ik," kata ibu Steve seraya menatap Steve dengan tegas. Steve hendak mengatakan se
mengambil perhatianku yang s
Felton?" ba
Mom juga." Ibu Steve tersenyum lembut padaku. Aku membalasnya
ya, Mom." Aku mengangguk. Sempat m
amu lebih patuh daripada Steve anak kandung Mom sendiri. Helen manis sekal
pelan sedangkan didalam
ang Mom, ya?" Aku melirik Steve yang memasang ekspresi seolah terkhia
sih setia dengan rasa t
susah payah memahami orang lain. Dulu aku berpikir jika peka pada orang lain itu baik, tapi ternyata aku malah jadi se
uka memakai topeng untuk bersembunyi dan memen
sa diam berhadapan dengan Steve di ru
ngan Steve. Kami saling me
alah satu berkata 'kau duluan'. Atau bisa juga menunggu sa
n 'kau duluan'. Ini bukan suasana yang mendukung untuk acara romantis, berbicara hat
keputusan yang sama. Kami sekali lagi berkata disaat
arkan hawa kebencian dan melihatku seperti musuh. Hal
di sandaran sofa seraya mengh
engar ucapannya. Aku mengatur napas, menariknya pe
t kembali menegakkan punggu
kemauan ibumu dan tidak menolak." Aku tahu diri untuk tidak dengan bangganya menyebut ibunya dengan pan
pannya dan harapan ibuku, harapan mereka. Entah kenapa aku ingin mengabulkannya me
rapannya padaku, buktinya aku baru tahu jika ibu ingin ak
membuatku menggenggam tangan dengan lebih erat,
au sebenarnya kau sama
palaku karena balasan Stev
ku tidak
at canggung. Aku hanya ingin mengerti bagaimana pa
yang aku rasakan. Seperti
n. Dia memang pria yang baik. Aku seharusnya tahu
bertanya dengan suara pelan. Sedikit m
ih. Tapi memang hubungan kami merenggang karena jarak. Kami jarang bisa berkomunikasi. Bisa di
kin Steve akan menerimaku jika dia sedang tidak punya kekasih? Tapi kemudian aku bersyukur pertanyaan itu
gkit berdiri menuju p
emanggil namaku. Segera aku menuju tempa
ernyata adalah seorang petugas pengirim barang yang sedang membawa kar
tmu?" tan
dipindahkan ke apartemen Steve, "Iya benar. Tapi seingatk
tanyanya. Ak
napa paket barangmu kelebihan." Steve menyuruh par
Padahal dia tidak menerimaku tapi aku sudah membawa barang untuk ting
tu para petugas pengi
utkan alisny
usaha mengumpulkan
ku mengangguk sembari melihat ke samping t
ketmu kelebihan. Ini pasti dari Mom." uc
ra mencegah. "Tidak usah, biar aku saja
at dia hendak membalas, aku tahu dia menawarkan diri. Dan
u mengangguk yakin. Dia terdiam sebe
mana apartemennya terdapat dua buah kamar. "Kamar ini t
aat mendengar nama per
takut membuatku sedih karena aku dijodohkan dengannya yang sudah menolakku karena perempuan lain. Aku ta
memang terlihat berdebu. Tapi aku menghentikannya lagi. Kali ini tanpa gerakan, aku menc
rseru membuat Steve berhenti me
capku seraya masuk kamar dan men
tanyanya, mungkin merasa
tu sebenarnya banyak kerjaan, kan?" tanyaku, berusaha
asih menggantungkan kalima
i ini. Jadi ini akan membantuku menghabiskan waktu
bawahnya, tapi dia tidak bereaksi apa
nku kecuali hal itu akan membuatku te
u kamar yang terbuka aku segera mendo
dangku dengan tidak biasa, matanya menatapku dalam. Membuatku seolah tenggelam dalam mata hijaunya yang kini semakin ter
*