OX
di lokasi proyek sama klien," t
h? Kerja kok ada istirahatnya, kayak kerja
eng, sama saja istirahat
-makan? Jangan-jangan kamu nggak lagi sama k
a rumah makan, meetingnya lanjut di sana, sekalian makan. Aku juga nggak sendirian kok
ya pelan-pelan. Reynald selalu saja begitu, suka memaksakan ke
dengan klien. Jelas aku menolak ajakannya, tapi dia marah-mar
ing sama klien malah asik telfonan sama kamu," pungkask
, dia yang baru keluar dari to
t. Aku buru-buru memasuk
sih? Nggak pagi, nggak siang, nggak sor
acarnya lagi apa," sahutku. Meski sebenarnya aku
s! Masa apa-apa harus laporan, sampai urusan k
dang apa, dengan siapa, semua harus se-pengetahuan-nya. Kadang aku merasa terkekang j
dah ngeliatin kamu dari tadi," sentak Di
iani, menuju meja di mana b
ak Bos hanya merespon dengan anggukan dan senyum
anti. Diani, kamu bawa katalognya kan?" tanya Pa
rekomendasikan, biar Pak Maher bisa memilih furn
uru-buru kutekan tombol merah, begitu melih
la mata malas, sementara klien menatapku denga
sakah dia menunggu nanti? Toh tidak a
n," ucapku mengat
Maher, dari bahan, kualitas, harga, hingga usia pem
terus saja berdering. Hingga membuat P
aku menonaktifkan benda pintar itu,
saya mau bahannya dari jati kualitas P, lepas mata, dan lepas alur min
i pengrajin, agar membuat sesua
waktu, dan sama persis seperti yang saya sebutkan
r, saya jamin semua sesua
a. Pak Tema, saya pamit undur
sama dengan anda," balas Pak Bos. Pria awal empat puluhan
sedang meeting." Ucap Pak Bos setelah P
lagi, paham?" lanjut Pak Bos. Laki-laki itu
! Bilang sama dia, jangan terlalu posesif jadi ora
inggal, aku me
ku menjajari la
tanyaku setelah ber
Aku nggak ada hak untuk
h tapi kok
n baru pacaran, tapi dia sudah ngatur-ngatur gitu. Gimana kalau kalian menikah? Bisa
merasa tidak nyaman, dengan sikap posesifnya itu. Tapi pernah sedikit pun. ter
e