ak bunga mawar. Di tengah-tengah dia bentuk sedemikian rupa hingga terlihat seperti hati lalu di tengahnya ada sebuah kue ulang tahun. Seketika jantungku mendadak sakit ketika m
h payah mendekor kamar kami hingga tampak begitu indah. Di tengah rasa
aibnya di depan teman-temanku lalu kami menertawakannya tanpa merasa berdosa sedikit pun. Sekarang bagaimana bi
dari kehilangan?" tanya Nisa, sekali
pa
Meski enggak pernah mengungkapkannya secara langsung. Aku tahu hatimu telah lama berpaling. Entah di bagian mana namaku tersimpan atau jangan-jangan sekarang sudah terhapus seutuhnya?" Tidak menyangka dia akan mengatakan kalimat itu. Bukan salahnya lagi juga bukan salahku. Entah
snya ketika di rumah. Mengabaikan bau pesing yang sekali lagi menyeruak masuk mengganggu Indra penciuman. Aku tetap merengkuhnya, memb
padaku lagi seperti semula?" tanya Nisa seraya
ik
agi Nisa menahan sekuat tenaga hin
sti enggak m
ak, tidak tahu ha
ankan dan seleraku itu kampungan, kuno! Sam
rtunduk. Aku bisa tahu ada kesedihan yang mendalam di sana. Nisa bersandar pada dinding, sedang
lang tadi sore, di dep
an Fredi dan Haris yang tertawa di Cafe tadi sore melintas tanpa dapat kucegah. Tawa m
kang, melihat saat kami jadi ba
da lagi tangisan hanya bada
ng? Kita mungkin bi
aan Abang. Niatnya mau beli beberapa potong untuk dibawa pulang tetapi, di sana malah melihat orang yang begitu kami hormati menjadikan kami b
ang enggak tahu kala
dengan kehadiranku
seperti
isa menggenggamnya erat supa
enikah lagi?
ks merenggangkan tanganku. Namun,
patan Abang
depan dadaku. Nisa menatap N
nya lirih hampir s
bukan hal mudah baginya memberikan izin untuk menikah lagi tapi rasa ini tidak mampu lagi dicegah. Bukankah aku hanya laki-laki normal yang butuh asupan. Hidupku berantakan karen
mengizinka
dari pada melakukan sesuatu yang diharamk
untuk jadi istri dan sekarang kenapa mengat
t nantinya terjerumus dalam dosa. Bukannya Adik p
ami hal itulah yang Nisa katakan. Bisa kurasakan dari tangannya yang masih
kan sunah itu? Aku belum siap. Selamanya aku tidak akan siap." N
Dik
pi kamu malah mau menikah lagi hanya karena syahwatmu tak tuntas.
seseorang untuk masuk ke dalam rumah tanggaku hanya karena alasan
erti bagaimana l
um suci tapi ini sudah terlalu lama. Apakah melahirkan membuatnya trauma? Kurasa t
yang kamu minta sama saja merenggut kebahagiaan hidupku," kata
l, kalaupun kam
ntuk berpoligami? Lain kali tidak perlu minta izinku
ik
ang bagimu aku cuma orang asing 'kan? Yang
i bicara. Aku sedikit tersentak, sedangkan Nisa tidak bergeming sedikit pun. Untuk menenangkan diri dari keterkejutan. Kuhe