tiba, namun pada hari itu
iblis yang akan lebih longgar pada hari ini, hari Festival Hantu. Dirinya hanya iblis kecil biasa dengan kemampuan sihir yang rendah, di
langsung banyak mahluk dari alam lain yang
n waktu. Tuan Putri Iblis sudah hendak melahirkan dan jika hal tersebut diketahu
penjagaan ketat seperti biasanya. Semua mahlu
g tidak seberapa dan pergi ke hutan persik. Setelah berkeliling cukup lama,
njaga hutan persik ini, lalu Ara menghampiri Dewa penjaga hutan persik
enyapa Dewa senior itu yang berso
jenak. Mengapa mahluk suku iblis mencari Dewa Malam
iskan waktu di hutan persik ini, namun beberapa minggu terakhir ini Dewa
a menemukan Dewa Rigel?"
i Angin!" setelah menyampaikan hal tersebut Dewa senior itupun menghilang. Dewa penjaga hutan persik jarang menunjukkan wujudnya, namun
Ara tidak yakin harus bagaimana, apakah dirinya harus pergi ke alam langit dan mencoba mengacaukan acar
alam langit. Mencoba peruntungannya, alam langit sangat ketat penjag
alam langit. Dirinya berdiri di depan gerbang megah
berbaju zirah lengkap dengan tombak tajam. Mereka tidak mengijinkan dirinya ma
an suku iblis masuk ke alam langit. Ara terjatuh tidak jauh dari pintu masuk ala
at tidak enak. Batas sihir sudah tidak terpasang, apakah
benar! Raja Iblis sedang berada di kamar T
annya, beberapa pelayan turut berlutut di belakang Tuan Putri. Merek
sisi Tuan Putri yang sedang
kepada Ara. Ara tidak berani berbicara, dirinya han
i maka jangan salahkan jika saya yang akan memusnahkan bayi itu dengan tangan ini!" ujar Raja
mbil bayi dari gendongannya dan berusaha menenang
mbil menarik lengan Ara. Dirinya tahu pelayannya pa
a hutan persik itu. Dan... dan menurut beliau hari ini Dewa malam melangsungkan pernikahan di alam langi
salah!!!" ujar Veela tidak
a Dewa Malam berada, batasan sihir sudah di hilangkan oleh Raja Iblis. V
dan itu memberinya kemampuan untuk menembus batas alam langit tetapi dirinya ti
t sangat ramai dan semua Dewa maupun Dewi terlihat penuh suka cita. Veela tidak t
kekasihnya berdiri di depan aula. Veela melihat Dewi Agung berdiri di sisi kekasihnya, sepasang
a yang akan dilakukannya, Veela sudah melihat begitu banyak prajurit alam langit yang masuk ke aula. Veela yakin keberadaan
i sisi ranjang besar miliknya, tidak berkata-kata seakan dirinya sedang tenggelam dalam pikirann
h lembut tubuh mungil bayinya. Air mata mengalir deras, hatin
Ara berusaha mendap
ra seraya berkata perlahan "A
n Putri masih memikirkan bayi pe