etapa ngenesnya hidupku s
bangun menyiapkan sarapan untuk
guncang-guncang kaki Sandi, y
subuh lho!" sekali la
respon meski ku bangunkan berungkali, begitulah i
an kerja untuk suaminya, aku ini beristri tapi ras
sendiri, nasi kemarin yang dimasak Bi Murni masih ada di magic com. B
aku mau jadi istrimu, melayani urusan ranjangmu
r, badanku bau asap, tanganku kasar
engerjakan semua, buat apa bayar mahal-mah
ggamu, bukan babu!" ketus Sandi, tiap aku
las dengan serangkaian pembelaan,
berkutat dengan urusan dapur, dan aku menyetujui, karena s
tidak mau? Di sini memang ada Bi Murni pembantu kami, ta
nunggu Bi Murni katanya. Kupikir wanita secantik dia ngga
ita berparas ayu yang pernah menja
unkanku. Usai mandi pakaian kerja sudah tersedia ra
kampung kesukaaanmu," ujar Uma s
g kala itu masih hidup. Semua masakan yang Uma sediakan selalu mem
" Aku menghirup uap yang mengepul dari mangkuk, a
kan masaknya pakai cin
gung, dan aneh menurutku. Tapi Uma dengan entengnya mengucap kata-ka
kita, andai saja waktu bisa diputar kembali, aku ingin memperbaiki k
tetap berjalan? Percuma menyesal, semua sudah terlanjur
a terganggu sama sekali dengan aktifitasku di kamar ini. Enta
juga. Tak ada ritual cium tangan, apalagi cium
mpuan model begitu? Tak habis pikir aku, ya beginilah akibatnya kalau
etahun menikah dengan Sandi, aku merasa tidak bahagia. Sebagai istri tidak
ti Sandi?" tanya Mbak Yeni, sepup
ayahnya Mbak Yeni. Sedangkan Sandi bekerja sebagai
NI dan sedang tugas di daerah perbatasan. Dan Mbak Nunik kakak pere
dan suaminya yang menjadi wakil keluargaku, saa
a Mbak?" tany
ndanannya?" jawab Mb
ri, bukankah itu modal untuk men
nan, kamu sudah menyelidiki latar belak
orang tuanya cerai, dan masi
ertemu kedua
memang kenapa sih, Mb
rusnya kamu hati-hati dalam memilih istri, k
strimu sebenarnya, pergaulannya, gaya hi
erasa risih dengan penampilanny
idak perduli, aku juga punya masa lalu Mbak. Lagi pula aku sudah terla
ang susah dinasehati. Yang menjalani kamu, semog
capan Mbak Yeni benar, paras s
u menginjak r
k kecil menyebrang jalan, buru-buru aku menepikan mobilku,
apa-apa?" ta
," ucap bocah itu, dia meringis menahan sakit, sa
mobil! Biar lu
u dokter, nanti biar B
ar, ketika anak itu menyebut, kala
erasa tidak asing dengan wajahnya.
n nama di dada bajunya "Muhammad
mbung
belakangan, Om. Kalau di