erat untuk dipikulnya sendiri. Di tengah isak tangisnya, Bagas, sang kakak, memeluk
itu, namun ada sesuatu yang aneh, s
Sesampainya di kamar, air mata kembali membanjiri pipinya. Ia tidak mengerti apa yang baru saja terjadi. Perasaannya campur a
m masakan memenuhi seisi rumah. Namun, ada yang kurang pagi itu. Indri tidak terlihat di me
, dan bibirnya kering. Bagas panik melihat kondisi adiknya. Ia segera menyentuh kening Indri,
eluarga mereka. Ayu segera datang dan memeriksa kondisi Indri. Setelah memeriksa, Ayu memberikan resep
-tiba, Ayu memeluk Farhan dari belakang. Farhan terkejut, namun kemudian tersenyum bahagia. Ia mer
m kerinduan, berciuma
g sakit. Ia pun mengajak Ayu untuk memeriksa kondisi Indri. Set
emesraan mereka, seolah melup
rhan merapikan pakaiannya dan menyuruh Ayu untuk berpura-pura baru keluar dari kamar m
a juga memberitahu ayahnya bahwa Indri harus dib
a telah melupakan Indri, berjanji
igil. Bagas dan Farhan memutuskan untuk membawa Indri ke rumah sakit. Setelah diperiksa, dokt
kumpul dengan keluarganya. Namun, dokter dan keluarganya melara
Indri. Ia merawat adiknya dengan penuh kasi
erasa bersalah karena telah mengabaikan Indri. Mereka b
a. Ia pun menjalani perawatan dengan semangat, b
. Ibu memasak hidangan favorit Indri, nasi goreng spesial dengan tambahan telur mata sapi setengah matang, sosis, dan
nya yang terasa lelah. Sentuhan lembut itu membuat Indri merasa rileks dan nyaman. Sang
i, es teh manis dengan irisan lemon segar. Minuman dingin itu terasa sang
Senyum indah merekah di wajahnya, memancarkan kebahagiaan yang tulus. Ibu, yang telah selesai memasak
a, dikelilingi oleh cinta dan kasih sayang keluarganya. Mimpi ind
tuk pergi ke sekolah. Sebelum berangkat, ia meny
ya, memeluk ayahnya, d
ga yang utuh dan harmonis. Ia teringat akan ibunya yang telah tiada, namun ia yak
ri sudah ikhlas dan sudah bahagia memiliki ayah, Ibu Dewi, dan
ntuk Bagas. Hari itu adalah hari ulang tahun abangnya, dan Indri ingin memberikan keju
tahu, Bagas pasti akan senang menerima kue ulang tahun darinya. Ia me
enyanyikan lagu "Selamat Ulang Tahun" dengan suara pelan. Bagas, yang sedang berba
enuh kebahagiaan menyelimuti rumah mereka. Indri merasa sangat bersyukur memiliki keluarga yang begitu menyayang
n ulang tahun Bang Bagas mereda, Ibu d
sa haru dan takut. "Abang, jangan tinggalkan Indri ya? Indri takut sendirian," bisiknya, suaranya bergetar. Hati
an tubuh Indri dan menyelimutinya dengan penuh kasih sayang. Ia mengecup kening Indri, berbisik, "Abang akan
n indah. Indri, dengan semangat yang membara, telah menyiapkan kejutan istimewa untuk Ibu Dewi, ibu barunya. Saat I
uaranya penuh kebahagiaan. "
m kembali. Ia menerima kotak itu dan membukanya perlahan. Matanya terbelalak meliha
u Dewi, suaranya bergetar. "Tapi, ini pasti
. Sekarang, Ibu Dewi adalah Ibu Indri. Indri sayang Ibu." Indri memeluk erat Ibu Dewi, tangisnya
Ibu," bisik Indri di sela tangisnya. "Indri beli kalung ini
memeluknya erat seolah tak ingin melepaskannya. "Terima kasih, Indri," ucapnya,
telah utuh kembali. Kebahagiaan terpancar dari wajah mereka, mengisi setiap sudut rumah. Pagi yang cerah itu men