las kosong lalu mengambil satu buah apel untuk di
risi jus buah yang sudah diberi obat perangsan
bicara dalam hati sambil melihat pintu kamar Arsenio. "Arsen, Adel
saling melihat. Arsenio bangun dari kasurnya la
skan ini, jangan sampai ketah
apikan sofa lalu beranjak ke ka
Bu Martha, "apa jangan-jangan mereka lagi bercinta? M
membuka pintu sambil
sudah
emperhatikan dua gelas di atas
sana bangunkan dulu istrimu." B
unkan Adelia, "Sayang bangun, ada Mam
eliat. "Ada apa, Sayang?"
atin jus buat ki
un dari tidurny
amuan sedikit. Sudah ayo, mi
mau mereka mengambil jus buah tersebut. Mer
enio memperhatikan ge
tahu. Aman kok. Ayo, m
hat. Mereka ragu untuk meminumnya. Aka
malah dilihatin terus? H
us tersebut. Mereka meminumnya secara pela
jus saja sampai pelan-pelan
sampai tidak tersisa. Mereka kembali saling lirik. Bu Martha t
ian. Pokoknya kalian harus cepat-cepat kasih cucu," u
uar kamar. Arsenio menggelengkan kepalanya. Dia kemudia
rintah Arsenio setelah b
di sini? Saya juga tidak mau." A
erbaring di temp
h ramuan apa ya, sama
apa ramuan itu. Mudah-mudahan ramuannya tidak ada apa-apanya."
," pinta Arsenio lalu
ya
*
ok sudah pada begitu. Mama ke sana juga sudah pada tidur. Jam segini suda
*
ubuh mereka terasa panas dan seperti ingin merasakan sesuatu di ba
ampun panas sekali dan kenapa aku ingin sekali merasa
bercinta. Belum pernah aku seperti ini." Arsenio berbicara dalam hati sambil membalik
an hal itu. Ya ampun, kenapa aku ini? Aku ingin sekal
a. Ternyata Arsenio sedang menatapnya tajam. Mereka sama-sa
Arsenio memperhatikan pergerakan Adeli
lalu tubuh Adelia ditarik dan di peluk dari belakang. S
ia meronta, tetapi hasr
Kamu sudah menjadi istriku tidak apa-apa untuk mala
a dia gerayangi. Dia kemudian membalikkan tubuh Adelia ke
a digantungkan ke leher Arsenio masih sambil berciuman. Keduanya seakan
ula dengan Adelia. Tubuh Adelia pun Arsenio angkat lalu be
reka semakin membara. Mereka seperti ingin segera mengeluarka
sing-masing. Tatapan mereka benar-benar penuh nafsu.
*
senio menjadi bantalan untuk Adelia. Sementara tangan satunya lagi memeluk e
tkan keningya sambil memperhatikan yang ada di hadapann
ertidur sambil tersenyum dan tangan Arsenio masih memeluk tubu
Adelia memperhatikan tubuh Arse
, ampun kenapa aku tidak pakai baju? Apa yang telah aku lak
dian semalam. "Tidak! Tidak mungkin apa yang aku lakukan semalam?