rgesa-gesa mengumpulkan barang-b
h berhenti di hadapannya. Jendela itu turun perlahan, memperlihatkan wajah mencolok seo
adalah
uaranya terdengar h
i yang meresahkan sebelumnya membuat Sophia melangkah masuk ke mobil de
kira berakting menyedihkan akan membuatku merasa kasihan pa
ng meny
dan tawa yang tajam dan tanpa rasa ge
tanyanya, suaranya terd
n menjawab, "Tenang saja, tidak per
i sekarang?" desak Sophia,
rga-Kakek ingin bertemu denganmu,
agai pilar kehangatan dalam kehidupan S
hilangnya kedua orang tuanya secara misterius, kebaikan hati merupakan kemewahan yang
mbali menjadi kenyataan yang
uannya merupakan angguka
nya, yang hampir seperti bisikan
ungan Nathan
waktu satu bulan," ungkapnya, nada bicarany
n mungkin akan mengetahui apa yang se
akan menuntutnya untuk mengakhiri kehamilannya, dan dia be
at, Sophia. Kamu tidak perlu mencoba permainan mental ini
tnya bergelut dengan rasa bersalah. Akan tetapi, dia bersikeras bahwa perasaannya
i perceraian resmi, kita harus menjaga pen
tajam di matanya menden
saat berhadapan denganku," bisik
oleh untuk melihat keluar, dan membiarkan
etak di bukit subur dan bergengsi di Buro, hanya s
laman, menandai kedatangan mer
n telapak tangannya yang lebar, sebuah gerakan yang penuh dengan pertimbangan. Meski
ju, genggaman hangat Nat
ya berkedut saat dia mencoba mel
ta itu, Nathan tersandung sedikit, kemudian b
a mendongak untuk bertemu pandang denganny
ujur tubuh Sophia, matanya me
, suaranya melemah saa
ena kemunculan tiba-tiba N
mengambil kembali tangannya saat Nadir m
Aku mulai berpikir kalian telah melupakanku."
a. Namun, hari ini dia berdiri terpaku, tidak yakin denga
ertahun-tahun dalam dunia bisnis, tidak melew
k perlu," ucap Nadir, tatapannya melembut penuh empati terhadap
p rapat, tetap terdiam, meny
lengkung ke atas, membentuk senyum tegang yang tak mencapai
padanya, tetapi dia tahu kasih sayang pria
ekhawatiran saat dia menggenggam tangan Sophia. "Kamu tampak pucat. Ayo, kita
membiarkan dirinya dituntun m
skipun dia telah mempersiapkan diri secara mental untuk perceraiannya dengan Sophia, melihat wanita itu menem
lia. Tenang dan anggun, Melia duduk di sofa, memegang cangkir k
jut saat dia melihat Sophia. "Halo, k
memperkenalkannya? Melihat kekacauan yang dialaminya, jelas kenapa dia tidak mau mengakui hubungan m
ne. Pergi untuk kuliah di luar negeri adalah sebuah kesalahan. Jika aku ti
mu kembali sekarang. Beberapa orang yang sudah te