enembus ketegangan saat dia menatap
rene tidak p
tak lebih dari seorang pewaris dari keluarga bangkrut yang
aan sulit ini dengan anggun, menelan harga
g semakin dekat, dia tidak lagi merasa h
rcaya diri melintasi ruangan menuju tempat
ndorong pintu hingga ter
erdiri dan menghampirinya, melin
anya meneteskan nada manis seperti seorang istr
engannya, matanya sedikit menyipit. "Apa yang ka
karena aku mengundangnya. Sudah lama sekali sejak kunjungan terakhirnya
nya kehilangan sejumlah besar uang. Melia-lah yang turun tangan untuk menyelesaikan kekacauan ini, suatu t
etar." Mungkin aku seharusnya tidak datang. Sebaiknya aku pergi sa
engan dramatis
ndali, menghentikannya dan berkata, "Tidak,
reka dari samping, hatinya ha
dia duduk di sana, merasa lebih seperti peng
, membuatnya mustahil untuk
karang, Kakek?" saran Sophia, suaranya
"Aku mungkin sudah tua, tapi aku masih belum mati! Mengenai istri cucuku, S
. "Dan biar kuperjelas-kalau kudengar ada yang menyakiti Sophia
angannya, kukunya hampir menancap di telapak tangan
al dan menggigit bibir, d
rontasi itu, membenci perasaan
ammu," balasnya dengan tajam sambi
hu terima kasih ...." Suara Nadir bergetar karena marah, tu
nyokongnya sambil membi
dan penuh dengan penerimaan yang lelah. "Kakek, jangan repo
berat, campuran antara kekaguman dan kesedihan. "
einginannya, dia tidak dapat mengendalikan kehidupan generasi mud
uah dokumen dari laci dan meletakkannya d
pada kontrak itu, ketegangan ti
epasrahan. "Kakek, aku tidak bisa menerima ini. Aku menikah dengan Nathan, meski tahu sepenuhnya bahwa dia memili
dengan hati-hati, "Sophia, apakah kamu
kejut sejenak, lalu tersenyum pahit sambil menggelengkan kepala. "Tidak, ak
cintanya kepada Nathan adalah sesuatu
alu berat dan dia tidak da
enandatangani do
ak dapat memengaruhinya, ma
kan bahwa jika pernikahannya itu menjadi tak tertah
tunjukkan seseorang kepada cucu perempuan tercinta, me
ng megah, Sophia tidak kembali ke rumah
ang dikelola oleh sebuah hotel. Apartemen itu memiliki kamar tidur dan ruang tamu
tempat perlindungan ya
hadiran Nathan dan kenangan menyakitk
hia membuka-buka kontaknya, perasaa
ia tidak punya orang yang bisa
diberikannya kepada Liya
am dirinya, mendorongnya untuk meng
nya bisa menjalaninya selangkah demi selangkah
ungkapkan kebenaran kepada
erapikan ruangan. Syukurlah, si kecil yang ada di dalam kandungannya
an kegiatan bersih-bersih
meman
g antara menjawab atau mengabaikan panggila
kesunyian. "Di mana kamu, Sophia? Kenapa kamu tidak
kepahitan. "Mengingat kita akan bercerai, aku tidak
u .
erima perceraian ini. Aku tidak akan bergantung padamu. Dan aku akan sang
phia menutup panggilan telepon, menin
arah ketika sambung
ta itu menutup pan