/0/23954/coverbig.jpg?v=b1d67723d2ac5159d18b544a264767d5)
Menikahi pria tampan dan kaya? Kedengarannya seperti mimpi-sampai kamu sadar pria itu dingin, tak tersentuh, dan menganggapmu hanya alat untuk memenuhi syarat wasiat keluarga. Alesha tak pernah menyangka hidupnya akan berubah drastis saat dijodohkan dengan Alvaro Mahendra-CEO muda yang sinis, penuh kontrol, dan tak percaya pada cinta. Tapi yang lebih gila lagi? Ia justru tergoda untuk menjinakkan pria itu. Alvaro bisa bersikap dingin di siang hari, tapi malam hari menceritakan kisah yang berbeda. Sentuhan panas, tatapan penuh hasrat yang tak pernah ia akui, dan batas-batas yang mulai kabur antara pura-pura dan nyata. Namun di balik godaan yang membakar itu, ada rahasia kelam yang siap menghancurkan segalanya. Bisakah Alesha menaklukkan pria dingin itu, atau justru ia yang akan terbakar oleh permainannya sendiri?
Tiga detik setelah Alesha menandatangani surat pernikahan, pria yang kini resmi menjadi suaminya menatapnya lurus-lurus dan berkata:
"Mulai detik ini, jangan pernah tidur di ranjangku."
Tangannya yang masih memegang pena sempat gemetar. Ia menatap nama "Alvaro Mahendra" yang tertera rapi di atas kertas-legal, sah, dan tak bisa ditarik kembali. Tapi ucapan barusan... seolah menamparnya di tengah ruangan yang seharusnya jadi awal kebahagiaan.
Ia menatap pria di hadapannya. Dingin. Tampan dengan cara yang tajam dan mematikan. Pakaian formalnya nyaris tanpa cela, tapi yang membuat Alesha nyaris tak berkutik adalah sorot mata itu-gelap, tak memberikan ruang untuk kelembutan.
"Apa maksudmu?" tanyanya pelan, mencoba tetap tenang.
Alvaro bersandar santai di kursinya. "Kita sudah menikah, ya. Tapi jangan salah paham. Aku tidak mencintaimu, tidak akan menyentuhmu, dan tidak akan membiarkanmu menyentuh hidupku."
"Tapi ini-"
"Kontrak," potongnya cepat. "Tiga tahun. Pura-pura. Setelah itu cerai. Kau dapat uang, aku dapat warisan. Saling diuntungkan. Jangan berani berharap lebih."
Alesha menarik napas. Ia tahu pria ini dingin, tahu pernikahan ini bukan mimpi indah. Tapi tetap saja... mendengarnya secara langsung seperti dicekik pelan-pelan.
Ia tersenyum. Tipis. Menantang.
"Tenang saja, Tuan Mahendra. Aku tidak pernah tertarik tidur dengan patung es."
Alvaro menaikkan satu alis. "Bagus. Karena aku juga tidak suka menyentuh sesuatu yang mudah terbakar."
Dan begitulah awal dari neraka yang disetujui Alesha dengan tandatangannya sendiri.
---
Setelah akad, tidak ada peluk mesra, tidak ada senyum cinta. Hanya sesi foto yang dipaksakan, senyum palsu untuk media, dan genggaman tangan yang lebih dingin dari hujan di puncak gunung.
Mobil pengantin meluncur pelan di jalan tol. Alesha duduk di dalam, mengenakan gaun putih yang terlalu indah untuk dipakai dalam pernikahan tanpa perasaan.
"Aku punya beberapa aturan," kata Alvaro tanpa menoleh. Matanya fokus ke jalan. "Satu: jangan ganggu urusan pribadiku. Dua: jangan bawa-bawa perasaan. Tiga: tetap jaga image kita di depan umum. Kau ngerti?"
"Dan kalau aku melanggar?" Alesha melirik dengan nada setengah menggoda.
Alvaro menoleh sejenak. "Aku bisa membuatmu menyesal sampai akhir hidup."
Alesha hanya tertawa. "Wow. Romantis sekali, Tuan Suami."
Alvaro mengalihkan pandangan. "Aku tidak bermain-main, Alesha."
Ia tahu. Dari sorot matanya saja, sudah terlihat bahwa pria ini menyimpan sesuatu yang gelap. Sesuatu yang membuatnya menjaga jarak sedingin es kutub.
Rumah Alvaro-lebih tepat disebut istana. Megah, luas, dan terlalu sepi. Pelayan berseragam berdiri di beberapa titik, menunduk saat mereka lewat.
"Ini kamarmu," kata Alvaro datar sambil menunjuk pintu di ujung koridor. "Kamarku di seberangnya. Jangan salah masuk."
Alesha berdiri di ambang pintu kamarnya. "Aku tidak mengigau waktu tidur, kalau itu yang kamu takutkan."
Alvaro menatapnya lama. "Aku takut kau mulai menikmati peran ini terlalu dalam."
Alesha membalas tatapan itu. "Dan aku takut kau berpikir kau terlalu sulit untuk dicintai."
Untuk pertama kalinya, Alvaro tidak menjawab. Hanya menatap. Dalam. Sunyi. Lalu pergi begitu saja.
---
Malam pertama mereka sebagai suami-istri seharusnya menjadi malam yang penuh hasrat. Tapi tidak malam itu.
Alesha duduk di depan meja rias, mengenakan slip satin yang nyaris transparan. Ia tahu Alvaro tak akan masuk kamarnya. Tapi bagian dari dirinya ingin tahu... sejauh mana pria itu bisa menahan diri.
Saat tengah malam, terdengar ketukan pelan di pintu.
Deg.
Alesha berjalan perlahan, membuka pintu. Alvaro berdiri di sana. Dingin. Seperti biasa. Tapi matanya... berbeda.
Ia menatap slip tipis yang dikenakan Alesha. Tatapannya turun... naik... lalu berhenti di mata Alesha.
"Ada apa?" tanya Alesha, nadanya rendah.
"Kau terlalu berisik," katanya singkat.
Alesha tertawa kecil. "Berisik? Aku tidak melakukan apa-apa."
"Dalam kepalamu."
Alesha mendekat, mengurangi jarak mereka. "Jadi kau memikirkanku malam ini, Tuan Mahendra?"
Alvaro tidak bergeming. Tapi rahangnya mengeras. Tanda ia menahan sesuatu.
"Pakai baju yang lebih sopan kalau keluar kamar. Rumah ini penuh mata."
"Mata atau telinga?" bisik Alesha.
Alvaro mendekat, nyaris menyentuh bibirnya. "Kau bermain dengan api."
Alesha menahan napas.
"Tapi jangan salah. Aku bisa membuatmu terbakar tanpa menyentuhmu sekalipun."
Dan dengan itu, Alvaro pergi. Lagi. Meninggalkan Alesha berdiri di depan pintunya dengan jantung berdebar dan kulit yang terasa seperti terbakar.
---
Dua hari kemudian, pesta makan malam keluarga besar Mahendra digelar. Semua orang penting hadir. Termasuk ibu Alvaro yang legendaris: Nyonya Mahendra.
"Kau cantik," kata wanita itu pada Alesha. "Tapi terlalu terang untuk keluarga ini."
Alesha tersenyum manis. "Mungkin keluarga ini memang butuh sedikit cahaya, Tante."
Nyonya Mahendra menyipitkan mata. "Kalau kau pikir bisa menjinakkan Alvaro... kau salah besar."
"Siapa bilang aku ingin menjinakkannya?" balas Alesha. "Aku hanya ingin tahu, apa yang ia sembunyikan di balik semua kebekuan itu."
"Dan ketika kau tahu... kau mungkin berharap tak pernah mengenalnya."
Ucapan itu membuat bulu kuduk Alesha berdiri. Tapi ia tetap tersenyum. "Aku suka kejutan."
---
Malam itu, setelah pesta usai, Alvaro berdiri di balkon, menatap langit Jakarta yang kelabu.
"Kau tidak perlu menjawab semua tuduhan ibuku," katanya pelan saat Alesha mendekat.
"Aku tidak menjawab. Aku hanya... membalikkan permainan."
Alvaro menoleh. Menatapnya dalam. "Jangan terlalu jauh, Alesha. Ini bukan permainan."
"Buatmu, mungkin tidak. Tapi bagiku, ini pertaruhan." Ia mendekat. "Dan aku benci kalah."
Alvaro tak bergerak. Tapi tubuhnya menegang saat Alesha berdiri hanya beberapa inci darinya.
"Cium aku," bisik Alesha. "Kalau kamu memang yakin kamu nggak akan jatuh."
"Jangan coba aku."
"Aku serius."
Alvaro mencengkeram lengannya. Wajah mereka begitu dekat.
"Aku bisa membuatmu ketagihan dengan satu ciuman, Alesha. Dan itu akan menghancurkanmu."
"Aku siap hancur," bisiknya.
Dan saat itu juga-Alvaro menariknya dan mencium bibirnya keras, panas, penuh dorongan yang selama ini ditahan.
Ciuman itu... bukan ciuman main-main. Itu peringatan. Dan janji sekaligus.
Saat mereka berpisah, napas mereka tersengal. Mata mereka berbenturan dalam diam yang membakar.
Tiba-tiba, ponsel Alvaro berdering. Ia melihat layar-dan wajahnya berubah.
Alesha bisa melihatnya. Rahang yang menegang, tangan yang mengepal, dan sorot mata yang mendadak gelap.
"Ada apa?" tanyanya.
Alvaro menatapnya. Wajahnya kini dingin seperti malam mereka pertama bertemu.
"Dia kembali," gumamnya.
"Siapa?"
Pria itu menatap Alesha tajam. "Wanita yang seharusnya jadi istriku."
Rachel harus menerima kenyataan bahwa ia akan dijodohkan dengan seorang CEO kaya raya. Ia harus menjadi pengantin palsu bagi sang CEO karena suatu alasan. Di lain sisi, sang CEO ternyata sudah memiliki seorang kekasih. Apakah sang CEO dapat menerima Rachel sebagai pengantinnya? Bagaimana perjalanan kisah rumah tangga Rachel dan sang CEO?
||Mafia Love Story|| Dewasa|| BDSM Story Angela adalah gadis yang tidak diinginkan oleh semua orang. Buangan. Buruk rupa. Hancur. Tidak layak untuk mendapatkan kasih sayang dan cinta. Ataupun harapan akan kebahagiaan. Hidupnya tidak pernah menjadi miliknya. Hingga suatu hari, ia dipaksa untuk menggantikan kakak tirinya menikahi seorang pria. Pria yang tidak pernah dikenalnya. Pria yang tidak pernah di temui atau dilihatnya. Pria yang dikenal kejam, buas, possesif... Ketua mafia LaRocca. Dimitri LaRocca.
BERISI ADEGAN HOT++ Seorang duda sekaligus seorang guru, demi menyalurkan hasratnya pak Bowo merayu murid-muridnya yang cantik dan menurutnya menggoda, untuk bisa menjadi budak seksual. Jangan lama-lama lagi. BACA SAMPAI SELESAI!!
Siska teramat kesal dengan suaminya yang begitu penakut pada Alex, sang preman kampung yang pada akhirnya menjadi dia sebagai bulan-bulannya. Namun ketika Siska berusaha melindungi suaminya, dia justru menjadi santapan brutal Alex yang sama sekali tidak pernah menghargainya sebagai wanita. Lantas apa yang pada akhirnya membuat Siska begitu kecanduan oleh Alex dan beberapa preman kampung lainnya yang sangat ganas dan buas? Mohon Bijak dalam memutuskan bacaan. Cerita ini kgusus dewasa dan hanya orang-orang berpikiran dewasa yang akan mampu mengambil manfaat dan hikmah yang terkandung di dalamnya
Setelah dua tahun menikah, Sophia akhirnya hamil. Dipenuhi harapan dan kegembiraan, dia terkejut ketika Nathan meminta cerai. Selama upaya pembunuhan yang gagal, Sophia mendapati dirinya terbaring di genangan darah, dengan putus asa menelepon Nathan untuk meminta suaminya itu menyelamatkannya dan bayinya. Namun, panggilannya tidak dijawab. Hancur oleh pengkhianatan Nathan, dia pergi ke luar negeri. Waktu berlalu, dan Sophia akan menikah untuk kedua kalinya. Nathan muncul dengan panik dan berlutut. "Beraninya kamu menikah dengan orang lain setelah melahirkan anakku?"
Pernikahan itu seharusnya dilakukan demi kenyamanan, tapi Carrie melakukan kesalahan dengan jatuh cinta pada Kristopher. Ketika tiba saatnya dia sangat membutuhkannya, suaminya itu menemani wanita lain. Cukup sudah. Carrie memilih menceraikan Kristopher dan melanjutkan hidupnya. Hanya ketika dia pergi barulah Kristopher menyadari betapa pentingnya wanita itu baginya. Di hadapan para pengagum mantan istrinya yang tak terhitung jumlahnya, Kristopher menawarinya 40 miliar rupiah dan mengusulkan kesepakatan baru. "Ayo menikah lagi."
Pada hari Livia mengetahui bahwa dia hamil, dia memergoki tunangannya berselingkuh. Tunangannya yang tanpa belas kasihan dan simpanannya itu hampir membunuhnya. Livia melarikan diri demi nyawanya. Ketika dia kembali ke kampung halamannya lima tahun kemudian, dia kebetulan menyelamatkan nyawa seorang anak laki-laki. Ayah anak laki-laki itu ternyata adalah orang terkaya di dunia. Semuanya berubah untuk Livia sejak saat itu. Pria itu tidak membiarkannya mengalami ketidaknyamanan. Ketika mantan tunangannya menindasnya, pria tersebut menghancurkan keluarga bajingan itu dan juga menyewa seluruh pulau hanya untuk memberi Livia istirahat dari semua drama. Sang pria juga memberi pelajaran pada ayah Livia yang penuh kebencian. Pria itu menghancurkan semua musuhnya bahkan sebelum dia bertanya. Ketika saudari Livia yang keji melemparkan dirinya ke arahnya, pria itu menunjukkan buku nikah dan berkata, "Aku sudah menikah dengan bahagia dan istriku jauh lebih cantik daripada kamu!" Livia kaget. "Kapan kita pernah menikah? Setahuku, aku masih lajang." Dengan senyum jahat, dia berkata, "Sayang, kita sudah menikah selama lima tahun. Bukankah sudah waktunya kita punya anak lagi bersama?" Livia menganga. Apa sih yang pria ini bicarakan?