/0/2388/coverbig.jpg?v=477d695fb8b1f1e459e882b5cadfe2d5)
Diana menikahi Dariel karena anak dalam kandungannya membutuhkan seorang ayah. Dia pikir semuanya akan baik-baik saja setelah ini, tetapi Diana tidak tahu ada masalah besar di depan. Dimana sahabatnya yang sudah 10 tahun sejak lulus dari kelas 2 SMA tidak bertemu pernah lagi dengannya, ternyata adalah istri pertama Dariel. Kebencian itu sangat dalam di lubuk hati Merly karena menganggap Diana telah mengkhianati persahabatan mereka. Hal itu membuat Diana tak pernah tenang di dalam rumah meski Diana sudah meminta maaf bertekuk lutut di kaki sahabatnya sendiri demi anak yang ada di kandungannya. Apa yang akan terjadi pada Diana selanjutnya?
"Untuk sementara ini kamu tinggal di sini. Aku akan sering datang, sekedar melihat keadaanmu. Ini, uang bulanan untuk kamu, pakai sesuka hati... Anggap saja sebagai bentuk tanggung jawabku terhadapmu, mengerti?"
Diana mengangguk. Walau rasa hati sangat tidak enak, tetapi dia harus menerimanya sejumlah uang tersebut tanpa berkata banyak selain, "Terima kasih," ucapnya dengan nada lembut hampir tidak terdengar.
"Hm. Baik, aku akan pergi. Jaga dirimu baik-baik, ya."
"Iya."
Diana menatap punggung lelaki bertubuh tinggi yang perlahan hilang oleh pintu yang tertutup.
Diana menghela napas, huh... Hari yang cukup melelahkan. Tubuh perempuan itu terjatuh di atas sofa, dan dia menelusuri ruang tengah di dalam apartement yang tidaklah luas, namun cukuplah untuk dirinya sendiri.
Pemikirannya flashback ke masa tiga jam yang lalu.
Dimana Diana berada di kamar kost miliknya tepat di dalam kamar mandi.
Dia membelalakkan mata, antara terkejut sebab tidak percaya akan apa yang dilihatnya.
Dua garis merah.
Jantung Diana memompa sangat kuat. Mendadak ia lemas, seolah seluruh tenaganya terkuras dalam sekejap.
Alhasil tes pack yang memberikan kenyataan sebenar itu terjatuh oleh tangannya yang bahkan tidak bisa menahan benda pipih itu supaya tidak jatuh ke lantai kamar mandi yang dingin dan lembab tersebut.
Dia merasa dunianya sangat hancur!
Diana memang tidak lagi sekolah.
Ia sudah tamat walau hanya tamatan SMA.
Tetapi dia bekerja di sebuah toko dimana pastinya akan menganggapnya gadis yang sangat buruk apalagi mengingat karyawan di sana sangat kritis soal masalah hamil di luar nikah.
Beberapa minggu lalu, dia terbangun di ranjang seorang pria dan menemukan dirinya sudah kehilangan kesucian yang tidak seharusnya hilang sekarang.
Dia belum menikah, dan sungguh... Dia bukan wanita murahan yang mau saja dijual harga dirinya walau masih perawan.
Terakhir kali diingatnya, ia pergi bersama temannya ke sebuah bar untuk menemani sang teman mencari pacarnya yang suka ke tempat itu. Namun ia malah berakhir berada di sebuah kamar dengan seorang pria yang tidak diketahui siapa bahkan latar belakang sang pria pun ia tidak tahu.
Dalam kesedihan, ia mengungkapkan semua perasaannya yang hancur tersebut dengan air mata sampai tersengal-sengal.
Beruntung pria itu datang dan segera menenangkannya. "Aku akan tanggung jawab dan sebagai buktinya, kamu bisa beri alamat tempat tinggalmu untuk membuatku bisa memperhatikan gerak-gerikmu. Tenang saja. Aku tidak akan berkhianat dengan ucapanku sendiri."
Dan Diana memberikannya walau semula Diana menolak dengan keras tetapi ketika melihat kesungguhan dari pria tidak dikenalnya tersebut, ia luluh.
Tepat setelah Diana mengetahui dirinya hamil, pria itu mendatangi rumah kosannya dan langsung menawarkan Diana tinggal untuk sementara ini di sebuah apartemen yang tentunya memiliki letak yang cukup jauh bahkan sekarang Diana sendiri sudah berada di kota lain demi membuat dirinya nyaman dari semua gosipan orang yang mengenal dirinya.
Kruk. Kruk. Krukk.
Suara perut perempuan itu bahkan sudah berbunyi. Sudah hampir dua jam dia duduk terkadang sekedar berjalan-jalan untuk mengenal ruangan tempat tinggal barunya tersebut.
Mengingat ada juga perkataan pria tadi yang berbicara, "Aku melarangmu melakukan pekerjaan berat." maka Diana merasa bosan sendiri.
Diana menatap perut datarnya, sedikit senyum paksa ditunjukkannya.
Karena sebenarnya perempuan itu tidak percaya, ada nyawa lain tumbuh di dalam dirinya.
"Kamu, lapar?" dia berbicara seolah ada orang disekitarnya. "Yah sudah. Ayo, kita makan," perempuan itu perlahan bangkit dari duduk dan mendatangi dapur.
"Ayo kita lihat, apa saja yang bisa dimakan disini," mengingat pria itu juga berkata jika di apartemen tersebut sudah terisi beberapa persediaan, maka Diana melihat terlebih dahulu, apakah benar ucapan pria itu.
Dan ternyata benar.
Diana melihat banyak sekali persediaan makanan. Sayur mayur dan beberapa wadah berisi ikan seger di dalam kulkas, membuat senyuman perempuan itu sangatlah lebar seolah mendapatkan hadiah besar.
Dia mulai memasak makanan yang cukup enak melalui beberapa bahan di dalam kulkas.
Aroma makanan menyeruak ke seluruh penjuru ruangan apartemen... Dia sangat bahagia.
Diana memang memiliki skil memasak yang cukup baik.
Namun hidupnya yang serba pas-pasan setelah dirinya pindah ke kota tempat kostnya berada membuat perempuan itu memilih irit dalam segala hal termasuk makanan.
Dimana Diana lebih sering memakan nasi goreng terkadang telur ceplok, sekarang ia tampaknya bisa lah royal dalam makanan.
Apalagi ketika Diana melihat jumlah lembaran uang berwarna merah tersebut sangat banyak, Diana pikir lembaran uang itu bukanlah lembaran uang untuk belanja sebulan.
Tetapi setahun lebih untuknya mungkin bisa.
"Tampaknya laki-laki itu orang kaya," Diana bahkan menyimpulkan semua atas segala yang dialaminya dengan satu kalimat.
***
Di sisi lain.
Mobil yang dikendarai Dariel, pria yang sempat bersama Diana itu memasuki perumahan elite yang mayoritasnya orang berpenghasilan banyak dimana salah satunya Dariel sendiri.
Rumah nomor 3 dari pintu masuk, sama besar dan luasnya dengan rumah lainnya... Dariel menjalankan mobilnya masuk ke garasi.
Seorang wanita tampak menunggu di teras rumah. Senyuman mengembang teramat lebar, saat matanya mengekor setiap pergerakan Dariel, pria yang tak lain adalah suaminya sendiri dari kejauhan.
"Mas... Kamu sudah pulang?" ucap wanita itu tersenyum lebar menyambut kedatangan suaminya.
"Hm, ya.. Aku sudah pulang," namun hanya dijawab simple terkesan datar.
Bibir wanita itu seketika mayun. "Iiiihh, kamu kenapa sih, Mas! Aneh banget satu bulan ini," Merly, wanita itu bergelayut manja di lengan suaminya.
Namun Dariel sama sekali tidak merespon dengan lembut. Dariel bahkan mengabaikannya. "Aku cape. Mau istirahat, kamu jangan manja kayak gini, bisa!?" diakhiri dengan bentakan.
Lantaran Dariel kesal dengan sikap Merly yang memang sudah sering begitu, namun bagi Dariel sekarang sangatlah aneh dan menyebalkan. Dariel melepas sentuhan dari istrinya tersebut, Ia melangkah mendahului istrinya.
"Kamu punya wanita lain di belakang aku, ya!" tuduh Merly asal namun ungkapan itu berhasil membuat tubuh Dariel seketika terpaku.
Bersambung...
Keina di usir dari rumah keluarga tiri karena diketahui telah berselingkuh dari Leo, kekasih Kara, anak kandung di keluarga angkat Kei. Namun siapa sangka di tengah jalan malah bertemu dengan pria mabuk dan diperkosa hingga hamil. Kehidupan penuh beban sebenarnya dimulai. Melahirkan tiga anak sekaligus bukan lah hal mudah di saat kondisi ekonomi kritis baginya. Tapi semua terbayar ketika ia mengetahui ketiga anak-anaknya cerdas dan bertalenta. Anna, pandai melukis. Alice, pandai menulis karangan karya. Dan Andre, dia pandai berakting. Siapa sangka pada suatu kebetulan ia bertemu dengan seorang pria, yang diklaim sebagai ayah dari anak-anaknya. Jeremy, CEO perusahaan yang bergerak dalam industri perfilman. Tempat anaknya, Andre akan melakukan syuting film pertamanya bersama Kei.
Hanya ada satu pria di hati Regina, dan itu adalah Malvin. Pada tahun kedua pernikahannya dengannya, dia hamil. Kegembiraan Regina tidak mengenal batas. Akan tetapi sebelum dia bisa menyampaikan berita itu pada suaminya, pria itu menyodorinya surat cerai karena ingin menikahi cinta pertamanya. Setelah kecelakaan, Regina terbaring di genangan darahnya sendiri dan memanggil Malvin untuk meminta bantuan. Sayangnya, dia pergi dengan cinta pertamanya di pelukannya. Regina lolos dari kematian dengan tipis. Setelah itu, dia memutuskan untuk mengembalikan hidupnya ke jalurnya. Namanya ada di mana-mana bertahun-tahun kemudian. Malvin menjadi sangat tidak nyaman. Untuk beberapa alasan, dia mulai merindukannya. Hatinya sakit ketika dia melihatnya tersenyum dengan pria lain. Dia melabrak pernikahannya dan berlutut saat Regina berada di altar. Dengan mata merah, dia bertanya, "Aku kira kamu mengatakan cintamu untukku tak terpatahkan? Kenapa kamu menikah dengan orang lain? Kembalilah padaku!"
Setelah menyembunyikan identitas aslinya selama tiga tahun pernikahannya dengan Kristian, Arini telah berkomitmen sepenuh hati, hanya untuk mendapati dirinya diabaikan dan didorong ke arah perceraian. Karena kecewa, dia bertekad untuk menemukan kembali jati dirinya, seorang pembuat parfum berbakat, otak di balik badan intelijen terkenal, dan pewaris jaringan peretas rahasia. Sadar akan kesalahannya, Kristian mengungkapkan penyesalannya. "Aku tahu aku telah melakukan kesalahan. Tolong, beri aku kesempatan lagi." Namun, Kevin, seorang hartawan yang pernah mengalami cacat, berdiri dari kursi rodanya, meraih tangan Arini, dan mengejek dengan nada meremehkan, "Kamu pikir dia akan menerimamu kembali? Teruslah bermimpi."
Raina terlibat dengan seorang tokoh besar ketika dia mabuk suatu malam. Dia membutuhkan bantuan Felix sementara pria itu tertarik pada kecantikan mudanya. Dengan demikian, apa yang seharusnya menjadi hubungan satu malam berkembang menjadi sesuatu yang serius. Semuanya baik-baik saja sampai Raina menemukan bahwa hati Felix adalah milik wanita lain. Ketika cinta pertama Felix kembali, pria itu berhenti pulang, meninggalkan Raina sendirian selama beberapa malam. Dia bertahan dengan itu sampai dia menerima cek dan catatan perpisahan suatu hari. Bertentangan dengan bagaimana Felix mengharapkan dia bereaksi, Raina memiliki senyum di wajahnya saat dia mengucapkan selamat tinggal padanya. "Hubungan kita menyenangkan selama berlangsung, Felix. Semoga kita tidak pernah bertemu lagi. Semoga hidupmu menyenangkan." Namun, seperti sudah ditakdirkan, mereka bertemu lagi. Kali ini, Raina memiliki pria lain di sisinya. Mata Felix terbakar cemburu. Dia berkata, "Bagaimana kamu bisa melanjutkan? Kukira kamu hanya mencintaiku!" "Kata kunci, kukira!" Rena mengibaskan rambut ke belakang dan membalas, "Ada banyak pria di dunia ini, Felix. Selain itu, kamulah yang meminta putus. Sekarang, jika kamu ingin berkencan denganku, kamu harus mengantri." Keesokan harinya, Raina menerima peringatan dana masuk dalam jumlah yang besar dan sebuah cincin berlian. Felix muncul lagi, berlutut dengan satu kaki, dan berkata, "Bolehkah aku memotong antrean, Raina? Aku masih menginginkanmu."
Harap bijak memilih bacaan. Mengandung adegan dewasa 21+ Carmen Adelia Giovanni (26) harus menelan pil pahit setelah memergoki kekasihnya selingkuh dengan sahabatnya sendiri. Kemudian ia memutuskan untuk pindah ke kota lain untuk menenangkan diri dan mencari pekerjaan lain. Ia melamar pekerjaan di perusahaan Johnson Corporation dan diterima menjadi sekretaris di sana. Alexander Felix Johnson (31) CEO arogan yang kembali ke kota kelahirannya ketika menemukan gadis yang menarik perhatiannya berada di kantor milik keluarganya. Akankah Alexander Felix Johnson berhasil memiliki Adelia Giovanni untuk menjadi kekasih sekaligus istrinya? Dan bagaimana reaksi Adelia ketika mengetahui bahwa Alexander adalah laki-laki yang membawanya malam itu?
Untuk memenuhi keinginan terakhir kakeknya, Sabrina mengadakan pernikahan tergesa-gesa dengan pria yang belum pernah dia temui sebelumnya. Namun, bahkan setelah menjadi suami dan istri di atas kertas, mereka masing-masing menjalani kehidupan yang terpisah, dan tidak pernah bertemu. Setahun kemudian, Sabrina kembali ke Kota Sema, berharap akhirnya bertemu dengan suaminya yang misterius. Yang mengejutkannya, pria itu mengiriminya pesan teks, tiba-tiba meminta cerai tanpa pernah bertemu dengannya secara langsung. Sambil menggertakkan giginya, Sabrina menjawab, "Baiklah. Ayo bercerai!" Setelah itu, Sabrina membuat langkah berani dan bergabung dengan Grup Seja, di mana dia menjadi staf humas yang bekerja langsung untuk CEO perusahaan, Mario. CEO tampan dan penuh teka-teki itu sudah terikat dalam pernikahan, dan dikenal tak tergoyahkan setia pada istrinya. Tanpa sepengetahuan Sabrina, suaminya yang misterius sebenarnya adalah bosnya, dalam identitas alternatifnya! Bertekad untuk fokus pada karirnya, Sabrina sengaja menjaga jarak dari sang CEO, meskipun dia tidak bisa tidak memperhatikan upayanya yang disengaja untuk dekat dengannya. Seiring berjalannya waktu, suaminya yang sulit dipahami berubah pikiran. Pria itu tiba-tiba menolak untuk melanjutkan perceraian. Kapan identitas alternatifnya akan terungkap? Di tengah perpaduan antara penipuan dan cinta yang mendalam, takdir apa yang menanti mereka?
Kesalahan satu malam, membuat semuanya menjadi hancur lebur. Miranda berawal hanya bersenang-senang saja, tapi sialnya malah dia terjebak malam panas dengan Athes Russel. Hal yang membuatnya semakin kacau adalah pria itu merupakan teman bisnis ayahnya sendiri. “Kita bertemu lagi, Miranda,” bisik Athes serak seraya memeluk pinggang Miranda. Miranda mendorong tubuh Athes keras. “Shit! Menjauh dariku, Jerk!” Athes terkekeh sambil membelai rahang wanita itu. “Bagaimana bisa aku melupakanmu? You’re so fucking hot.” *** Follow me on IG: abigail_kusuma95 (Informasi seputar novel ada di IG)