a h
ang tidak jelas.. Cukup berjemur di terik matahari pagi, kemudian merapikan rumah, sekedar memastikan semuan
ya tiba-tiba lapar sementara dua jam
Diana ingin sekali makan dan ada saja dorongan ji
ya dengan baik di atas meja makan.. Menutupnya dengan tudung saji, baru saja ingin melangkah keluar dar
a penasaran sebe
mau melukai anaknya yang masih di dalam kandungan walau untuk saat ini
ga hari ini ntah menatap terus t
at girang tanpa ber
tanya Dar
iel belum mendapatkan respon apapun d
ana, tetapi demi membuat wanita itu tetap tenang, Dariel berpikir lebih baik berlaku sopan dahulu terhada
ahim wanita itu baik-baik saja dengan mengontrol semua kelakuan Diana lewat kamer
ya, Diana berhenti dari ting
a aneh dengan dirinya sendiri. ''Sepert
alu terbayang dalam ingatannya itu, Diana hanya mampu tersenyum dan me
yang terlalu waspada. Namun satu kekhilafan, dia jatuh, terjerumus dala
aki itu sembari menempelkan pun
segera menyambar tubuh Dariel dan memeluknya. Hidung perempuan itu mengendus tubuh lelaki
tersebut, mendadak tegang, dia tidak tahu mau lakukan apa. Pikirannya saling berdebat
sadar dengan menstabilkan semua saraf o
melepas pelukan yang diberikannya tersebut dan menun
m, apa ada yang terjadi selama t
"Tidak. Semuanya
sofa. "Sangat nyaman, jauh dari kemarin,"
ia ini. Padahal dia sudah jahat padaku. Ambil kesucianku, buat aku hamil sampai keseringan muntah padahal ma
ia itu makan. Tanpa herpiki panjang, Diana mendatangi dapur dan mulai menyendok lauk, say
yang melupakan makan dari istrinya tadi
saran, sementara ia suda
akan silahkan, kalau sudah... Aku akan kembalikan
u lapar. A-aku
lebarnya dikala Dariel
enda yang semula berada di kedua belah
sekali tidak pernah makan bahkan di rumahnya bersama sang istri, apapun
*
isi
al yang didengarnya lewat pengeras su
ugaanku, suamiku punya wa