a dulu ya." beliau mendekat dan mengel
da setuju kerja sama dengan Wisnu untuk membuat konten menarik dengan memanipulasi pikira
u harus dengar dulu agar se
empar ponsel padanya. Layar depan sengaj
ari ketenaran dengan menipuku! Kau p
eakan-akan hilang ingatan. Membuatku percaya bahwa aku istrimu. Lalu, setelah kontenmu sukses kau akan pergi begitu saja dan mencar
i tipuan ini. Kukira Wisnu tulus melakukan semuanya untukku. Tahu semua tentangku bahkan samp
s. Aku gak peduli! Meskipun ia orang yang melahirka
unya orang yang kupercaya, juga
Lan? Sungguh karena semata ingin melindungimu."
agi aku terbahak. Ini
ku. Lalu, sekarang kalian bilang itu melindungi? Ini gak lucu!"
perti yang kamu pikir." Wisn
dan dengar penjelasannya. Setelah itu kamu bo
Abang!" hardikku sam
ndung hipnotis. Kini kutatap Bun
unda tanyakan di mana
jaringan lain lagi selain di laptop Bunda, buka
a menyeka air matanya sebentar.
mengatakan kebohongan apa lagi? Sekara
ahli yang dipinta Wisnu menanganimu," tuturnya
sakit mental?" sungguh, in
rumah sakit, kau hanya meminta Bunda membawakan beberapa bajumu untuk pergi ke seminar. Seakan tanpa mengingat apa pun ya
g hebat. Seketika pula dadaku seakan penuh sesak dengan duri. Air mata tiba-tiba mengembun begitu sa
Wi
enggulung lengan kemeja putihku. Gerah. Saat ini aku tengah menunggu Wul
membenciku karena
g mulai turun. Begitu juga dengan Wulan. Aku mulai mendeka
mengekor di belakang Wanita dengan rambut panjang tergerai i
lan tidak akan lagi marah padaku. Sungguh, sebenarnya aku masih
ika Wulan akan jatuh terjengkang. Untung saja aku dengan sigap menangkap tubuh rampingnya. Nam
ereaksi marah. Rasa syukur kugumamkan dalam hati. Tetapi, belum satu menit. Wanita dalam lenganku ini me
in berteriak. Tapi, denga
kan tas kamu," tuturku cepat. Ah, sebenarnya ini hany
embulatkan bola mata. Memutar leher hingga tang
a anak tunggal, "ucapnya
setidaknya kali ini aku memiliki waktu dan menyiapkan
suami sendiri ini, lupa?
mengamatiku dengan eks
. Abang udah kepanasan ini nunggu d
olosnya, Wulan
aja." Aku sedikit memaks
dengan keras. "Stop! Anda ja
ipu gimana?" Aku b
nda suami saya? KTP. Buku Nik
n dompet dari saku. Lalu,
ya mana?" to
Mana mungkin abang bawa-bawa." Kusentuh dahi
ah mundur
entur kah? Hilang ingatan ceritanya in
a bukan target yang layak! Saya bukan
enak. Apa Wulan
kebentur beneran ini?" Ku
. Aku hanya bisa melihat gerakan mulutnya,
jelasin dari tadi, kamunya malah berbelit-belit. Abang bingung sendiri. Kit
ir, aku kembali lagi menghampiri Wul
ke kantor dulu," terangku sa
melongo saat
irkan kondisi Wulan sekarang. Apa mungkin kejadian hari itu yang membuat Wula
as pada kemudi. Beberapa pengguna jalan terdengar mengumpat karena suara klak
an. Dan memastikan ia pul