*
u punya hal semacam itu, kedok yang tidak mau aku umbar ke publik. Layaknya sebuah bangkai, semakin lama terse
um racun tikus-sisa racun yang aku pakai dua minggu lalu. Aku menemukan putriku saat busa keluar dari mulutnya. Aku panik
. Aryan sangat membutuhkan ibunya. Aku tidak percaya Olivia memilih keputusan keliru seperti ini. Mengapa dia mengesampingkan ana
suk rumah
an suamiku. Aku menghubungi Mas Wahyu sebagai ayah kandung Olivi
sekarang. Aku berharap semuanya baik-baik saja. Aku takut menjadi tersa
Oliv saki
ku gugup, tidak mau mengakui kesalahanku. Aku menggeser ponsel di tangan
mineral, Mas. Olivia engg
a akan siksa aku seperti yang sering dia lakukan saat kami masih bersama.
taruh racun dalam botol air mineral. Kam
Mas Wahyu sudah menyerang aku habis-habisan. "Enggak, Mas. Aku
riwayat kamu, Han. Aku akan hancurkan
idak tahu kalau aku baru saja membuat ibunya dalam masalah. Cucuku masih sangat polos, aku tidak mau melukai anak i
kata Romeo. Aku tidak bisa meninggalkan putriku segampang ini. Aku berkata, "Eng
? Jangan pernah salahkan diri kamu. Mending kamu pulang. Kasian Aryan enggak bisa menginap di temp
daan Olivia sudah bai
arena perbuatannya. Selain itu, aku terlalu lelah sehingga tidak sempat protes atas apa yang dia lakukan.
namun di sisi lain, aku akan dibenci semua orang karena sudah membuat kehidupan rumah tangga putriku hancur. Aku pun tak menghendaki ini pada awalnya. Ro
aku bangun pagi harinya, aku lihat Romeo ada di sampingku, memelukku dengan erat. Aku terkesiap atas
u, Han. Aku masih
rumah sakit. Kita tidak seharusnya
air mata yang bisa aku keluarkan. Bagaimana caranya agar Olivia bisa bahagia dengan Rom
miliknya tampak jelas bentuknya, beberapa helai bulu dadanya muncul. Setiap kali melihat tubuh Romeo, keinginanku untuk hi
atannya." Aku membelalakkan mata. Baru kemarin aku lihat perasaan bersalahnya. Kini dia menun
lahan kita. Kita berselingkuh d
balas, "Aku minta maaf, Han. Aku hanya tidak mau kau terus menyalahkan diri sendiri. Aku
agia. Kumohon, Mas. Kita akhiri saja hubungan ini." Aku sudah bosan beritahu Rome
yang diminum Oliv." Aku bersungguh-sungguh. Jika memang Olivia bisa merelakan nyawany
mati. Aku tegaskan padanya kalau aku tidak main-mai
sulit, Han? Aku udah enggak tertari
ivia. Dia memberikan aku satu syarat. Syarat itu cukup membuat aku bimbang namun aku menyetujinya. Aku melaksan
idak mengamuk karena ada Mas Wahyu, ibuku, dan juga saudara perempuanku Meida di sana. "Wahyu bilang kamu taruh racun di
tu lagi ya, Bu. Olivia akan je
arakan kotoranku sendiri. Ibuku menghela napas panjang. Aku membujuk Olivia makan tetapi dia tidak
i hidung. Ada selang yang dipasang di hidungnya, yang menghubungkan langsung ke lambungnya. Aku tersiksa