y Rea
k
I
kudapat, dari chat pa
ke Ausy. Untuk melanjutkan pendidikanku
ke sini. Monash universty. Tempatku menimba ilmu s
-benar hil
sering bertukar kabar. Juga Kak Audy, yang kadang masih ingat me
itu padaku. Termasuk kabar kehamilannya beberapa bulan lalu,
nya anak. Tapi, terpaksa harus menunggu lagi, karena kak Audy d
u harus mena
an g
entah. Karena, jangankan membuatku hamil, me
istri di status saja baginya. Karena untu
aupun chat selama ini padaku. Setela
n. Sekalipun hanya miscall
r dilupakan su
hakku padanya? Tentu tidak, kan? Karena dari awalpun
iku, jika sampai Kak Sean memperjelas statusku se
a menenggelamkan diri pada pelajaranku, agar aku
api, yang masih sebagian besar dia pegang dan kendalikannya. Sementa
papi juga percaya padanya, untuk menjadi suamiku. Dan aku sel
S. Doain lancar ya, Mah." Aku merebahkan diriku
ya? Di sana lagi musim dingin, kan? Jangan lupa pake jaket yang tebel k
ak dulu. Selalu penuh perhatian dan kasih say
ngan di sini, ada
. Aku dikejutkan dengan suara Kak Aud
anya Kak Audy riang. Semakin mend
, Ra
kamu yang t
e
ara begitu saja, saat mendengar jawab
et? Ada apa? Apa yan
u Rara, Mah?" Suara k
ara, kamu punya
bibirku, mendengar perca
ananya jadi
ya gitu, Ma
ng jelas, setelah bentakan Mama Sulis tadi dan pembelaan yang menggan
dadak buru. Aku sampai harus mengecek ponselku untuk
Lalu kenapa tak ada suara sedikit pun
lupakan keberadaan Rara." Akhirny
, Audy selalu kasih kabar tentang kami di sini, karena Audy mau
i kepala keluarga di
h
aja harus di wakilkan istrinya?" tukas Mama sulis sengit.
ngomeli mereka, sih? Kalau Kak S
il Mama Sulis
ya ngeluapain Rara. Tapi,
b kamu, Sean!" sentak Mama Sulis lagi. Mem
u, suka gak suka, kamu harus belajar adil terhadap istri-istri kamu. Bukan cuma perkara harta saja, tapi juga cint
bantal di pangkuanku. Karena ikut tegang
Mah." Suara Kak Sean akhirnya terdengar, setelah k
i hanya memilih Audy saja, dan meni
e
ng
ksudny