*
Toh, ini yang terakhir bagi kami. Kesepakatan aku dan Romeo berjalan dengan baik. Menantuku mulai mempe
ntuku menggenggam tangan istrinya, berbisik lembut kepada putriku. Mereka kelihatan harmonis. Aku menyaksikan Olivia terisak, mel
sang istri. s"Suami putrimu sangat romantis
ng pria romantis." Momen kebersamaan aku dan menantu terlintas di kepalaku. Kenang
ngatakan sesua
g tahu apa yang sudah aku lakukan kepada putriku. Tadinya kupikir aku mam
? Olivia tidak mengatakan
O
an? Kamu sembunyikan
embunyikan sesuatu. Aku tidak tahu apakah Meida percaya pad
ip cucuku sebentar padanya saat mau ke kamar inap Olivia. "Ibu engg
ke musholla agar aku bi
beneran enggak apa
apa-ap
alkan aku dan putriku. Pria itu membawa Aryan pergi sehingga di dalam kamar inap Olivia hanya ada aku dan dia. Suasana tegang terjadi di seke
a mawar pemberian suaminya, tanda bahwa hatinya perlahan luluh menerima suaminya kembali. "Maafin Mama ya, Liv," bisikku sambil mengambil duduk di dek
erbuatan Mama. Apa Mama enggak punya rasa malu?" Olivia mengamatiku, "Maafin Oliv sudah bicara ka
lam. Aku cukup memahami sakitnya dikhianati. Jika aku berada di posisi Olivia, mungkin aku
i bertengkar. Bukannya menyatukan kami, Mama justru merebut suamiku. Aku kecewa sama Mam
ak yang ia pendam telah terla
" pang
kuh dari Mama. Terus kenapa Mama biarkan aku terluka? Romeo suamiku, Ma. Apa pantas Mama berhubungan dengan
ak segampang yang
n berdua. Mama dekati Romeo, menasihati dia. Kamu tidak tahu kalau suamimu pernah melecehkan Mama. Saat
itu perlahan berubah, semua yang aku lalui amat berat. Olivia mendelik namun dia tidak berkomentar. Aku berharap putrik
li-kali, Liv. Mama merasa su
ecehan seksual merupakan hal sensitif. Ketika kita salah menjelaskan maka lawan
Kalau Mama memang benci Romeo sejak awal, Mama tidak akan biarkan dia
sikan kesedihannya. Ya, putriku ada benarnya. Aku bersalah karena menyembunyi
jur, Liv. Mama
isa memahami keadaanku. Entah bagaimana lagi aku harus berbahasa. Kata-kata di dalam kepalaku
Kalau kamu di posisi Mama.
ungkapkan itu ke orang-orang karena Mama menyukai perbuatan Romeo. Mama menikmatinya itulah sebabnya Mama tidak cerita. Jika Mama
eka mengerti sedikit bagaimana berada di posisiku. Apa yang orang-orang pikirkan tidak segampang seperti ya
eo. Suamimu tidak akan mendua lagi. Mama
sudah duga ini terjadi." Aku menggeleng keras. Mengapa semua yang aku lakukan selalu salah? Aku sudah merelakan
seperti
Mama mohon jangan bilang ke siapa pun soal kejadian yang menimpa kamu ya. Mama enggak m
an bahas soal hubungan gelapku dan Romeo. Tetapi aku salah. Ini baru permulaan.
n sesuatu kepada kali
. "Jangan, Liv
ia bergantian. Dokter dan perawat masuk ke dalam ruangan putriku. Ada banyak
? Apa Mamamu
kepalaku. Aku masih ingat jelas saat Olivia berusia lima tahun, aku memarahi putriku karena dia us
Wahyu murka. Tidak cuma menampar pipiku. Dia juga memukuli diriku dengan balok kayu. Bekas perbuat
kan padaku, apa yang sudah kaulakukan dengan putriku?" tanya
akan!" bent
n mengapa aku minum racun. Gara-gara Mama aku begin
ataku berair, aku menunduk sebentar. Aku melirik Dokter, perawat, i
at. Badan kecilku terhempas cukup jauh di lantai. Sudut bibirku robek, berdarah. Aku pantas