g masih mematung mencoba mencerna apa yang telah terjadi. Sesaat
tak berani bergerak sembarangan. Salah-salah, bisa jadi kepala mereka yang menjadi sasaran selanj
ua
berkata dengan kasar. Rahangnya mengeras, matanya menatap pria itu taja
adati pintu keluar aula untuk menyelamatkan diri mereka sendiri. Mereka
idak! Bukan Altheda, tetapi seharusnya Arthur yang menjadi korbannya. Namun, Alt
h sahabatnya itu dengan penuh kasih. Astaga! Sahaba
sekarang!" titah Arthur kem
i ini juga, Mark." Lanjutnya lagi
ahabatnya dari belakang dengan cemas. Dia tidak ingin berpikir negatif, tetapi ayolah. Siapa yang t
menyia-nyiakan ilmu yang lo kumpulin dengan susah payah selama
*
ka sok polos lo, jauhin gue dan jangan
ngikutiku!
. Dasar anak tidak tahu diuntung. Dosa apa yang ku
jalang. Berkali-kali gue bil
gu dia. Dasa
dari kehi
sih! Apa yang terjadi? Tunggu ... Ini dimana?" Kagetny
ng rawat di rumah sakit. Dinding ruangan yang berwarna putih dipadukan dengan warna coklat tua, ditambah lagi dengan bau
manapun semua orang tahu jika ini ruang inap VIP. Lalu siapa yang akan membayar tagihannya. Haa ... Alth
g laki-laki yang baru saja memasu
i dokter? Tapi kenapa dia tidak menggunakan jubah dokterny
angkah kakinya, lalu memandangi wajah gadi
dak apa-apa. Jika sampai keponakannya benar-benar lupa ingatan seperti tebakannya, maka keluarga itu akan berurusan langsung d
siapa? Lo bu
a ingatan yah!" Arya kembali melanjutkan langkah kakinya untuk mendekati Altheda. Tangan
berbohong padanya. Sejak kapan Altheda memiliki paman, apalagi ini adik
al. Dia enggak punya kakak, apalagi adik. Gue gak akan pernah
gera kembali disadarkan!" Arya memutuskan untuk kembali ke rumah keluarga keponakannya-- Azalea Caleste. Dia akan memperingatkan para makhluk astral yang
ika pria sinting yang suka mengaku-ngaku itu pergi. Sekarang dia harus segera menghubungi Alva, agar bisa membantunya me
fas lelah. Ia memutuskan untuk pergi ke toilet, dirinya ingi
ng. Oh astaga! Kenapa rasa sakitnya harus senyata ini. Ia menyesal menjadikan tubuhnya tameng untuk melindungi dosen favo
tu. Tapi tunggu, kenapa sepertinya ada yang aneh di sini? Bukankah dia terk
h pintu. Di sana seorang laki-laki yang masih menggunakan
Tersesat atau salah ruang
nnya memanggilnya dengan Lo, gue. Selain itu sejak kapan gadis ini
ia gila tadi yang ngaku-ngaku jadi paman gue? Sorry to say, gue anak
akan pernah tertarik sama lo Azalea!" Altheda mengernyitkan dahinya tak mengerti. Juga ucapan anak kecil ini sangat menjijikkan, seolah-olah jika dirinya selalu mengejar-ngeja
lah sana. Sepertinya lo butuh penanganan psikiater khusus deh,
emuda itu di depan pintu begitu saja. "Ck ... Kenapa gue harus ketemu denga
gadis itu terbentur cukup kuat sampai harus menjadi gila. Atau gadis itu lupa ingatan? Tapi seperti
i suara teriakan dari kamar mandinya harus menghentikan lan
a yang- ? Oh ... Ast
*