am ke
a keputusan terhadap tersangka pembunuhan, Ethan Christopher. Di dalam ruang sidang yang
han melakukan pelecehan seksual dan pembunuhan korban. Selain itu, klub malam yang menjadi lokasi kejahatan aka
dam, "Aku tidak bisa terima keputusanmu!" Teriaknya d
" balasnya dengan ketegasan yang tidak bisa dibantah. "Terima a
rasa ada sesuatu yang kurang. Ia menatap Ethan yang penuh dengan amarah dan kemudian men
ndah namun penuh makna sebelum beranjak keluar dari ruang sid
Mata mereka tersembunyi di balik lensa gelap, namun jelas dari raut wajah mere
an kepalan tangan yang mulai bergetar. Dengan cepat, tangannya meraih sesuatu di dalam jake
asalah pada bos kita," bisik temannya dengan nada mendesak, matanya was
unya," jawab pria itu dengan suara serak yang dipenuhi kemarah
Grace Anderson Shin, kau tidak layak menjadi penegak hukum!" bentaknya dengan kebencian
ghantui. Dalam batinnya, ia berbisik, "Maafkan aku, Aku akan membebaskanmu!" Tekad itu semakin kuat dalam dirinya, meskipun
*
gan yang berat, Grace melangkah kembali ke ruang kantornya. Begitu pintu terbuka, dia disambut oleh rekan-rekannya yang sudah menunggu d
nghampirinya. "Grace, selamat untukmu, karena telah berha
s gangster yang paling ditakuti dan terkenal dengan kekejaman
atnya berkilat dengan sesuatu yang tak bisa dijelaskan dengan mudah. "Ethan Christoper dikalahkan oleh
yataan itu. "Grace, apa maksudmu?" tanya Billy, mem
yang berat itu. "Raymond Scott pelaku utamanya, dan aku yang merekayasa bukti palsu untuk menjeb
*
gota kepercayaan Eth
gelap yang hanya diterangi oleh cahaya lampu meja. Di luar, suara hu
dikit bergetar namun penuh dengan tekad. "Kami tidak akan tinggal diam.
asi, membuat pria itu semakin cemas."Emil, Yang aku inginkan adalah keadilan. Membunuh dia sanga
itu. Aku ingin tahu pejabat busuk itu membayarnya berapa
unuhnya?" tanyanya, suar
an. "Tidak! Cukup menyiksanya saja. Karena aku ingin dia membersihkan n
*
a membuka pintu dan melangkah masuk ke dalam ruangan yang gelap gulita. Jari-jarinya de
, alisnya berkerut penuh kecurigaan. Ia berhenti melangkah, merasakan ada yang tidak beres. Kegelapan
t segera bangkit, membuatnya lebih waspada. Dengan cepat, ia meng
nyusuri ruang tamunya yang sunyi. "Kalau sudah datang, kenapa
ergerak dengan tenang, tapi tak terbantahkan, mengepung Grace. Cahaya dari luar yang samar-samar me
mimpin kelompok itu dengan sikap dingin. Ia adalah Emil
tau kami akan memb
ada sedikit pun rasa takut yang terlihat di matanya. "Ethan Christoper mengutus kalian
kelompok gangster yang menakutkan. Masing-masing dari mereka memiliki sen