Pak Wir
mengerti," ucap Pak Wira, Papany
arangan kalau bicar
untuk memeriksakan kehamilannya. Harusnya sudah dapat sekitar 16 minggu, kenyataannya perutnya tidak berubah, mala
k sopan, tetapi aku tak tahan dengan perihnya hatiku ini. Merek
ah kesempatan untuk membongkar kebusukan Andin. Kami berkumpul di kediaman Pak Wira, ayah mertuaku. Papa, MaAyah, Aya
Matanya sembab, sepertinya hab
egang. Bi Onah yang tengah sibuk menyajikan minum dan jajan, ia menyapaku
gawali perte
f yang sebesar besarnya, Papa sudah menghukumnya. Teru
skan kata – katanya.
aikan Andin, Mas!"
!." Andin terdiam, tangannya memegang pip
n mengelus pipi Andin ya
rahkan padamu, kali ini Papa ikhlaskan. Jika dia salah atau berbuat macam-macam, hukumlah dia, hukum dia sesukamu asal jangan dic
khawatir jantung Papa kambuh. Jika aku lanjutkan, aku tak bisa menerimanya, aku sudah m
. Jika pernikahan ini dil
persis seperti yang Andin lakukan saat memohon-m
ma hukumannya," ucap Bu Wira sembari memegang kedua tanganku
ka aku tak bisa mencintainya. Mungkin dia istriku, tetapi aku tidak penah menganggapnya ada! Oya sa
ulang ke rumah dan mempersiapkan segalanya. Aku bertekad mencari Hana.
An
Handoyo, ayahnya Yusuf. Aku gadis yang lincah, cantik pastinya dan supel. Aku orang yang egoi
a pada pandangan pertama. Entah mengapa aku menyukainya, padahal banyak sekali teman pria. Aku melihat sosoknya yang kalem, pintar dan juga ulet. Ditambah lagi wajahnya yang tam
yang aktif di organisasi kemahasiswaan. Tak sedikit yang men
hukan bahwa aku akan dijo
Aku tidak tahu Mas Yusuf mencintai aku atau tidak, yang jelas dia tidak pernah menolak ajak
berpacaran. Aku cemburu, hatiku panas dan mandidih. Kucari tahu sosok Hana seperti apa. Ru
dak secantik aku, tetapi tidak membosankan jika dipandang. Berbeda dengan ak
dia tidak menyukaiku meski tidak pernah menolak ajakanku. Informasi yang kudapat, keluarga besar Mas Yusuf t
hanku dan berencana menikah. Aku marah pada Papa kenapa tidak adil
ya agar aku dapat menikah de
h menjadi bubur, Papa Mas Yusuf terlanjur mempercayaiku. Pada saat itu juga Pak Handoyo sakit, jantungnya kambuh dan harus dirawat. Gagallah perni
t .