kan ha
membuatnya semakin berani. Ia menyadari satu hal penting: pria dingin seperti Alvaro Mahen
pah akan menj
pribadinya. Satu tangan menopang dagu, mata gelap
an gaun satin hitam yang membungkus tubuh rampingnya dengan sempurna, bagian pung
dasar mengetuk pintu
nyum, berjal
stri," katanya manis. "
up laptopnya
g meja. Tubuhnya condong ke depan, cukup dek
os
varo dengan jemari lentik. "Kau bekerja
yang bergerak dalam dirinya, sesuatu ya
rgi sebelum aku melakukan ses
cil. "Siapa bilang
belakang. Ia meraih pinggang Alesha, membawanya begit
pa yang kau maink
k Alesha, "tapi
hingga bisa dipotong dengan pisau. Alvaro nyaris menund
pelayan dari luar pintu memecah
t, Alvaro me
" katany
arena malu, tapi karena marah. Ia melihat sekilas
tanya pelan, dengan sen
-
a yang kontras dengan kulitnya yang putih pucat. Matanya berbin
"Sudah mulai bermain
h. Tidak seperti wanita yang har
ntuk terdengar tulus. "Kau tahu, sayang, cinta Alvar
kau masih mengejarnya?
n detik sebelum kembali terseny
tidak peduli, padahal dalam dad
ha
-
a yang berkilauan. Angin malam menerpa rambut panjangnya. Ia me
ak sedi
ya... t
enurut," gumam Alesha pada dirinya send
dia menjadi
-
o terang-terangan. Sebaliknya, ia menarik diri perlahan. Ia bersikap cuek, menggoda pria lain d
tu be
ngepalkan rahangnya. Setiap kali ia melihat Alesha disentuh
suatu malam ketika mere
nnya," balas Alesha
gedor pintu kamarnya.
uktikan berapa pa
g pintu, hanya mengenakan kaus
an," bi
henti. Ia menarik napas dalam-dalam, memejamkan
nyum. Ia men
-
tidak tin
santai di taman, seorang pelayan m
nitipkan ini,"
op itu. Di dalamnya
anya. Berpelukan. Berc
n kecil di
alu. Dan kau hany
Tapi karena marah. Vanya tidak hanya ingin mere
gumam Alesha dengan senyum di
-
a Mahendra digelar besar-besaran. Semua sos
i sinar mentari. Ia tahu malam itu ia harus mengambil alih
mengenakan tuksedo hitam sem
ingkarkan tangan ke lengan Al
," bisik Alvaro
ta, Tuan Suami," balas Ales
Setiap senyum, setiap lirikan matanya, setiap taw
i menunjukkan retakan kecil. Ia lebih sering mencuri pandang k
ngenakan gaun hitam ketat, rambut di
nis, "bolehkah aku memi
u. Tapi pastikan kau mengemba
-
ngan Alvaro. Wajah Vanya mendekat terlalu intim. Ta
yelip di antara mereka berdua, tang
katanya manja. "Te
lalu Vanya. Ia menarik Al
menatap punggung mereka d
itu, Al
aru saja
-
usai, Alvaro duduk membisu.
m?" tanya A
menoleh ke arahnya, "
terseny
ya kau berhenti melaw
tapnya. Naf
k Alesha mendekat. Bibir
mnya serak, "kau mungkin t
iat kabur,"
bir Alesha dalam ciuman yang liar, kasar,
anya meledak, pons
. Tapi ponsel itu
engangkat. Wajahny
" des
g, suara pan
kecelakaan. Dan... dia menyebut-ny
lvaro, jantungny
ru saja Van
n terjadi pada m