kl
nnya bersama Gaby di salah satu kam
nakjubkan terpampang
ntai kamar. Balon-balon berbentuk hati yang bergelantungan bebas di udara. Menempel pada setiap sudut ruangan. Lilin-lilin kecil yang terkunci rapat di dalam sebuah lampion yang ditebar acak di segal
aan yang redup temaram, membuat kon
e atas. Semua hal ini bahkan terlihat lucu
Gaby saat dilihatnya Gibran berjalan dengan santainya k
un pengantin yang berat dan panjang, membuat Gaby begitu ke
cowok!" makinya lagi, bahkan sa
n men
ni, ingin rasanya dia berpura-pura un
!" perintah Gaby lagi seolah-olah Gibran adalah babunya. Wanita cantik itu
ara resepsi pernikahan mereka, Gaby terus saja merengek pada Gibran meminta tolong ini-itu dengan wajah sok polosnya. Gaby benar-benar artu akting. Dia sangat pintar mengelabui or
meremang saat jari jemari Gibran
inya dia suda
rang Gaby setelahnya, dia berubah pikiran. Sadar dari kekeliruanny
ali! Sekali
ee
secara paksa hingga ke bawah dan menampakkan pu
tu kini hampir melorot seandainya Gaby tidak sigap menahan dengan ke dua tangannya. Sebab gaun yang Gaby kenakan saa
enang sekali menggoda Gaby dan mendapati wanita
akaiannya satu persatu. Hingga menyisakan sepotong c
n ke arah k
Tok
uga pengen mandi!" teriak Gibran
rendem!" sahut suara dari da
ede nggak?" ta
nanti," sahut Ga
mbali tertawa. Pasti mukanya Gaby sekarang
ndi berdua sama gue!" sahut Gaby
bir hingga bibir baw
nya lo! Sama aja kok kayak punya c
mulut lo ya, Gibran!" ancam Gaby de
api dengan suaranya ya
n menyampaikan maksudnya. Dia hanya mencoba untuk menghindar. Gibran takut dirinya
i. Perasaannya tiba-tiba merana. Ya kali, malam pert
ng penting lo tau
. Gibran rese
arus tanda tanganin perjanjian pernikahan k
ya. Dia berjalan dan duduk d
ndapati satu pesan masuk dari orang
an
wa
fo tentang cewek yang
etemu
embalasnya d
n di
br
, di temp