erkejut, pria bertubuh tinggi yang meng
" Aku langsung bergelayut manj
Meski ia menurunkan tanganku dengan perlahan, sungguh it
enak sama sua
tahu aku sudah menikah? Bukankah seharusnya dia yang akan jadi
an." Pintaku sambil memelintir jari, kini rasa
Anggukn
h?" tanyaku. Aku masih berharap jawaba
k dan menarik napas panjang. Sementara aku, mena
dari dua tahun dan kau memutuskan untuk menikah den
uat kakiku lemas. Tubuhku luruh bagai hilang keseimba
amnesia dan sudah menikahi lela
Kali ini Rayyan mengajuk
nya dengan anggukan da
gi? Sakit yang bagaimana maksudnya? Aku
a juga menyaksikan kami dengan ekspresi yang sulit di
rang," pintaku pa
*
g ke sini!" teriakku pada Wisn
danya agar mengantarku ke rumah saja. Aku gak
da. Sekarang beliau sudah istirahat.
orokan. Kesal. Harusnya, jika benar ia suamiku, hal sepele begini saja pasti ia turuti. Bukannya menahanku terus-terusan
nginginkan Bunda. Aku mau mendengar
i tas. Jam digitalnya
sudah tidur
sebelum memeriksa sebuah pesan y
s dan seru. Coba nonton deh, katany
ntor dulu. Ia memang selalu mereko
nih? OT
anya. Berikutnya, kubuka
bali memijat layar ponsel,
pisode Vin.
h, meski agak beda alu
asn
keluar kamar. Perutku keroncongan, menagih jatah jika diaj
lah. Aku masih malas melihat wajahnya. Mie yang sudah ma
bagian. Ada satu judul lain yang membuatk
ikan kegiatan membaca dengan tangan gemetar. Hal yang terjadi pada kehidupanku seka
adaku hanya demi sebuah program tayangan? Ke
utnya pintu kam
matamu menghitam begitu. Lucu sepert
Apa kau terinspirasi dari komik itu Wisnu? Dan mulai memanipulasi kehidupanku sedemik
" Mungkin karena ekspr
ikut duduk di sampingku. "Kamu sedang
tanyaannya. Tapi malah
ng?" kuusahakan ekspresiku senormal mungki
ator di perusahaan kelua
ngka ini. Mereka sungguh mempermainkan hidupku rupanya. Bunda serta Ray
timur. Sudah kupintai Wisnu mengantarku ke rumah. Bunda yang
i sini ya," pinta Bunda
u mendesah pelan. Beberapa kali pertemuan mere
ti akting kalian itu akan berakhir. Aku
." Bunda menarik tanganku,
epadanya. Akan aku paksa Bunda menjelaskan s
, biar bunda siapkan sayur dan ayamnya. Kita masak sup ayam saja, le
Rayyan." Aku langsung
sahut beliau sambil mengeluar
n ketemu sama di
ri Bunda. Aku gak memperk
gan nada panjang. Berharap ia ak
ngkat. Seakan tak mendeng
gak? Kapan
nikah kayaknya," sahut bunda sambi
enyeba
ad itu hanya mengangkat bahu sert
ebus ya. Bunda mau ke WC bentar. Mules." titahnya
semudah yang kubayangkan. Beliau
p mulut. Agar semua yang merek
et dan mengambil panci sesuai perintah bunda. Namun, saat hendak
sangat memalukan. Kancing yang hi
ar Bunda. Setelah memungut kancing yan
di sofa ruang tengah. Jadi, gak akan ada yang tahu aku memasuki kamar. Ini
saat sebuah laptop yang masih menyal
tangan. Kakiku lemas dan gak mampu menahan
u. Aku sudah melihat buktinya. Laptop di kamar Bunda menunjuk
annya. Mereka mengawasiku dengan kamera pengawas yang terhubung dengan Bunda. Suda
da dan Wisnu masuk bersamaan dan mereka te
amarah yang sudah di ubun-u
tertangkap ba