ia dengan cermat menghindari pe
ar, hampir tidak dapat dipercaya bagaimana
ah, bertekad untuk menye
rceraiannya dirampungkan-lalu menyerahkan surat
ia, sambil memegang erat sekotak kue kering kesukaan Liyani
dedikasi selama bertahun-tahun, masih tingg
nuhi dedaunan dari halaman sekolah menuju gedung apartemen,
sini?" tanyanya sambil menger
natapnya, wajahnya mence
anmu?" jawabnya, nada bicaranya merupakan ca
ih lebar, wajahnya dipen
tmu di sekitar sini. Nat-eh, maksu
elambaikan setumpuk dokumen. "Saat ini aku ter
ekali atau dua kali setahun semasa kecil, jadi kemungkinan besar kita hanya sal
da Arif dan melanjutkan perjalanannya, Liyani muncul
at mendekatinya, meletakkan tangan lembut di bahunya. "Anak muda,
h semangat, dengan hati-hati menjawab, "Oh, Anda nenek So
embuat senyum Liyani me
wa pertemuan yang menyenangkan ini mungkin akan segera berubah menjadi can
main, menggoda, dan terkekeh. "Apa maksudmu, 'bukan'?
ampak jelas d
aat baginya untu
i salah mema
njernihkan suasana, tetapi Liyani mem
at dia mengantar mereka masuk ke dalam gedung. Perjalanan mereka diir
"Pacar cucu perempuanku, bukanka
, komunikasi dalam diam yang dipenuhi d
ya mengandung rasa malu. "Aku bilang ke Nenek beberapa ha
dengan lebih lapang dada dar
mam, "Tidak apa-apa. Biarkan dia menikmati kesalahpah
tapi Sophia men
njadi lembut karena khawatir. "Jika ka
ial masa muda mereka, matanya berbinar dengan semangat y
ga Hardinata, dia perlahan menghilang dari pertemua
upan Sophia berubah secara tak t
" bisik Liyani, sambil memberi isyarat agar So
hana dengan dua kamar tidur dan ruang tamu yang sangat luas-
dengan baik," ucap Liyani, tangannya memeg
at neneknya berseri-seri karena kebahagiaan untuk pertama
idak keberatan-nenekku sangat suka mengobrol. Dan terima kasih atas segalanya hari ini-meliha
endengar cerita tentang guru 'Wanita Besi' yang tegas saat masih di sekolah
lancar sampai mereka tiba d
ati, Arif mengantar Soph
sebuah kesalahan tiba-tiba menyebabkan pergelangan kakinya terki
erlihat jelas saat dia segera melangkah maju untuk
h, sebuah tinju yang tak terduga terayun di udar
?" Suara Arif tajam, ketidakpercayaan
a membalas pukulannya, did
melangkah ke samping, matanya menyipi
amu bersa
agu, tetapi sebelum dia bisa menyusun kata-kata
apa lagi dengan dia," ucapnya tegas, suaranya mengandung n
emeriksa wajah Arif untuk mencari luka. Kelegaan meny
karenanya membuatnya mera
i korek gas menyala yang terlempar ke atas kolam bensin.
cengkeram pergelangan tangan Sophia dengan ceng
es Sophia dengan keras saat dia berusaha melepaskan
ya merupakan campuran antara kekhawatiran dan pe
tatapan dingin dari Nathan yang me
at dia menyeret Sophia melalui l
ingga terbuka dengan kekuatan sedemikian rupa sehingg
ia memelotot ke arah pintu yang rusak, lalu
tuntutnya, suaranya meninggi
anya dengan nada mengejek, seringainya tajam s