img Permainan yang panas  /  Bab 5 Pak Arif 2 | 100.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 5 Pak Arif 2

Jumlah Kata:1012    |    Dirilis Pada: 24/01/2025

yeruak dan mengorek-ngorek vaginaku, aku meringis ketika meras

-kuat, bulatan mungil itu serasa makin menegang saja. Dia membuka mulutnya lebar-lebar berusaha memasukkan seluruh bola-bolaku ke mulutnya, di dalam mulutnya bola- bolaku disedot, dikulum, dan dijilat, rasanya seperti mau dimakan saja milikku itu. Sementara vaginaku makin basah oleh permainan jari

iumannya tidak kalah hampir 5 menit kami berciuman dia berbisik di telingaku meminta izin untuk memasukan penisnya aku yang merasa di ratu hanya bisa mengangukan kepalaku setelah dapet lambu hijau pak Arif mulai ikut berbaring diatas sofa dan membu

an pelan sakit" ucapku set

ya 19 incinya setelah merasakan sudah tidak rasa kesakitan di wajahku pak Arif tiba- tiba di

ucapku di seling

kan berbeda ucapnya sambil

, tapi juga oleh liurnya. Telinga dan leherku pun tak luput dari jilatannya, lalu dia angkat lengan kananku ke atas dan dia selipkan kepalanya di situ. Aahh...ternyata dia sapukan bibir dan lidahnya di ketiakku yang halus tak berbulu itu, kumis kasar itu menggelitikku sehingga desahanku bercampur dengan ketawa geli."Uuuhh..Pak...aakkhh...!" aku kembali mencapai orgasme, vaginaku terasa semakin banjir, namun tak ada tanda-tanda dia akan segera keluar, dia terlihat sangat menikmati mimik wajahku yang sedang orgasme.

in yang masih merasa terpacu ti

pin" ucap anim sambil men

sung duduk di kursi Ririn langsung turun dari kursi dan duduk di lantai kepalanya mengarah ke arah benda asing pak Arif pas depan wa

ng itu Ririn langsung naik ke paha pak Arif mengarahkan benda asing itu pas di celana dagingnya setelah itu Ririn menurunkan seca

it dengan gaya begitu pak Arif tiba- tiba memeluk anin dan berdiri Ririn yang kaget saat pak Arif berdiri langsung memeluk pak Arif dan pak Arif mulai kegiatannya kembali sambil mengendong anin, Anin yn

n...!!" desahnya dengan

.." aku berusaha ngomong wal

dengan gencar sampai dia mengerang keras dan menjambak rambutku. Maninya menyemprot deras membasahi wajahku, aku membuka mulutku menerima semprotannya. Setelah semprotannya mereda pun aku masih mengocok dan mengi

eadaan bugil, aku berjalan sempoyongan ke dapur mengambil kain lap dan segelas air putih. Waktu aku kemb

lebih kita bermain sangat nikmat apa lagi daging belahmu sung

ntu depan. Sebelum keluar dari pagar dia melihat kir

Sebelumnya
Selanjutnya
Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY