setelan yang diminta Lucas. Rok mini hitam, tank
dari biasanya, memberikan kesan pro
etap ada. Hanya sementara, pikirnya. Ia akan men
g sunyi. Sekretaris senior yang kemarin mengajarinya belum datang, jadi
an memahami alur pekerjaan agar tidak keliru. Matanya fokus pada dokumen, d
Lucas keluar dari sana, berjalan tegap dengan setelan jas hitam mahalnya, waj
ngsung, tapi Lucas sudah memperhatikannya. Tanpa basa-basi,
awal," ucap Luca
ikan semua pekerjaan siap sebelum dimulai," jawabny
kur setiap detail penampilan gadis itu. "Bagus," ujarnya sambil menyeri
nnya tak menentu. "Saya hanya berusaha mengikuti arahan B
ka pekerjaanku berantakan. Jadi, pastikan kau melakukan segalanya dengan benar. Aku tidak ingin ada ke
tenangan. "Saya akan melakukan yang terbaik, Pak. Kal
s itu sungguh-sungguh menyiapkan tugasnya dengan baik. "Kau bisa mulai dengan merapikan semua jadwal yang ada d
akan mulai sekara
kau pasti sudah tahu apa hukumannya," bisik Lucas sambil meremas se
an membuatnya memekik pelan. Lucas seolah menikmati,
terkekeh. "Lanjutkan pekerjaanmu, nant
ik lagi, lalu berbalik, kembali ke rua
Flora menghela napas panjang, mencoba mengen
iap gerakanku. Aku harus benar
merasa sedikit lebih tenang, terutama saat wanita itu mul
i mejanya tiba-tiba berdering. Flora menatap laya
tahu apa yang telah terjadi di antara kami," ba
is apa yang mungkin akan terjadi jika ia menerima panggilan itu. Ia men
antu?" sapanya, berusaha terdengar prof
ng," suara Lucas terdengar dingin
itu sejenak setelah Lucas memutus p
menjadi satu. Namun, di sisi lain, ia tahu ia tidak punya pilihan
menjadi tiket kebebasanmu, Fl
gkah yang berat. Setiap langkah terasa sepert
gan perasaan campur aduk antara ketakuta
i hanya tentang pekerjaan. Namun, pandangan dingin Lucas yang m
sambil memberi isyarat dengan
maju, dan begitu ia berada di d
nya, seolah memberi perin
n marahnya, lalu perlahan melepaskan blazer yang membalut tubuh
p-nya terlalu longgar," gumamnya sambil menggeleng pelan. "Dan rok mini itu ...,"
il menahan perasaan geram. Pria in
rkecamuk. Namun, Flora tahu bahwa menentang Lu
penolakan, tapi ia hanya tersenyum tipis. "Duduk," katanya
ngan permintaan itu. "Di meja ini, Pak?" tanyanya per
kat, dengan nada suara
menjerit, ia tetap menurut. Dengan hati-hati, ia d
menampakkan kain pembungkus dua gundukan sintal berwa
pas tautan kain penyangga itu dan dua buah
Lucas malah meraup sebelah buah dadanya dan meremas lemas sat
imu. Lihatlah suatu saat nanti, aku akan membuatmu hina! Lebih hina dibandin