ik. Berharap Bu Martha tidak
gat mesra sekali." Bu Martha memperhatikan figura besar y
kasih, Ma," u
duduk berhadapan dengan Bu Martha. Tangan
unya cucu dari kalian." Bu Martha memperhatik
erusaha. Iya, 'kan, Sayang?" Arsenio menol
lagi usaha," kata Adeli
da, jangan kalah sama yang tu
lirik lalu tersenyum kaku sa
*
dililit saja. Dia berjalan sambil mengeringkan rambutnya mengguna
t dan tubuh yang masih basah, seakan terlihat seksi dilihat o
amu ingin mencicipinya? Jangan harap! Kita sudah sepakat tidak
k mau. Kesucian saya hanya akan saya berikan kepada suami te
kamu masi
k saja saya dibila
ka pacaran, tetapi di luar batas. Ternyata masih ada wanita yang s
sip saya." Adelia memperh
mu tidur di sofa. Aku di kasur. Ingat! Jangan sampai mamaku
ya
*
a dulu, ya," ucap Arsenio l
tanya. "Iya, Sayang. Hati-hati, ya." Adelia
mereka. "Mama senang lihat kalian kaya
suami istri itu." Arsenio menari
h Arsenio sambil tangannya p
kat, ya." Arsenio melepaskan
. Kamu hati
e,
*
t punya anak. Mama sudah tidak sabar
delia bingu
ak Mama kalau d
Adelia kaget dengan p
bercinta." Bu Martha mencolek tangan
" Adelia garuk-garuk k
u ceritakan saja. Kita
... anu, Ma," ucap Adelia lalu t
ta. Arsen kuat, 'kan di atas ranjang?" Bu
ama ini? Aku bingung harus jawab apa." Adelia ber
amun. Kenapa? Kamu t
udnya, Ma?" tanya
a kalau b
ulai mengerti. "Tapi, Mama ja
nang saj
el masih pengen. Eh, suamiku sudah tidak mau." Adelia memajukan
tap tajam Adelia. "Kenapa beda sek
rpenting Adelia mencintai Arsenio
Arsen kenapa nikahnya diam-diam? Tidak dira
ita, Ma. Sayang
a, 'kan semua wanita ingin dirayakan a
*
andeng Arsenio. "Mama mau bicara sama kamu. Ayo, ke kam
lang. Belum ganti baju lagi." Ars
r Mama." Bu Martha mendorong Ar
, Ma?" bingu
." Bu Martha mene
Martha lalu duduk di sampi
sama istrimu bagaiman
Mama?" Arsenio melonggarkan dasi
au lagi berbicara." Bu Mar
pertanyaan, M
iya. Istrimu kalau di a
ih, Ma?" Arsenio ba
Tinggal jawab saja, Arsen. Ayo, duduk lag
nio kembali duduk di
Bu Martha mer
batin Arsenio, "Tapi Mama jangan bilang
a bilang-bilang. A
iku malah tidak mau," kata Arsenio lalu menahan tawa, "maafkan aku Adelia, aku
irnya, Bu Martha bingung sendiri. K
kan sesuatu. Untung aku bawa obat itu." Bu
au ke kamar." Arsenio
Ingat jangan bila
a,
a lalu berpikir sambil mengerutkan keningnya. Dia
harus memasukkan obat perangsang ini ke minuman kalian