img Istri Kontrak Sang CEO Dingin  /  Bab 1 Beban berat di pundak Hana | 4.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca
Istri Kontrak Sang CEO Dingin

Istri Kontrak Sang CEO Dingin

img img img

Bab 1 Beban berat di pundak Hana

Jumlah Kata:1340    |    Dirilis Pada: 22/11/2024

sejak dini hari. Ia berdiri di depan jendela kecil rumah sederhana yang ditinggalinya bersama keluarganya. Pikirannya jauh melaya

. Beban keluarga seolah sepenuhnya berada di pundaknya. Ayahnya, Aldiansyah, sakit keras. Penyakit jantung yang sudah lama dideritanya semakin parah. Biaya pengobatan yang terus menumpuk membuat keluarga mereka jatuh dalam kubangan huta

sar, dan mereka sudah terlilit hutang di sana-sini. Hatinya perih melihat sang ayah terbaring lemah di ranjang rumah sakit, wajahnya pucat dengan selan

ndaraan-kendaraan yang berlalu lalang di jalanan kota yang sibuk. Semua orang tampak tergesa-gesa dengan urusan masing-masing,

. Matanya kosong, memandangi lantai tanpa arah. Hana tahu, ibunya juga sedang dalam

n?" tanya Hana, menco

ayahmu. Bagaimana nanti biayanya? Rumah sakit bilang kalau kita tidak bisa melu

r hal itu dari dokter, tetapi mendengarnya lagi dari

ha meyakinkan dirinya sendiri lebih dari siapa pun. Ia tidak

i melihat ayahmu, ibu sangat tidak teg

menggenggam tangan sang ibu dengan le

asur dan membuka laptopnya. Selama beberapa minggu terakhir, Hana terus mencari pekerjaan tambahan, tetapi belum ada satu pun yang berhasil. Tawaran yang datang kebanyakan hanya pekerjaan

tiap pintu yang diketuk terasa seperti jalan buntu. Setiap solusi yang munc

etika ia melihat nama yang tertera di layar, jantungnya tiba-tiba berdebar. Pesan itu datang dari Leni, sahabatnya yang sudah lama bekerja seba

eorang yang bisa bantu dia dalam waktu dekat. Coba kamu datang

dalkan, tapi ia juga tahu, jika seseorang seperti bos Leni mencari bantuan, kemungkinan besar ada sesuatu y

encerna segala kemungkinan yang ada di depannya. Jika ia tidak mengambil langkah sekarang, kondisi keluargan

*

Ray Aditya, seorang CEO muda yang namanya sudah sering ia dengar di berbagai media. Hana merasa sedikit gentar memasuki t

Leni saat meli

ke arah sumber suara, ada Leni di sana, dan Hana

mana kantor pribadi Ray berada. Sepanjang perjalanan, Leni tidak banyak bicara, hanya menyuruh Hana untuk tenang dan berusa

bukan orang jahat," bisik Leni sambil

a apa ya, Len?" Tanya

Aku tidak tahu, Hana. Tapi aku de

elan. Jantungnya

kerja dulu ya. Bye bye Hana..." Setelah mengat

mandangan kota Jakarta dari ketinggian. Di balik meja besar yang tertata rapi, duduk seora

a terdengar dalam, memecah

orang Pria yang menelusuri sosoknya dari ujung kepala hingga kaki, seolah menilai se

duk di sofa panjang tanpa basa-basi. "Leni

ludah. "Ya,

g yang hanya mencari pekerjaan. Beliau butuh seseorang yang berani mengambil r

mbayarmu dengan bayaran yan

ia itu membuatnya merasakan bahwa apa yang akan ia hadapi bukanlah pekerjaan biasa. Namun, ketika ia mengingat ayahnya yang sakit dan ke

egas, meski dalam hatinya

emudian mengangguk. "Baik. Kita akan l

tapi satu hal yang pasti, ia harus mengambil langkah ini, demi keluarganya, demi ayahnya. Da

harus menyiapkan kontrak kerjasama ini secepatnya," kata Pr

tu kamu boleh pergi,

arah Ray Aditya yang berwajah tam

tunggu kabar ba

t. Ruangan yang sangat penuh dengan ketegan

Ayah secepatnya," kata Hana bicara sendiri

*

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY