ara Prameswari binti Matheo Pramesw
a para sa
h .
a diluar kamarku, yang menyatakan keberhasi
han Kak Audy dan Kak Sean, juga p
yang secara serentak menyatakan kalo sekarang ak
is,
k Kak Audy. Tak berselang lama setelahnya, K
i ini? Aku sudah tidak bisa membayangkan apapun lagi s
kan salah satu perintah Agama. Tetapi sungguh, aku juga t
i antara orang-orang yang sudah kuangg
tok ...
upun di buka dan memperlihatkan seorang wanita paruh baya, yang tersenyum m
nunggu," ajaknya dengan lembut, s
te,
. Kan, sekarang kamu udah jadi menantu Mama," selanya le
emang mengenal keluarga Kak Sean dari kecil. Kami bertetangga, dan Tante Sulis sudah kuanggap seperti ibuku sendiri dari dulu.
perti ini. Bukan tak mau. Hanya saja ... apa, ya? Aku cuma masih merasa canggun
. Namun kini, saat aku malah di haruskan menikah dengannya. Aku jadi sep
mu itu. Tapi, Mama juga tidak bisa apa-apa. Karena permintaan Papi
ng tahu selain dirinya sendiri. Tapi, percayalah. Apapun
. Kebaikan macam apa yang bisa aku dapat, dari menjadi o
coba menerima semuanya dengan ikhlas. Karena untuk mundur pun, aku suda
mbingku menuju mimbar, tempat dilak
uk manis di sebelah Kak Sean. Memakai pakaian yang
Karena aku memang hanya bisa menyesuaikan apa yang sudah mereka siapkan sebelumnya, tanp
erekah. Cantik sekali. Berbanding terbalik dengan Kak Sean, yang hanya melirikku se
, itulah yang membuat bebanku semakin terasa berat sekali. Tolong Maafkan aku
*
elakang rumah ini. Akan tetapi, aku sama sekali tak berminat menghadiri acara resepsi itu. Buat apa? kehadiranku 'kan, tidak diinginkan semua oran
kahan kamu. Kamu berhak hadir di sana," rayu Ma
ir di acara resepsi nanti. Karena baginya. Aku berhak mendapat ke
kami saja berbeda. Kak Audy istri yang diinginkan.
i orang ketiga di antara mereka. Rara gak mau makin merusak kebahag
pi,
kan? Nah, sekarang Rara udah nikah dengan Kak Sean. Rara udah jadi istrinya se
menutup mulut. Seperti ingin m
mau makin bersalah sama Kak Sean dan Kak Audy. Rara ... be
ali menangis melihatnya. Kalau saja tak ingat, dia sekarang
selama ini. Tapi ... bisakah aku menganggap Mama Sulis sepe
. Hanya saja ... apa pantas, aku mengeluh
ng, aku akan belajar me
, gimana?" tanya Mama Sulis lagi. Membua
tak yakin mereka akan menyad
u inilah yang dia inginkan. Karena ... dia pasti tak suka dibilang, sebagai pria yang
dulu meninggalkan dia dan ibunya, karena ayahnya
dah yakin. Justru dia akan bersyukur dengan ketidakhadi
ing subuh tadi. Sejujurnya aku memang masih jetlag, Mah
dakhadiranku Nanti. Namun, aku tak sepenuhnya
usy. Untuk mengurus surat ijin pada kampusku.
api benar-benar menjadi pukulan hebat untukku. Yang pastinya akan merubah alur hidupku mulai sa
ihan untuk melihat sinar mata itu setiap hari. Bahkan, rasanya aku rela menukar apapun
rat, sebelum kemudian mengangguk setuju. Mama Sulis pun memelukku erat
emudian berlari ke kamar mandi dan langsung menyalakan shower di sana. Agar t
tahan dengan pernikahan ini? Mampukah
dan ingin memiliki momen indah pernikahanku sendiri. Agar kelak bisa kubagi pada anak-anakk