img Dicerai Suami, Dipinang Sultan  /  Bab 6 Asha merasa sedikit hangat | 23.08%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 6 Asha merasa sedikit hangat

Jumlah Kata:1702    |    Dirilis Pada: 07/12/2024

uka-luka di hati Asha. Ia duduk di kursi kecil dekat jendela apartemennya, memeluk secangkir te

terngiang di telinganya, "Kamu pantas mendapatkan cinta yang tulus.

. Ia ingin melupakan segalanya, tapi kenangan itu terus memburunya. Kata-kata kasar Raka, tawa mengejekn

rt

irik layar. Kali ini, bukan Raka. Nama yang terte

nggilan itu deng

el terdengar rendah, hampir berbisik. "Aku cum

"Aku baik-baik saja, Pak Rafa

engan nada tegas. "Aku nggak mau memaksamu bicara, tapi kal

a sadari. Ada sesuatu dalam nada Rafael yang membua

akukan ini untukku?" bisik

afael, suaranya kini lebih lembut. "Dan aku tahu bagaimana ra

ang Kembal

a, membiarkan pikirannya melayang jauh ke masa lalu. Ia teringat saa

Raka pernah berkata, menatapnya dengan m

ejekan. Kata-kata manis berubah menjadi racun. Dan perhatian yan

erlintas di pikirannya. Malam itu, mere

ginkan! Kamu cuma tahu caranya mengeluh dan me

sar. "Raka, aku hanya ingin kita bicara. Aku ha

! Kenapa aku harus peduli?" balas

hatinya, tetapi juga di tubuhnya. Stres akibat

pan ya

ang, meskipun bayangan masa lalu masih kerap menghantuinya. Setiap pagi di taman kanak-

ng menonjol. Gadis kecil itu selalu me

uatu hari, memberikan gambar hati berwarna mer

genang di matanya. "Terima ka

a hidupnya masih punya arti. Namun,

an Tak

g dari sekolah, ia melihat sosok yang tak asi

sini?" tanya Asha tajam,

Raka, wajahnya terlihat lebih lelah d

an, Raka. Kita sudah selesai," balas

t Asha membeku. Ia menatap tangan Raka di lenganny

elah menghancurkan segalanya. Tapi aku ingin memp

erbaiki? Kamu pikir luka ini bisa diperbaiki? Kam

a. Aku cuma minta kesempatan," Raka

menjawab, suara lain terd

el berdiri beberapa meter dari me

Tatapannya yang sebelumnya penuh rasa

nggak mau bicara sama aku?"

tanya semakin deras. "Raka, pergi

balas, tetapi Rafael melangkah

Raka. Jangan ganggu dia lagi," kata Raf

erbalik dan pergi, meninggalkan Asha

a dengan lembut. "Kamu ngga

ata Rafael, tetapi karena kehadirannya yang seolah menjadi tameng dari segala

ka-luka di hati Asha. Ia duduk di kursi kecil dekat jendela apartemennya, memeluk secangkir teh

erngiang di telinganya, *"Kamu pantas mendapatkan cinta yang tulus."

Ia ingin melupakan segalanya, tapi kenangan itu terus memburunya. Kata-kata kasar Raka, tawa mengejeknya

rt.

rik layar. Kali ini, bukan Raka. Nama yang tertera

nggilan itu deng

el terdengar rendah, hampir berbisik. "Aku cum

Aku baik-baik saja, Pak Rafael

engan nada tegas. "Aku nggak mau memaksamu bicara, tapi kal

a sadari. Ada sesuatu dalam nada Rafael yang membua

akukan ini untukku?" bisik

fael, suaranya kini lebih lembut. "Dan aku tahu bagaimana rasa

-

ang Kembali

a, membiarkan pikirannya melayang jauh ke masa lalu. Ia teringat saa

aka pernah berkata, menatapnya dengan mat

ejekan. Kata-kata manis berubah menjadi racun. Dan perhatian yang

erlintas di pikirannya. Malam itu, mere

ginkan! Kamu cuma tahu caranya mengeluh dan me

sar. "Raka, aku hanya ingin kita bicara. Aku ha

! Kenapa aku harus peduli?" balas

hatinya, tetapi juga di tubuhnya. Stres akibat

-

pan yang

ang, meskipun bayangan masa lalu masih kerap menghantuinya. Setiap pagi di taman kanak-

ng menonjol. Gadis kecil itu selalu me

atu hari, memberikan gambar hati berwarna merah

enang di matanya. "Terima kasi

a hidupnya masih punya arti. Namun,

-

uan Tak

g dari sekolah, ia melihat sosok yang tak asi

sini?" tanya Asha tajam, s

Raka, wajahnya terlihat lebih lelah d

an, Raka. Kita sudah selesai," balas

t Asha membeku. Ia menatap tangan Raka di lenganny

lah menghancurkan segalanya. Tapi aku ingin memper

erbaiki? Kamu pikir luka ini bisa diperbaiki? Kam

. Aku cuma minta kesempatan," Raka me

enjawab, suara lain terden

el berdiri beberapa meter dari me

Tatapannya yang sebelumnya penuh rasa

nggak mau bicara sama aku?"

tanya semakin deras. "Raka, pergi

balas, tetapi Rafael melangkah

Raka. Jangan ganggu dia lagi," kata Raf

erbalik dan pergi, meninggalkan Asha

a dengan lembut. "Kamu ngga

arena kata-kata Rafael, tetapi karena kehadirannya yang seolah me

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY