ikan
apa yang telah kita lewati hanya sebuah gurauan? Kita telah melewati
elama ini aku bertahan karena kamu mendukungku dengan cintamu. S
taimu, Tri. Aku a
aubuktikan sekarang," kata Gayatri kini kembali memung
menarik tangannya. Lalu kembali me
h kamar. Dan itu akan membuat
ekankan suaranya keras di telinga Gayatri walau su
hitam untuk menutupi
. Suatu saat nanti aku pasti akan mengetahuinya. Aku takkan memberimu ruang dengan menceraikanmu dan kamu bisa bers
ah mengaitkan orang lain untuk menutupi aibnya. Siapa juga Rendra? Sejenak Gayatri teringat saat pemuda
a, ke kamar mandi untuk mandi. Setelah sholat tahajut, segera bersiap-siap dengan memakai gamis terbaiknya untuk pergi kerja setelah sholat
n, Gayatri sudah m
angun dul
iak. Matanya menger
ni kok sudah ra
kerjaan diajak Bu Ratna kerja di WO-nya. Har
n punggungnya, bersandar ke
untuk Galing juga ayahmu? Kalau Bunda bik
ng sih ghak macam-maca. Kalau Ay
oleh gitu sa
a dia. Dia tak pantas setelah
rambut panjang anaknya. Di hatinya tera
euangan kita juga lebih baik," kata Galuh lalu beranjak ke almari plastiknya. "Lihat nih, Bund,.. ini yang kudapat d
a. "Kamu masih pakai jilbab kan kalau
n dengan penyanyi yang berjilbab, lalu Raksa dengan marah malah me
a Raksa disebut. "Kamu sepertin
p Bunda tak
rharap nanti kamu bisa sekolah sampai tinggi, dan
a nyoba ke SMAN I yang isinya orang pintar semua. Kalau aku, nilaiku pas-
anakan masa depan. Bunda hara
"Jamaah sama Bunda yuk,
k lalu beranjak
uh sama Bunda," kata Gayatri
Galuh, Bund. Bunda na
Bu Ratna lumayan jauh, dia memang takut
pedanya ketika dia dikejutkan
ekarang pergi p
meletakkan tas kecil
tar," kata Prayogi sambil
, Aku bisa
gan tetap mengayuh sepedanya sejauh itu. Diam-diam Prayogi yang khawatir terjadi sesuatu dengan Gayatri mengikutinya dari belakang dengan memelankan sepedanya. sampai akhirnya dia
oblong dan celana pendek, telah memperhatikan dari balkom sebelah rumah itu, sejak Gayatri datang hinggah pergi dengan mobil. Walau dari ke
alkan Gayatri setelah mobil melaju. Gayatri menjabat tangan teman-teman barunya dengan takjub dengan danda
pa-apa," kata Gayatri d
l ada kemauan nanti
ati, Mbak. Karena pekerjaan
na ghak sedikit orang yang kita rias akan melayang
sahabat entah kenapa. Terlebih jika dia m
aat mereka memasuki ruangan, sepertinya memang ada yang sedikit berubah walau setelah dia ke dalam dan memasuki sebuah kamar, dia masih ingat, bahwa dia pernah main di kamar yang catnya tak pernah b
kaian pengantin yang dia siapkan untuk pakaian pengantin gedung yang semuanya
in. Yang lainnya biar di kamar sebelah," kata Bu Ratna de
adalah Nastiti, Nastiti Hariwijaya, sepupunya, teman bermainnya sejak keci
ng, demikian juga dengan rombongan pen
tri ke depan, makin bingung setelah melihat siapa penghulu yang akan menikahkan sepupunya.
ra halus di dekat Gayatri yang membawa penga
yum kaku menat
ang kini memperhatikan Gayatri. Lelaki yang sebenarnya sudah
rlihat tegang. Lalu tersenyum,
a gayatri