ang kesederhanaan, soto selalu
sepi. Banyak bangku kosong. Neta tak pernah makan di sini, ia tak tahu baga
masam, ia yakin langsung sakit perut set
t, bangunan yang menyedihkan. Mungkin diam-diam ia bisa k
isi segelas besar. Dan meminumnya, rasany
a berusaha tersenyum tapi rasanya sulit. Wanita itu menunduk ke bawah, hanya lantai kasar yang tidak disemen rapi. Perut
duanya. Ada ceker, jeroan, toge, kol. Neta sebenarnya ingi
al yang sudah dibelah dua dan memeraskan di mangkok s
asa seperti dejavu, pernah berada di situasi seperti ini sebelumnya. Dengan Darris yang berada
amu kembali
sopan?" tanya Neta sarkas. Darris tertawa. Wanita itu mend
embuat Neta ingin mencubit semua kulit Darris sampai mema
eker ini. Diam-diam Neta memperhatikan bagaimana Darris makan ceker. Tapi bukannya fokus pada cara makan, wanita itu langsung fokus pada rupa mantann
a tahi lalat di bawah dagu yang menambah kesan manis. Mata hitam kecoklatan yang suka menyipit seperti bulan sabit ketika tersenyum selaras dengan lesung pipi
tidak bersama. Mungkin kalian bisa bercanda bersama tapi tak bisa saling memiliki. Neta menggeleng lagi, kenapa ia harus memikirkan sejauh itu
�🍯🍯🍯🍯
tu berbaring di atas kasurnya luas. Ia menunggu detik-detik toiletnya te
atnya bisa tenggelem karena terlalu empuk dan begitu lembut membu
ganti jadwal atau fokus ke satu tugas terlebih dahulu. Neta kerja tidak digaji, baiklah ia s
asisten rumah dan menyiapkan segala kebutuhan masker dan j
ta yang sudah berumur yang mungkin per
sebentar lagi ia akan meledak di toiletnya karena Darris juga memberinya challenge makan samb
orang yang hidupnya tanpa aturan. Kok bisa mereka hidup kelewat santai begitu? Padahal dengan aturan, hidup menjadi tertata dan juga menjadi orang yang dispilin. Dari kecil Neta selalu ditekankan jika orang disiplin adalah orang yang sukses. Neta belum bi