampur, tapi Nisa bilang
an bicara
Wan, hubungan kalian
temuin Nisa. Sekalian antar Khalid k
Wan, kas
nya Nisa ke
emput Khalid besok pagi,
lau begitu sa
lian, kalau ada masalah di selesaikan baik-baik. Ajak Nisa
-jelas anaknya yang salah, apa Nisa mengadu
sih nyam
Mah ma
t dia dari orok, jadi mama bisa tahu kalau anak mama punya masalah, tolong jaga Nisa ya Wan, mamah enggak tahu apa masalah kalian
ya sudah besok biar Nisa di sana dulu,
Khalid bagaiman
iin mamahnya, tapi sekarang
an bikin k
pa Irwan kan jug
wassalam
ummussal
dur di ranjang kami. Mengingat rewelnya dia tadi siang, rasanya aku benar-benar tak berguna jadi Ayahnya. Dia bahkan tak mau kugendong, jangan kan mau didiamkan yang ada tangisnya malah bertambah keras. Aku memang belum pernah menggendongnya sejak dia lahir. Berat badannya terlalu kecil tak seperti waktu Reina dan Raina yang berat badan dari l
nyakitin kamu." Kucium kening bayi kecil ini, dia sedikit me
Khalid menangis cukup keras, membua
apa lagi
g, diam ya sin
ini bukannya diam
lama terdengar pintu di ketuk dari luar, gegas kubuka pintu itu, rupanya
Khalid h
Bi, biasanya Khalid enggak
kin enggak sampai nangis begini, karena ibunya sigap kasih A
ukan maksud menyinggung tapi t
un seperti ini s
pasti kebangun terus P
nggak perna
benar-benar tak mendengar tangisan Khalid sama sekali, pantas saja lingkar matanya kian hari bertambah hitam. Kupikir setelah kuberikan ART untuk membantunya membersihkan rumah sudah cukup nyatanya dia masih saja keteteran,
g lagi, lebih baik kusambangi saja ke kamarnya. Baru juga ingin membawanya
dia langsung meraih Khalid dalam gendongannya, di timangnya pelan-pelan hingga tangisnya sedikit mereda, perempuan paruh baya itu pun mend
bajunya dig
biar saya a
ma sekali kugendong. Sesampainya di kamar segera kuambil baju ganti untuk Khalid tidak lupa dengan minyak telonnya, sesuai pesanan Bi Sumi. Namun, sepertinya ada yang aneh. Kenapa juga di tumpukkan baju Khalid seperti ada plastik? Karena pe