Keina di usir dari rumah keluarga tiri karena diketahui telah berselingkuh dari Leo, kekasih Kara, anak kandung di keluarga angkat Kei. Namun siapa sangka di tengah jalan malah bertemu dengan pria mabuk dan diperkosa hingga hamil. Kehidupan penuh beban sebenarnya dimulai. Melahirkan tiga anak sekaligus bukan lah hal mudah di saat kondisi ekonomi kritis baginya. Tapi semua terbayar ketika ia mengetahui ketiga anak-anaknya cerdas dan bertalenta. Anna, pandai melukis. Alice, pandai menulis karangan karya. Dan Andre, dia pandai berakting. Siapa sangka pada suatu kebetulan ia bertemu dengan seorang pria, yang diklaim sebagai ayah dari anak-anaknya. Jeremy, CEO perusahaan yang bergerak dalam industri perfilman. Tempat anaknya, Andre akan melakukan syuting film pertamanya bersama Kei.
"Keluar kau dari rumah kami! Perempuan tak tahu diri!"
Teriakan lantang berupa makian di akhirnya itu masih menggema dalam ingatan Keina. Gadis
berpenampilan sederhana yang hanya mengenakan pakaian lengan pendek dan rok di bawah lutut terlihat lusuh, ia berjalan di pinggiran jalan.
Lalu lalang berbagai jenis kendaraan, besar dan kecil di tengah jalan berpohon dan banyak rumput di sisi kiri dan kanannya seakan menganggap Kei sesuatu yang tak berarti. Tiada seorang pun yang peduli padanya.
Kepala tertunduk, sorot mata berlinang air mata itu menatap dalam aspal jalan yang terlihat gelap. Dia menautkan kedua jari telunjuk membentuk lilitan janji jari kelingking.
Air mata membasahi pipi, tersamar hujan deras di malam hari. Pakaian basah, ia mulai kedinginan. Sementara sama sekali tidak mempunyai tempat singgah, setidaknya untuk berteduh sebentar saja.
Rumah yang ia tempati dan tumbuh besar hingga beberapa jam yang lalu telah mengusirnya. Sebagai tanda jika Kei tidak bisa kembali setidaknya menyinggah.
Hanya karena dilihat perpelukan dengan lelaki, Kei diusir. Namun lelaki itu bukan lelaki sembarangan, dia adalah Leo, pria yang digemari adik angkatnya, Kara.
Kecemburuan sebab kakak angkatnya perpelukan dengan pria yang digemarinya padahal baru pagi, awal masuk sekolah kelas sebelas ia memutuskan mengatakan perasaan cinta. Dan diterima.
Belum melakukan apapun terhadap pria itu,
hanya memegang tangan. Dan Kei, Kara rasa sudah mengambil bagian lebih besar itu dari padanya.
Api membara menyapu semua kebaikan yang dilakukan Kei pada Kara menjadi segeganggam debu. Memutuskan otak iblis menguasainya,
Kara mengadu pada ibu dan ayah kandungnya.
"Syukur-syukur kami masih memberi kau makan! Sekarang, apa balasanmu untuk kami, perempuan penghianat! Menyesal aku buat kau jadi putriku!"
Menangis dan meraung minta jangan diusir, tapi tiada yang bisa dilakukan selain mengikuti perintah.
Kekuatan dua bodyguard di rumah itu berkali-kali lebih besar darinya. Kei di campakkan keluar dari rumah itu. Ia di usir, dan berjalan keluar dari lingkungan asri, tempat para orang berada berkumpul.
Hatinya sedih, pilu dan merasa tak berguna merasuk di jiwanya. Kei, merasa di dunia ini dia tidak punya arti.
Berusaha semaksimal mungkin agar orang dalam rumah tempat ia tinggal dan menetap menyukainya.
Kei melakukan segala sesuatu dengan sangat baik. Walau hanya mampu mengemas rumah tiap hari, memasak dan mengurus keperluan adiknya yang manja. Hanya hal kecil itu yang bisa dilakukannya untuk sementara ini.
Kei, sudah terlanjur baik pada perempuan yang sembilan tahun lebih muda darinya itu.
Awalnya, ia memerankan diri sebagai asisten rumah tangga agar mendapatkan hati ayah dan ibu angkatnya, lama kelamaan menjadi pelayan melebihi babu.
Kei tidak di bayar dengan uang, hanya sepiring nasi setiap harinya. Menyebabkan ia sangat kurus dan kekurangan gizi.
Lihatlah, tubuhnya sudah sempoyongan berjalan. Ia tidak sanggup melanjutkan perjalanan yang jujur tidak ia ketahuinya mau bermalam di mana.
Hampir setengah kilometer dia berjalan. Dia meneguk saliva yang terasa mengering, tak mendapat air.
Sesekali menjulurkan lidah menghadap langit, hanya mendapat beberapa tetes saja. Haus, namun pegal pada leher yang melengkung terus-terusan.
Ia tak tahan, Kei yang malang hanya mampu berharap Tuhan masih menolongnya. Memberi sesuatu berharga baginya, setidaknya menemani gadis itu tidak sendirian. Sebab jujur, Kei tidak pernah memiliki teman.
Bahkan semasa ia di panti asuhan selama 6 tahun, anak-anak seusianya menjauhinya, seakan menganggap Kei sebagai sebuah mahluk tak kasat mata.
Hanya ibu penjaga panti menemaninya. Karena dia pendiam dan tak mudah bergabung dengan masyarakat. Ia pemalu.
Bisa dihitung, kurang dari dua ratus orang yang bertemu dengannya. Dan berkenalan, kurang dari lima puluh orang.
Itu pun terjadi karena suatu paksaan. Entah ada seminar khusus anak anak panti, lalu bertemu dan berkenalan dengan orang lain menemuinya, dan mulai berkenalan.
Lelah berat menyerangnya. Kei terpaksa harus duduk di atas batu dan menyeka keringat bercampur air hujan yang menetes dari angkasa.
Di sekitar, terlihat ada banyak orang. Laki-laki dan seorang perempuan cantik berpakaian sangat seksi.
Bahkan ada yang dua sampai tiga, mereka begitu mesra, seakan tak peduli dengan pandangan Kei, sebagai orang risih yang melihatnya.
"Hey perempuan cantik," seorang lelaki mencolek rahang Kei.
Di sekitar lelaki itu terdapat dua wanita bersolek tebal dan sepertinya mempesona bagi lelaki bertubuh gendut dan tampak bergairah namun begitu menjijikan bagi Kei.
Sontak Kei menoleh, ia melemparkan pandangan tak suka. Berdiri, entah mendapat kekuatan dari mana, "Jangan macam-macam, ya!" menepis, dan segera berlari dari sana.
Kei hanya mendengar suara gelak tawa dan ucapan berupa lontaran kuat meremehkan dari mulut pria tua, hidung belang itu.
Rasa takut menguasainya, hingga...
Dugh!
"Awh," ia meringis kesakitan kala kepalanya terbentur sangat kuat, oleh benda keras berakhir kenyal seperti seogok daging hewan di pasaran.
Tapi apa ada pasar mendadak di sini? Seingat Kei tidak ada. Mengingat sembari berlari, gadis itu menunduk sesekali menoleh ke belakang.
Cara utama mengetahuinya hanyalah Kei harus melihat siapa pemilik benda keras berakhir kenyal bertubruk pada kepalanya barusan.
Ia memijit kening yang terasa nyeri itu. Mengangkat kepala, pandangan Kei beradu pada seorang pria berwajah tampan dan dingin yang terlihat sempoyongan berdiri.
Mata memerah, dan racauan sedaritadi Kei dengar tapi dihiraukannya. Terasa bahunya dipegang oleh pria itu, "Temani aku sayang!" menarik tangan Kei.
"L-lepaskan!" Kei mencoba melawan genggaman tangan besar dan kuat serta kokoh pria itu. Namun tak kunjung berhasil.
"T-tolong! Siapapun, tolooongggg!"
Tiada yang prihatin padanya.
Kei tidak mengerti, sedaritadi mencoba melawan. Orang-orang melihatnya karena suara kerasnya itu.
Tapi hanya melempar pandangan takut, entah takut karena apa. Berbisik-bisik dengan pasangan di sampingnya.
"Dia wanita pilihan CEO."
Hanya itu berhasil di dengarnya sebelum Kei di campakkan, masuk ke dalam mobil mewah keluaran tahun ini.
Tak hanya sampai di sana. Pintu di tutup, dan pria itu berada di atasnya. Menatapnya dengan pandangan bergairah. Kei semakin takut menatap netra biru pria berahang tegas tersebut.
"L-lepaskan, tuan... Tolong," pergelangan tangan sudah dikunci, Kei membuang wajah ke samping, air mata membasahi pipi, jatuh ke kursi lembut kepemilikan pria itu.
"Tidak sayang. Tidak, temani aku malam ini!" telunjuk pria itu menyentuh sudut wajah Kei. Mulai dari garis pertengahan rambut hitam legamnya, sampai telinga Kei.
Memperlakukan begitu lembutnya. Namun Kei sangat risih. Tiada yang bisa dilakukan. Ia disekap secara lembut.
Melucuti pakaian Kei. Pria itu melakukan tindakan sebagai pria bajingan. Kei menangis kesegukan saat pria itu sudah tertidur menggatikan posisinya.
Ia keluar dengan langkah kaki terlatih-latih, sudah tidak ada harapan lagi dan kebanggan bagi dirinya. Kei sudah kotor dan dia benci mengakuinya.
Pakaian yang dikenakan pun tampaknya sudah mengering. Sejam lelaki itu melakukan tindakan tak berperikemanusiaannya pada Kei.
Kei juga takut kalau lelaki itu melakukan tindakan kasarnya seperti tadi jika Kei berlama-lama menangisi kebodohannya menjadi wanita lemah.
Aku Sila Aninda. Berharap menjadi kekasih seorang Haran Adijaya, pria yang kucintai selama sepuluh tahun. Namun sepertinya keinginanku dikabulkan melebihi ekspetasi. Akibat kesalahan satu malam, aku menikahinya dan jujur, selama pernikahan berlangsung dia sangat baik padaku. Namun segala pandanganku terhadap kebaikannya sekarang berubah karena kata-kata menyakitkan yang dia lontarkan. Dia hanya ingin anak tapi tidak denganku sebagai Ibu anak itu. Aku hamil sebelum menikah karena perbuatannya. Tidak disangka ini latar belakang dia memperlakukanku sangat lembut. Apa aku mampu mengikhlaskan anakku menjadi milik suamiku seorang? Yuk, saksikan kisahku dan Haran Adijaya dalam novel MENCINTAIMU MENYAKITIKU.
Diana menikahi Dariel karena anak dalam kandungannya membutuhkan seorang ayah. Dia pikir semuanya akan baik-baik saja setelah ini, tetapi Diana tidak tahu ada masalah besar di depan. Dimana sahabatnya yang sudah 10 tahun sejak lulus dari kelas 2 SMA tidak bertemu pernah lagi dengannya, ternyata adalah istri pertama Dariel. Kebencian itu sangat dalam di lubuk hati Merly karena menganggap Diana telah mengkhianati persahabatan mereka. Hal itu membuat Diana tak pernah tenang di dalam rumah meski Diana sudah meminta maaf bertekuk lutut di kaki sahabatnya sendiri demi anak yang ada di kandungannya. Apa yang akan terjadi pada Diana selanjutnya?
Kulihat ada sebuah kamera dengan tripod yang lumayan tinggi di samping meja tulis Mamih. Ada satu set sofa putih di sebelah kananku. Ada pula pintu lain yang tertutup, entah ruangan apa di belakang pintu itu. "Umurmu berapa ?" tanya Mamih "Sembilanbelas, " sahutku. "Sudah punya pengalaman dalam sex ?" tanyanya dengan tatapan menyelidik. "Punya tapi belum banyak Bu, eh Mam ... " "Dengan perempuan nakal ?" "Bukan. Saya belum pernah menyentuh pelacur Mam. " "Lalu pengalamanmu yang belum banyak itu dengan siapa ?" "Dengan ... dengan saudara sepupu, " sahutku jujur. Mamih mengangguk - angguk sambil tersenyum. "Kamu benar - benar berniat untuk menjadi pemuas ?" "Iya, saya berminat. " "Apa yang mendorongmu ingin menjadi pemuas ?" "Pertama karena saya butuh uang. " "Kedua ?" "Kedua, karena ingin mencari pengalaman sebanyak mungkin dalam soal sex. " "Sebenarnya kamu lebih tampan daripada Danke. Kurasa kamu bakal banyak penggemar nanti. Tapi kamu harus terlatih untuk memuaskan birahi perempuan yang rata - rata di atas tigapuluh tahun sampai limapuluh tahunan. " "Saya siap Mam. " "Coba kamu berdiri dan perlihatkan punyamu seperti apa. " Sesuai dengan petunjuk Danke, aku tak boleh menolak pada apa pun yang Mamih perintahkan. Kuturunkan ritsleting celana jeansku. Lalu kuturunkan celana jeans dan celana dalamku sampai paha.
Warning 21+ Harap bijak memilih bacaan. Mengandung adegan dewasa! Memiliki wajak cantik dan tubuh sempurna justru mengundang bencana. Sherly, Livy dan Hanny adalah kakak beradik yang memiliki wajah cantik jelita. Masing-masing dari mereka sudah berkeluarga. Tapi sayangnya pernikahan mereka tak semulus wajah yang dimilikinya. Masalah demi masalah kerap muncul di dalam hubungan mereka. Kecantikan dan kesempurnaan tubuh mereka justru menjadi awal dari semua masalah. Dapatkah mereka melewati masalah itu semua ?
Istriku yang nampak lelah namun tetap menggairahkan segera meraih penisku. Mengocok- penisku pelan namun pasti. Penis itu nampak tak cukup dalam genggaman tangan Revi istriku. Sambil rebahan di ranjang ku biarkan istriku berbuat sesukanya. Ku rasakan kepala penisku hangat serasa lembab dan basah. Rupanya kulihat istriku sedang berusaha memasukkan penisku ke dalam mulutnya. Namun jelas dia kesulitan karena mulut istriku terlalu mungil untuk menerima penis besarku. Tapi dapat tetap ku rasakan sensasinya. Ah.... Ma lebih dalam lagi ma... ah.... desahku menikmati blowjob istriku.
Kemudian Andre membuka atasannya memperlihatkan dada-nya yang bidang, nafasku makin memburu. Kuraba dada-nya itu dari atas sampah kebawah melawati perut, dah sampailah di selangkangannya. Sambil kuraba dan remas gemas selangkangannya “Ini yang bikin tante tadi penasaran sejak di toko Albert”. “Ini menjadi milik-mu malam ini, atau bahkan seterusnya kalau tante mau” “Buka ya sayang, tante pengen lihat punya-mu” pintuku memelas. Yang ada dia membuka celananya secara perlahan untuk menggodaku. Tak sabar aku pun jongkok membantunya biar cepat. Sekarang kepalaku sejajar dengan pinggangnya, “Hehehe gak sabar banget nih tan?” ejeknya kepadaku. Tak kupedulikan itu, yang hanya ada di dalam kepalaku adalah penis-nya yang telah membuat penasaran seharian ini. *Srettttt……
Novel Ena-Ena 21+ ini berisi kumpulan cerpen romantis terdiri dari berbagai pengalaman romantis dari berbagai latar belakang profesi yang ada seperti CEO, Janda, Duda, Mertua, Menantu, Satpam, Tentara, Dokter, Pengusaha dan lain-lain. Semua cerpen romantis yang ada pada novel ini sangat menarik untuk disimak dan diikuti jalan ceritanya sehingga bisa sangat memuaskan fantasi para pembacanya. Selamat membaca dan selamat menikmati!
Ketika Nadia mengumpulkan keberanian untuk memberi tahu Raul tentang kehamilannya, dia tiba-tiba mendapati pria itu dengan gagah membantu wanita lain dari mobilnya. Hatinya tenggelam ketika tiga tahun upaya untuk mengamankan cintanya hancur di depan matanya, memaksanya untuk meninggalkannya. Tiga tahun kemudian, kehidupan telah membawa Nadia ke jalan baru dengan orang lain, sementara Raul dibiarkan bergulat dengan penyesalan. Memanfaatkan momen kerentanan, dia memohon, "Nadia, mari kita menikah." Sambil menggelengkan kepalanya dengan senyum tipis, Nadia dengan lembut menjawab, "Maaf, aku sudah bertunangan."