alam kamarnya, karena sebentar lagi, Al
lukan dari gurunya. "Tampang Ko
lan seperti itu, mungkin karena Alan serin
ke sekolah hanya mem
suk ke ruang kelas lalu dudu
ena setiap pelajaran matematika, Alan selalu d
dengar suara
..! Begitulah kira-
embali duduk di kursinya masing-mas
lissa masuk keruangan lalu d
guru." Sapa semu
" Balas Bu Elissa de
i pelajarannya, lalu menu
, Bu Elissa meminta semua murid
kan soalnya, kalau sudah selesai tolong kumpulkan tugasnya di me
anyak sekali siswa yang membicarakan Bu Elissa, bukan han
um semua, dan tidak pernah fokus dengan pelajarannya, ka
ya, Alan mengumpulkan tugasnya. W
il Alan. Dan Alan sudah langganan di panggil Bu Elissa, k
Pinta Bu Elissa yang suda
setiap pelajarannya, aku terus yang dipanggil, siap
ya Bu Elissa lalu matanya melotot menatap A
i kursinya, lalu pergi ke
rtama kalinya Alan dipanggil ke depan, dan hampir setia
an berdiri menghadap
m mengejek Alan, karena ia sudah tahu, sebentar
a kembal
sudah banyak kemajuan ya." Kata Bu Elissa lalu tersenyum m
un Alan tidak senang mendengar pujian dari gurunya, Karena Alan merasa,
lanya menatap lantai keramik, karena Alan t
a kembal
man kamu bisa melihat cara perhitungannya dari man
jantungnya sudah hampir lepas dari tempatnya, ka
pan tulis, setelah selesai, Bu Elissa m
g ini." Pinta Bu Elissa lalu
n ini, karena setiap pelajaran Matematika,
a Bu Elissa, karena melihat
Ucapnya sa
tidak mengerti pelajaran matematika, karena tidak ada
an, setelah selesa
a, namun setelah melihat hasilnya,
ondong menertawakan Alan. Bahkan saking gelinya,
jadi, dan aku tetap tabah menghadap
a kembal
sambil menggelengkan kepalanya, karena kecewa melihat Alan yang hanya dika
ena tidak mungkin Alan mengatakan kalau
a kembal
nghadap keruangan saya, sekarang kamu bo
Elissa sudah mengancam Alan, kalau sampai Alan tidak
ursinya, dan melanjutka
terdengar suara
Kriiing...
karena Bu Elissa sudah
n sama Bu Elissa." Uca
kek." Sahut Alan frustasi, karena Alan sudah
Alan sambil cengengesan, karena merasa lucu me
otak nggak dateng, jadinya gini deh Loa
endiri main mulu." Sah
macan datang
ru terpopuler di sekolah kita nih." Kat
nya bantuin kek." Sahut Alan merasa kesal, ka
ia kan janda." Sekara
lissa dulu, takut dia nungguin gua." Ucap A
pulang semua, yang tersisa hanya A
sa, jantungnya berdetak sangat cepat. Alan
ekolah seperti kayak di neraka." Ba
ngannya, karena ia ingin s
misi Bu." Ucapnya sa
Bu Elissa di s
langsung mendorong pintunya, la